Yohanes 13: 34-35
Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi."
Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 11; Yohanes 21; Kidung Agung 7-8
Sebagai seorang ibu, aku ingin anak-anakku jadi sosok yang
lemah lembut dan murah hati kepada orang lain. Mudah bagi kita untuk
mengkritisi, kasar, menjengkelkan dan tanpa sengaja membandingkan diri kita
dengan orang yang kita jumpai, baca atau bahkan lihat di media. Kebiasaan ini justru kita anggap membuat kita lebih baik atau lebih rendah hati.
Bagaimana seharusnya kita bereaksi terhadap orang yang tidak ramah atau menjengkelkan bagi kita?
Aku membawa putriku, Tory ke Atlantic City, New Jersey untuk
menghadiri peringatan 75 tahun Miss America Pageant. Reuni besar alumni Miss
Amerika sudah dijadwalkan dan 44 orang dari kami akan datang. Sebuah buku
khusus dibuat untuk acara ini. Tory pun memegang buku dan sebuah pena, bertekad untuk mendapatkan tanda tangan dari setiap orang.
Saat kami berjalan di sepanjang trotoar, aku dikejutkan oleh
kesenjangan di hadapan kami. Lampu berkedip dan tampilan memukai menerangi jalan
setapak. Kesembilan peserta kontes pakaian tuksedo dan gaun berkilau mulai
beraksi. Sementara di tengah-tengah itu semua, para tunawisma meringkuk di
samping bangunan. Banyak di antara para pengemis itu yang cacat, bermain harmonica atau mengulurkan cangkir harapan.
Aku melihat putriku begitu kagum dengan semua kontestan yang
menawan itu. Aku pun berdoa supaya Tuhan membantunya melihat masa lalu dan
mengajarinya untuk menemukan identitasnya di dalam Tuhan sendiri, bukan hanya soal keluarga, harta atau prestasinya.
Lalu aku meminta kepada Tuhan dalam doa. “Bantu kami berdua
sebagai wanita Tuhan untuk memandang orang lain sama seperti Tuhan memandang
mereka. Dan ketika kami menemukan orang-orang yang kehilangan identitas mereka, bantu kami untuk menghargai mereka.”
Aku diingatkan dengan Yakobus 1: 22, “Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri.”
Sebagai manusia, kita akan sangat mudah untuk mengasihi yang
berbuat baik kepada kita. Sebaliknya, akan sangat sulit untuk memaafkan
seseorang yang merugikan kita, kecuali dengan campur tangan Roh Kudus. Hal itu
hanya terjadi saat kita mau melepaskan agenda kita dan menyerahkan segalanya kepada Tuhan.
Di Yohanes 13: 34-35, Yesus menyampaikan pesan yang sangat
mendalam soal bagaimana kita harus hidup. Kata-Nya, “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling
mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus
saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi."
Apakah kamu kadang tak menyadari tindakanmu terhadap orang lain tak mencerminkan perintah baru yang Tuhan sampaikan? Hari ini, Tuhan masih memberimu kesempatan untuk mau mengakui kekeliruan itu dan memintanya supaya Roh Kudus memampukanmu untuk memandang dan memperlakukan orang lain dengan baik.
Hak cipta Terry Meeuwsen, digunakan dengan ijin Cbn.com