Yohanes 10: 10
Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku
datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala
kelimpahan.
Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 4; Yohanes 14; 1 Tawarikh 20-22
Karena aku adalah ibu dari seorang anak remaja, jadi bisa dibayangkan betapa repotnya pekerjaanku.
Di suatu sore, aku mengambil kunci untuk
mengantar putraku ke suatu tempat. Saat menuju dapur, aku memperhatikan ada sesuatu
menyerupai rumput atau tongkat di lantai. Saat aku membungkuk untuk
mengambilnya, rumput itu malah bergerak. Tentu saja rumput atau tongkat bergerak sendiri. Dan saat itulah aku menyadari bahwa seekor ulur ada masuk ke dapurku.
Aku sama sekali gak punya
pengalaman soal alam. Aku seorang wanita yang lemah lembut. Bayangkan, saat menyadari itu adalah ular, reaksi pertamaku adalah berteriak.
Segera putra remajaku 14 tahun berlari
menghampiriku ke dapur. Lalu dia mulai beraksi dan akan mencoba menangkap ular
itu dengan sebuah tongkat. Tapi karena tongkatnya berlubang, aku memintanya untuk mengambil sekop dari garasi.
Dengan jantung yang berdebar kencang,
aku berhasil membuka pintu dapur. Setelah beberapa kali mencoba, akhirnya aku mengais
ular itu dan melemparkannya keluar pintu belakang. Setelah itu aku langsung membanting pintu sampai tertutup.
Waktu mengamati ke luar, aku
melihat anjing kami yang ada di halaman belakang. Sebenarnya dia ada di dapur
tapi tak berbuat apa-apa untuk mengusir ular itu. Dia pikir sebagai anjing tipe golden retriever dia akan melawan ular itu.
Lalu setelah aku kembali mengantar putraku,
aku mengambil waktu ngobrol dengan Tuhan. Aku menyampaikan kalau aku harusnya bisa
pergi dengan tenang tanpa harus mengalami kejadian itu. Tapi aku merasa Tuhan justru
menertawakanku. Tuhan sama sekali tidak mempermasalahkan hal itu. Jadi, aku mulai bertanya kepadaNya apa pelajaran yang bisa aku petik dari kejadian itu.
Uniknya aku mendapat beberapa hal.
Pertama, aku mulai diingatkan soal bagaimana
ular itu bisa masuk ke dapur? Ya, aku ingat kalau saat aku memanggang di luar dan masuk ke dalam rumah, aku membiarkan pintu belakang terbuka.
Aku kemudian mendapat impresi bahwa
kondisi ini sama seperti halnya kita. Mungkin ada area dalam hidup kita yang kita biarkan terbuka, sehingga si iblis bisa merayap masuk melalui area itu.
Hal serupa juga bisa kita alami saat
membiarkan diri kita menonton sesuatu yang tak baik atau membaca buku yang tidak
menghormati Tuhan. Atau mungkin kita adalah orang yang suka bergosip atau mengucapkan kata-kata kasar kepada orang lain.
Lalu bagaimana dengan anjing golden
ku? Sudah menjadi tugasnya untuk melindungi keluargaku. Tapi dia tak
melakukannya. Dia benar-benar hanya bisa bermalas-malasan. Setelah menyadari
satu hal, aku mulai berpikir kalau tak seharusnya kecewa dengan anjing itu. Karena
Tuhan mengingatkanku kalau kita tak seharusnya bergantung kepada orang lain untuk
melindungi keluarga kita. Karena itu sudah seharusnya jadi tanggung jawab kita sendiri.
Sebagai orangtua, sudah jadi tanggung jawab kita untuk membangun fondasi iman kepada
anak-anak kita, seperti mengajarkan mereka berdoa dan mendorong mereka untuk membaca firman Tuhan.
Aku mendorong setiap kita untuk
meluangkan waktu bersama Tuhan dan bertanya kepada-Nya apakah ada pintu yang masih
kita biarkan terbuka. Tuhan mau yang terbaik terjadi atas hidup kita. Di
Yohanes 10: 10 dikatakan bahwa, “Pencuri
datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.”
Yesus mau kita mengalami kehidupan yang
penuh. Tapi kita juga harus melakukan bagian kita.
Jadi hari ini, periksalah semua aspek hidupmu. Apakah ada celah yang terbuka dan perlu segera ditutup.
Hak cipta Susan Norris, digunakan
dengan ijin.