Bacaan Alkitab setahun: Amsal 8; Yohanes 18; 1 Raja-Raja 3-4
Agar kita memiliki energi, kita butuh karbohidrat. Ada karbohidrat yang bisa terserap mudah oleh aliran darah, tapi ada pula yang terserap secara lambat. Alat ukurnya disebut Glycemix Index (GI).
Makanan yang banyak disarankan oleh para ahli kesehatan adalah makanan dengan kadar GI rendah. Makanan jenis ini akan lebih lama dicerna dan melepaskan energi secara perlahan. Makanan dengan GI rendah baik bagi mereka yang menderita diabetes, sedang menguruskan badan atau yang ingin memiliki daya tahan tubuh yang stabil. Banyak terdapat dalam nasi merah, roti gandum, oatmeal, apel, buah pir, yoghurt dan beberapa makanan yang berserat tinggi.
Makanan dengan kadar GI tinggi menaikkan gula darah secara cepat, dapat dijumpai dalam nasi putih, mie, mashed, kentang, cornflake, dan semangka. Makanan-makanan jenis ini mudah dicerna dan lebih cepat dalam memberi energi. Ini bisa bermanfaat jika kita sedang kelaparan saat bekerja, tapi makanan ini membuat kita cepat lapar kembali sehingga ingin makan terus dan membuat penumpukan lemak.
Hal serupa dapat kita temui dalam kehidupan rohani kita. Jika kita butuh makanan rohani yang instan, saat ini kita bisa mendapatkannya dengan mudah melalui KKR-KKR besar, mendengarkan khotbah pendeta yang berkharisma, atau bisa melihat pengkhotbah favorit kita di situs-situs terkenal. Di sisi lain, untuk kita juga butuh makanan rohani ‘yang sulit dicerna', kadang perlu usaha untuk menelannya misalnya dalam bible study, bacaan buku rohani, atau pengalaman dan pergumulan pribadi yang rumit. Meski kadang tidak enak di mulut, tapi inilah yang menghasilkan energi rohani dan membuat daya tahan rohani kita lebih lama dan sehat.
Rhema dalam kehidupan akan menjadi energi rohani yang dahsyat kuasanya. Sudahkan Anda mengalaminya?