Matius 11: 15
“Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!”
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 43; 2 Timotius 1; Yesaya 39-40
Maria adalah seorang pengusaha muda yang dibesarkan di tengah
keluarga Kristen. Karena itulah dia dikenal sebagai wanita yang memiliki iman yang teguh kepada Tuhan.
Tapi dia mulai merasakan kekosongan dan kehilangan koneksi
dengan Tuhan dan gerejanya. Dia berjuang selama berbulan-bulan dan belum bisa
menemukan jawaban apa yang menghalangi hubungannya dengan Tuhan. Bisa jadi dia
terlalu sibuk. Bisa juga karena tekanan kerja, persaingan dan jam kerja di kantor dan juga acara-acara sosial yang terlalu banyak.
Dia pun memutuskan untuk istirahat. Dia berencana berkunjung
ke rumah neneknya di pegunungan Tennessee di sebuah kota kecil dekat
Gatlinburg, yang jauh dari keramaian dan hiruk pikuk perkotaan. Dia berencana untuk liburan di sana.
Dia pun mengisi tangka mobilnya dan berangkat ke Tennesse.
Betapa bahagianya Maria saat mendapati sang nenek tengah duduk di ayunan di
teras depan rumahnya yang sudah tua. Sembari menikmati bukit-bukit hijau,
pepohonan, langit biru dan kedamaian yang dihembuskan oleh alam. Hari
berikutnya, Maria sendirilah yang menikmati momen seperti itu. Namun tiba-tiba sang nenek dengan lembut menepuk tangannya dan berkata. “Apa yang sedang mengganggumu?”
“Aku tak tahu Nek. Aku merasa kosong. Dan kedekatan yang dulu
kurasakan dengan Tuhan seakan hilang. Taka da waktu bagi diriku dan aku tak tahu harus berbuat apa. Kenapa ini bisa terjadi?” jawab Maria.
Sang nenek lalu menatap kearah luar dan mengamati pedesaan di
sekitarnya. Menyeruput kopi panasnya yang mengepul dan berkata, “Ini adalah
masalah yang sederhana sayang. Kamu terlalu sibuk. Si iblis, sudah memakai strategi ini kepadamu.”
“Maksud nenek? Aku hidup benar. Aku juga selalu menaati firman Tuhan,” ucap Maria.
“Aku tidak bilang begitu, sayang. Itu bukan strategi yang
terang-terangan. Strateginya jauh lebih halus. Lebih licik, tapi sangat mematikan. Menghancurkan hidupmu, kedamaianmu dan akhirnya jiwamu.”
“Kau tahu, kita hidup di dunia yang sangat sibuk. Televisi kita
menyiarkan beragam berita selama 24/7. Saat kita terjaga atau bahkan dalam
kondisi tidur, mereka akan menyiarkan ke telinga kita melalui pikiran dan ke
dalam hati kita. Apa yang kita ijinkan untuk masuk ke dalam alam bawah sadar kita?
Di mobil kita, kita dilengkapi dengan radio AM dan FM, DVD dan iPad, dan berbagai
perangkat lainnya, seperti radio satelit. Kesibukan itu sama sekali tak
terhindarkan. Semua perangkat yang diciptakan manusia memang sangat menakjubkan,
karena mereka mampu mengalirkan suara masuk ke dalam telinga kita, ke pikiran dank
e hati kita. Dan waktu kita akan masuk ke mobil, kita bisa menancapkan sebuah
alat ke telinga kita supaya kita tetap bisa mendengar. Tapi kita mulai
menangis. Kenapa kedamaianku hilang? Kenapa aku tak bisa mendengar suara Tuhan?
Jawabannya sederhana. Kesibukan itulah penyebabnya. Ingat apa yang ditulis Rasul Paulus.”
“Sebab
mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh.” (Roma 8: 5)
Ada konsep lama tapi sudah sangat asing di dunia kita saat
ini. Sebuah konsep yang tidak bisa dipahami oleh banyak orang. Konsep itu diam. Ya, diam. Ada alasan kenapa Yesus membuat pernyataan, “Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!” (Matius 11: 15)
Bagaimana kita bisa mengharapkan kedamaian atau mendengar dari
Tuhan kalau kita terus menerus mencelupkan kepala kita ke dalam kuali kebisingan,
kuali berita, cuaca, olahraga dan musik? Jangan salah, setiap orang suka dengan
apa yang kita lakukan saat ini. Tapi kadang-kadang kita butuh beristirahat,
menarik diri dari kebisingan dan diam. Diam dan mendengarkan. Dengarkanlah keheningan yang disediakan Tuhan.
“Cobalah duduk selama 10 menit. Dengarkan kesunyiannya. Apa kamu
ingin mengalami kedamaian? Apa kamu ingin mendengar Tuhan? Inilah titik awal bagimu.
Sekarang, aku akan meninggalkanmu dan masuk ke dalam untuk sementara waktu duduklah
di sini dan pakailah telingamu untuk mendengar keheningan di sekitarmu dan Roh tuhan di dalam dirimu. Berdamailah,” ucap sang nenek.
Dengan melakukan itu, Maria pun menemukan kedamaian dan
hubungan baru dan penuh hasrat kepada Tuhan.
Sekarang, saatnya kamu yang melakukan hal yang sama. Duduklah selama 10 menit dan alami hadirat Tuhan.
Hak cipta Gene Markland, digunakan dengan ijin Cbn.com