Mazmur 59:16
"Tetapi
aku mau menyanyikan kekuatan-Mu, pada waktu pagi aku mau bersorak-sorai karena
kasih setia-Mu; sebab Engkau telah menjadi kota bentengku, tempat pelarianku pada waktu kesesakanku."
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 39; 1 Timotius 3; Yesaya 31-32
"Tentu Ibu, tapi aku
bakalan kehabisan bensin," kata putraku, Jeff yang sudah duduk di bangku kuliah ketika aku meminta tumpangannya.
Sejak ketiga putraku memiliki
SIM, memberiku tumpangan kepada ibu mereka yang buta adalah bagian dari proses,
dan demi kebahagiaan mereka, aku sama sekali tidak berkomentar tentang
keterampilan mereka dalam mengemudi. Bahkan aku tidak memberi saran atau kritik
apapun, dan kemungkinan karena alasan itulah mereka selalu bersedia untuk membawaku kemana saja dengan kendaraan mereka.
Aku memegangi lengan Jeff ketika
kami berjalan ke dalam mobil. Lalu dia mulai membuka pintu mobil dan berkata: "Biarkan aku membantumu, Bu."
Ketika dia hendak menutup
kembali pintu mobil, dia memperingatkan aku, "Angkat kakimu bu, ada kabel yang tergantung di dasbor."
Astaga! Aku duduk di kursiku dan dengan satu tangan aku mengangkat lapisan atas yang ada di atas kepalaku.
"Maaf bu, aku harus menempelkannya lagi dengan lem."
Kemudian, sebuah letupan keras mengejutkanku, "Apa itu?"
Jeff lalu menjelaskan,
"Hanya kabel longgar di radio, harus dibanting dulu baru bisa berfungsi kembali."
Di setiap belokan, mobil Jeff dengan ban gundulnya seakan memohon untuk dihentikan dan diperbaiki.
Tapi penampilan Jeff? Dia
tetap anggun. Rambutnya dicukur bersih dan pakaiannya sangat fashionable, sangat kontras dengan kondisi mobilnya.
Penampilan Jeff dan kondisi
mobilnya tampak seperti cerminan kehidupanku. Aku mengalami kegagalan berfungsi
ketika bergerak di jalan kehidupan ini. Kesulitan itu membuat jiwaku berkarat, penyok, tidak ada kepercayaan diri dan merusak tujuan hidupku.
Sangat usang sekali, dan aku adalah barang rongsokan emosional.
Tetapi, ketika semuanya
terancam hancur, seperti penampilan Jeff, aku menjaga satu area dalam hidupku dan merawatnya dengan baik-baik, yaitu imanku kepada Yesus.
Dengan setiap cobaan yang
menghampiri, kepercayaanku kepadaNya dipoles dengan baik, dan menyelamatkanku dari rasa putus asa dan kekalahan.
Ketika aku buta, ketakutan
hidup dalam kegelapan hampir saja menghancurkanku, tetapi Tuhan berjanji bahwa, "Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku."(Mazmur 119:105)
Selain itu, suamiku pun
tiba-tiba mengganggur dan itu sangat mengancam dan menenggelamkan kami dalam kehancuran secara finansial.
Tetapi justru ketika itu, Tuhan memperingatkan kami bahwa Dia akan mengangkatku ke tempat yang aman.
"Apabila engkau menyeberang melalui air,
Aku akan menyertai engkau, atau melalui sungai-sungai, engkau tidak akan dihanyutkan....." (Yesaya 43:2a)
Tidak hanya itu, ketika
hatiku terbakar dalam kesedihan dimana saudara laki-laki Jeff yang berusia 19
tahun meninggal karena pembunuhan yang tidak masuk akal, Tuhan pun menyegarkan jiwaku dan berkata dalam FirmanNya:
"...apabila engkau berjalan melalui api,
engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau." (Yesaya 43:2b)
Setiap kali keadaan yang
menyakitkan mengancamku, itu seperti mendorongku ke dalam iman dan keyakinanku kepada firman Tuhan yang merombak dan membentuk kembali jiwaku.
Ini mencakup garansi yang
ditawarkan oleh Tuhan sebagai mekanik utama, bahwa Dia akan menanggung semua kerusakan yang terjadi di masa depan dalam hidupku.
Ditulis dengan huruf yang
besar, garansi alias jaminan itu berbunyi, " TIDAK ADA BATAS WAKTU, SEMUA SUDAH DIBAYAR OLEH PUTRAKU, YESUS"
Bapa, terima kasih sudah
memperbaharui jiwaku dengan janji-janjimu yang nyata dan memberi penghiburan
melalui Firman-Mu. Izinkanlah aku menjadi kendaraan yang akan membawa contoh
dari kekuatan pemulihan yang Engkau berikan yang telah mengubahkan kegelapan, kesedihan menjadi pancaran kasih karunia. Amin.
Hak Cipta © 2014, Janet Perez
Eckles, digunakan dengan izin.