Yesus Adalah Jalan Pendamaian
Kalangan Sendiri

Yesus Adalah Jalan Pendamaian

Lori Official Writer
      24

Salam jumpa dari saya Maria Kaesmetan dan hari ini kita pasti akan diberkati kembali oleh Kebenaran Firman Tuhan. Dan di Minggu Paskah ini kita mempunyai topik Yesus adalah Jalan Pendamaian. 

 

Ayat Renungan: Efesus 2: 13-14“Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus. Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan...”

 

Seperti kita tahu, pada waktu Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, sejak itu manusia hidup di dalam dosa dan manusia harus menanggung akibatnya. Seperti di kitab Roma sampaikan bahwa “semua orang telah berbuat dosa dan kehilangan kemuliaan Allah” dan “upah dosa itu adalah maut.”

Saudara yang dikasihi Tuhan, sekalipun manusia telah hidup di dalam kutuk, di dalam dosa mereka, Allah sendiri punya inisiatif mengirimkan Yesus Kristus sebagai jalan untuk manusia boleh didamaikan dengan Tuhan. Kitab Efesus 2: 13-14 berkata, “Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus. Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan...”

Dulu, tradisi persembahan korban bakaran dilakukan sebagai bentuk penghapusan dosa. Tetapi hal itu tidak lagi berlaku di masa ini karena korban itu telah digantikan oleh korban yang sejati yaitu Yesus Kristus.

Pada waktu zaman Yesus, Dia hidup di bumi dan Dia mengambil rupa sebagai manusia, sebagai hamba. Dan Dia menderita, Dia menanggung segala sesuatu. Bahkan pada waktu hari kematian-Nya, lambung-Nya ditusuk, kepala-Nya dimahkotai duri, Dia dicambuk. Semua itu Dia mau lakukan demi satu: supaya hubungan yang terputus antara Allah dan manusia boleh pulih kembali.

Pengorbanan Yesus memulihkan hubungan manusia dengan Allah. Tidak lagi ada domba yang dipersembahkan sebagai korban. Kapan itu terjadinya hubungan itu dipulihkan? Pada waktu Yesus menyerahkan diri-Nya di kayu salib. Saat Dia berkata: “Tetelestai. It is finished.” Dia telah selesai menjalankan tugas-Nya sebagai korban domba sembelihan untuk dosa seluruh umat manusia. 

Karena itu barang siapa yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal (Yohanes 3: 16). Di kitab Yohanes 1: 12 bahkan disampaikan, “Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya...” Hubungan yang paling hakiki, yang begitu dekat, adalah anak dan orang tua—anak dan bapak. Demikian digambarkannya Tuhan yang mengangkat kita jadi anak.

Kapan saja dan dalam keadaan apa pun, Tuhan berkata, Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau.” Sebagai anak-anak Allah, kita memiliki keistimewaan luar biasa karena tirai sudah terbelah—tidak lagi dibutuhkan perantara - Yesus telah menyatukan kita dengan Allah. Kita bukan lagi hamba atau orang asing, melainkan anak-anak-Nya yang sah, yang dapat berbicara kepada-Nya, meminta, dan menerima warisan sebagai anak. Hidupilah identitas ini dengan keyakinan bahwa Tuhan sungguh mengasihi kita dengan kasih yang kekal.

 

Momen Refleksi:

Kapan terakhir kali Anda menyadari bahwa Anda adalah anak Allah dengan hak istimewa? Jika sudah yakin, hidupilah identitas itu dalam segala keadaan. Jika masih ragu, yakinkan dirimu hari ini. Dan jika belum, terimalah Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat satu-satunya dalam hidup Anda.

Hak cipta ©Maria Kaesmetan, Spiritual Life CBN Indonesia

Ikuti Kami