Mazmur 91:9-10
Sebab
TUHAN ialah tempat perlindunganmu, Yang Mahatinggi telah kaubuat tempat
perteduhanmu, malapetaka tidak akan menimpa kamu, dan tulah tidak akan mendekat kepada kemahmu.
Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 28; Lukas 4; Ayub 36-37
"Menjelang matahari terbenam,
tertidurlah Abram dengan nyenyak. Lalu turunlah meliputinya gelap gulita yang mengerikan." (Kejadian 15:12)
Aku masih bisa mengingat dengan
jelas teror yang kurasakan ketika duduk di
bandara Atlanta, dimana aku disana tanpa tiket, tanpa uang tunai dan nggak bisa
pulang. Pesawat penghubungku dari
Managua, Nikaragua mengalami keterlambatan selama satu jam dari jadwal. Selama
penerbangan, aku berdoa dalam hati supaya penerbanganku selanjutnya ke Washington D.C juga mengalami keterlambatan.Tapi itu tidak terjadi.
Waktu itu, aku turun dan
mendekati loket penjualan tiket persis di dekat gerbang kemudian aku bertanya
jam penerbangan yang lain. Semuanya penuh. Aku disarankan penerbangan ke
bandara alternatif, itu pun terjual habis. Aku cuma punya dua pilihan yaitu tidur di bandara dan menunggu penerbangan pagi atau berdoa.
Kemudian aku memutuskan
mundur dan mencari tempat yang sunyi yang jauh dari kumpulan para penumpang yang marah, lalu aku membuka Alkitab.
Setelah menandai beberapa
ayat dan mengklaim penyediaan Tuhan aku membisikan doa, "Tolong Bapa, aku hanya ingin pulang."
Aku merasa damai sejahtera
sekali setelah itu. Sekalipun keadaanku memang tidak berubah, tapi aku tahu entah gimana caranya, Tuhan akan akan mengantarku ke tempat tidurku malam itu.
Ada rasa sakit yang muncul di
perutku, ketika aku merasa tidak ada hadirat Tuhan. Telingaku juga berdengung,
kulitku berkeringat dan dingin. Rasa mual membuatku tidak nyaman. Gejalanya
mirip dengan mabuk perjalanan dan mungkin begitulah gerakan yang membawaku ke dalam sebuah kegelapan yang pekat dan sangat mengerikan, jika tanpa Dia.
Pemazmur menulis dalam Mazmur 84:11, "Sebab TUHAN Allah adalah
matahari dan perisai; kasih dan kemuliaan Ia berikan; Ia tidak menahan kebaikan dari orang yang hidup tidak bercela."
"Singa-singa muda merana kelaparan,
tetapi orang-orang yang mencari TUHAN, tidak kekurangan sesuatupun yang baik." (Mazmur 34:7)
"Sebab TUHAN ialah tempat
perlindunganmu, Yang Mahatinggi telah kaubuat tempat perteduhanmu, malapetaka
tidak akan menimpa kamu, dan tulah tidak akan mendekat kepada kemahmu." (Mazmur 91:9-10)
Janji yang hebat bukan?
Namun, kadang terlepas dari jaminan keamanan Allah itu, kita sering sekali menyerah pada mimpi yang penuh dengan kegelapan dan ketakutan.
Abraham meninggalkan
perlindungan dari suku ayahnya dan berjalan bersama Tuhan ke Tanah Perjanjian. Soal upahnya? Yap, upahnya adalah kelaparan.
Dia percaya pada janji Allah
bahwa ia akan punya seorang putra, meskipun dalam perjalanannya isterinya masih tetap mandul .
Abraham mendirikan kemahnya
di bawah bayang-bayang gunungnya Allah, namun dia hidup di tengah orang-orang
jahat bersikukuh untuk memberontak dan pembinasaan. Janji dari Tuhan – masalah dari manusia.
Sampai-sampai, Abraham
berteriak kepada Allah dalam keputusasaannya, "Kata Abram: "Ya Tuhan ALLAH, dari manakah aku tahu, bahwa aku akan memilikinya?" (Kejadian 15:8)
Itulah pertanyaan yang juga
aku tanyakan. Gimana aku bisa tahu, gimana aku bisa yakin kalau masih ada
Tuhan? Kalaupun ada, gimana aku bisa yakin Dia mencintaiku, akan merawatku dan akan melindungiku?
Ditengah-tengah mimpi buruk
Abraham, Tuhan menampakkan diri kepadanya seperti obor yang menyala-nyala
dan perapian. Sesuatu yang tampaknya
tidak nyaman, tapi penulis Ibrani mengingatkan kita, "Ngeri benar, kalau jatuh ke dalam tangan Allah yang hidup." (Ibrani 10:31)
Memang menakutkan, tapi Tuhan adalah api yang menghanguskan. Ini juga merupakan bagian dari kehadiranNya.
Malam itu, di bandara
Atlanta, aku merasakan Tuhan mendorongku untuk memeriksa loket yang lain dan meminta pertolongan mengenai kasusku.
Aku menjelaskan bahwa mobilku
di D.C dan rumahku di Raleigh,"Apakah kamu ada cara atau kemungkinan gimana caranya aku bisa terbang ke Raleigh?"
Kemudian dia memeriksanya dan
ternyata ada satu kursi tersisa. Mataku berkaca-kaca ketika dia memberiku tiket tersebut.
Tuhan nggak selalu
menyelesaikan masalah kita begitu saja, tapi Dia berjanji akan bersama-sama dengan kita melewati setiap pencobaan.
Apakah kamu merasakan sebuah
kegelapan yang mengerikan dan seakan menghancurkan kamu? Mungkin kesuraman yang
kamu rasakan itu adalah bayangan yang Maha Tinggi sedang membungkuk sedang bersiap-siap untuk mengangkat kamu ke dalam pelukannya.
Jadi kalau demikian,
biarkanlah cobaan datang. Kemudian perhatikanlah dengan kagum bagaimana Tuhan menunjukkan cinta-Nya melalui cobaan itu.
Hak Cipta © 2014 Eddie Jones. Digunakan dengan izin