Yakobus 4: 14b-15
Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja
kelihatan lalu lenyap.Sebenarnya kamu harus berkata: "Jika Tuhan
menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu.
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 30; Filipi 2; Ayub 40-41
Sebelum tahun baru tiba, biasanya setiap kita akan membuat
resolusi masing-masing. Kita berkomitmen untuk menurunkan berat badan, lebih
banyak olahraga, makan lebih sehat, dan mungkin menghabiskan lebih sedikit waktu kerja.
Semua niat ini patut dipuji, tapi bagaimana dengan komitmen
kita untuk Tuhan? Bagaimana kita bisa berupata melayani Tuhan lebih baik di minggu-minggu dan bulan-bulan berikutnya?
Langkah pertama yang harus kita ambil adalah menjadi lebih
bertekad, lebih tegas, mengikuti kehendak-Nya. Kita gak perlu lagi memikiran
apa yang kita inginkan dan haya fokus sepenuhnya pada apa yang sudah Tuhan rencanakan untuk kita di tahun depan.
Di Yakobus 4: 13-17, Yakobus mengingatkan soal respon kita
dalam membuat keputusan atau rencana. Dia mengatakan bahkan gak seorang pun yang bisa tahu apa yang akan terjadi besok.
Waktu kita merencanakan sesuatu dengan yakin, itu artinya
kita sedang mengganti kehendak Tuhan dengan kehendak kita sendiri. Kita membual
tentang rencana kita untuk menghasilkan uang atau untuk bisa kaya dalam sekejap
waktu. Tapi saat Tuhan campur tangan,
hal itu tidak akan pernah berakhir. Yang kita inginkan mungkin akan
berakhir saat kita sudah tak lagi ada di dunia ini. Hidup kita, kata Yakobus, sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap (Yakobus 4: 14 )
Waktu kita memulai tahun yang baru, kita sudah diberi kesempatan
lain untuk mendedikasikan kembali hidup kita untuk membangun kerajaan Allah
yang jauh berbeda dengan kehidupan kita di dunia. Kita masih bisa membuat
resolusi untuk 12 bulan ke depan tapi kita harus ingat untuk memulai dengan kalimat, “Kalau Tuhan berkehendak.”
Setiap kesuksesan yang kita alami itu berkat Tuhan.
Kita gak tahu pasti apa yang akan terjadi di tahun depan.
Tapi kita selalu berharap tahun itu akan jadi tahun yang lebih baik dari tahun
sebelumnya. Kita mengucapkan selamat tinggal kepada penyesalan, sakit hati,
pertengkaran, kegagalan, kecemasan, bahan mungkin sakit penyakit. Lalu kita bertekad untuk menjalani hari ke depan dengan semangat yang baru.
Mungkin tahun depan bisa jadi tahun yang penuh dengan
pertumbuhan pribadi, menjad professional, kondisi finansial yang meningkat, punya pekerjaan baru atau menikmati waktu libur.
Sembari kita bertanya-tanya soal masa depan, Tuhan tahu apa
yang ada di depan kita. Dia merencanakan setiap momen di tahun baru ini jauh
sebelum kita lahir bertahun-tahun yang lalu. Dia sendiri yang melhat kemana
kita pergi dan apa yang akan kita temui. Segala sesuatu yang akan kita ingat,
di saat baik maupun buruk, itu semua akan terjadi untuk mendatangkan kebaikan bagi orang yang mengasihi Tuhan.
Tentunya kita berharap supaya tahun depan kita dijauhkan dari
segala macam tindakan kejahatan atau kesulitan, kita juga berharap tidak jatuh
sakit, tidak mengalami tragedi, tidak disakiti oleh orang lain, lepas dari
masalah keuangan, dan tidak hidup dalam kekecewaan. Tapi kenyataannya, masalah akan datang dan kita akan selalu menghadapi masa-masa sulit.
Selama tiga tahun, Yesus berjalan dari kota ke kota untuk
menjalankan kehendak Bapa. Setiap waktu, dari pagi sampai sore, hidupnya
dipenuhi dengan kekuatan dan otoritas Allah. Dia hidup di dunia tanpa harus mengikuti arus dunia.
Walaupun Yesus diserang, difitnah, diejek dan ditolak, dia
tetap tidak berubah. Dia tahu siapa Dia di dalam Tuhan dan Dia tetap setia pada
tujuan-Nya di bumi. Gak ada yang bisa menuduhnya karena Dia membiarkan dirinya dibimbing dan dilindungi oleh rencana Tuhan.
Yesus mengalami pencobaan yang sama dengan yang kita hadapi
saat ini. Dia tjuga gak kebal dengan rasa sakit dan penderitaan meskipun Dia
adalah Anak Allah. Bahkan, kita jarang memikirkan besarnya perjuangan Yesus
sendiri. Bayangkan bagaimana perasaannya setelah tinggal di surga dan harus
turun ke bumi. Dia datang dari kemuliaa dan keagungan untuk menghadapi dosa dan
korupsi di dunia. Yesus tahu kesempurnaan, tapi Dia mau hidup di dunia yang tidak sempurna.
Yesus sendiri mau kita melakukan hal yang sama. Kita juga
diminta untuk hidup dalam jalan-Nya. Waktu kita memilih jalan-Nya, Dia sendiri
berjanji untuk merawat kita, apapun yang kita hadapi . Tuhan gak hanya akan
melakukan hal yang sama untuk kita, tapi kita juga punya Yesus dan Roh Kudus
sebagai perantara bagi kita.
Jadi, harapan kita di tahun depan harus melibatkan Tuhan dan dalam rencana yang aik dan sempurna untuk kesejahteraan kita. Karena dengan itulah kita akan melihat dengan iman apa yang Tuhan akan sediakan atas hidup kita ke depan.
Memasuki tahun yang baru berarti mempercayakan Tuhan merenda hidup kita lebih daripada sebelumnya
Hak cipta Bruce W Swaffield Ph.D, digunakan dengan ijin Cbn.com