Filipi 4: 19
Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.
Bacaan Alkitab Setahun:
Waktu itu di bulan Desember, dan tempat penampungan tunawisma yang kamu kunjungi berisi 20 anak yang butuh mainan untuk Natal.
Aku mampir ke toko dan menemukan beberapa mainan menarik. Aku
senang sekali karena bisa membeli tiga tas mainan hanya dengan mengeluarkan uang 30 dolar saja.
Di malam harinya, aku dan istriku Martha mampir ke toko yang
lain bersama putri kamu yang baru berusia tiga tahun, Laura, untuk membeli mainan
Natal untuknya. Waktu kamu berjalan melewati toko dan melihat semua
mainan-mainan itu, kesedihan menghampiriku. Aku merasa sedih karena aku berharap
punya uang untuk membeli anak-anak di penampungan ini mainan yang lain. Kalau
saja aku kaya, aku akan membelikan mainan mahal untuk mereka, bukan mainan yang murah.
Aku tahu aku sudah melakukan yang terbaik. Tapi dalam hati aku merasa belum melakukannya. Jadi, aku berdoa. Aku menangis di dalam hati.
Beberapa waktu kemudian, waktu kami berdiri di barisan
antrian, aku mendengar keributan di belakangku. Aku berbalik dan di sana berdiri
seorang Santa Klaus. Pria itu terlihat tidak seperti seorang Santa. Dia tidak mengenakan setelan tradisional Santa. Dia hanya mengenakan pakaian jalanan Santa.
Dia mengenakan celana jins biru, sabuk hitam besar dengan gasper
empat inci yang berkilau, kemeja merah cerah, sepatu bot hitam yang baik ke
tengah betisnya, jaket dan topi merah yang dibungkus dengan bulu putih. Dia juga
memakai kacamata. Aku menoleh ke arah putriku dan berkata, “Hei Laura lihat, itu ada Santa Klaus!”
Waktu kamu memandanginya, dia menatap kami dan berkata, “Selamat Natal. Ho, Ho, Ho!”
Dia mirip sekali dengan Santa karena itu membuatku berpikir kalau
dia adalah Santa Klaus sungguhan. Dia punya rambut putih yang panjang sampai ke
pundaknya. Dia juga sedang membeli sesuatu, dan saat membuka dompetnya untuk
menunjukkan SIM-nya, hal itulah yang mulai memecahkan suasana. Kasir toko seakan
tak percaya. Dia juga menunjukkan aku SIM, kartu jaminan sosial, dan kartu
kreditnya. Di lisensi yang bertuliskan Virginia-nya terpampang fotonya, janggut
putih dan semuanya. Namanya Kris, Santa Klaus, Kringle! Alamatnya berada di Kutub Utara, Norfolk, Virginia.
Sama seperti reaksi kasir, aku sama sekali tak mempercayainya. “Oh, benarkah itu asli.” Lalu dia berkata, “Itu nama asliku, Kris Kringle.”
Aku pun memberitahukan hal itu ke istriku. Kami dan Laura lalu
mengucapkan Selamat Hari Natal kepada Santa lalu beranjak pergi. Kami
meninggalkan toko itu dan memperhatikan saat dia berbicara dengan keluarga kecil yang berkumpul di sekitar anak-anak mereka.
Waktu aku memasukkan Laura ke mobil, aku mendengar sesuatu di
belakangku. Lalu saat berbalik aku memperhatikan mobil tua, merah terang,
berukuran sedang berhenti di belakang mobil kami. Aku melihat Kris Kringle mengemudi
di depan. Dia menurunkan kaca jendela mobilnya dan bertanya, “Berapa usia putrimu?”
Kami menjawab kalau dia berusia tiga tahun dan dia bertanya apakah dia bisa memberinya mainan.
“Baiklah,” kata kami. Aku membantu Laura keluar dari mobil
dan mendekati mobilnya. Kami bisa melihat kalau kursi belakang mobilnya penuh
dengan mainan. Semua jenis mainan ada di sana. Ada boneka beruang dan semua mainan yang disukai anak-anak.
Kris keluar dari mobil dan membawa mainan kecil ke dalam kantong
plastik untuk Laura. Tapi dia sudah memata-matai boneka Ernie melalui jendela dan berkata, “Ernie!” Jadi Kris meraihnya dan memberikannya kepada Laura.
Dia lalu mengucapkan Selamat Hari Natal. Lalu mengeluarkan notebook
tiga inci yang berisi foto dan beberapa dokumentasi seperti akta kelahiran, catatan
pajak, catatan pemerintah, dan surat-surat lainnya yang menyatakan kalau dia adalah Kris Kringle.
Lalu dia menyampaikan bahwa jika ada gereja atau siapapun
yang butuh mainan anak-anak, dia minta untuk diberitahu. Mendengar hal itu, aku
mencoba menenangkan diri lalu menyampaikan kalau sebenarnya aku punya 20 anak tunawisma yang butuh mainan.
Dia menjadi sangat bersemangat lalu masuk ke mobilnya. Dia
lalu bertanya, berapa banyak hadiah yang dibutuhkan? Lalu menyodorkan formulir untuk
kam isi sesuai dengan nama dan usia anak-anak tersebut. Saat itulah aku begitu bahagia
karena harapanku untuk membelikan anak-anak di penampungan itu lebih banyak
mainan terjadi juga. Tuhan mengirimkanku Santa Klaus yang menghadiahi begitu banyak mainan.
Dia membuka kopernya dan menunjukkan kepadaku sebuah artikel surat
kabar tentang dirinya dan Kantor Pos di Norfolk, Virginia. Dia menjawab semua surat
itu. Lalu dia masuk ke dalam mobilnya, dan menoleh dari balik kacamatanya. Aku
hanya bisa berkata, pak aku sama sekali tak percaya hal ini. Dia hanya menjawab dengan kalimat yang sangat pendek, “Tuhan bekerja dengan cara yang misterius!”
Ya, aku tahu kalau Tuhan memang bekerja dengan cara yang misterius.
Hak cipta Gene Markland, digunakan dengan ijin Cbn.com