Matius 15:23
Tetapi Yesus sama sekali tidak
menjawabnya. Lalu murid-murid-Nya datang dan meminta kepada-Nya: "Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak.
Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 31; Kisah Para Rasul 3; Keluaran 11-12
Pernahkah kamu merasa seperti wanita Kanaan yang berseru kepada
Tuhan Yesus demi putrinya?
"...Kasihanilah
aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat
menderita."(Matius 15:22)
Dia menangis. Dia memohon. Dia ketakutan dan juga putus asa
untuk mencari bantuan bagi putrinya. Lebih buruknya
lagi, orang-orang di sekitarnya berusaha untuk membungkam dan menyuruhnya
pergi.
Bahkan Alkitab berkata bahwa, "Yesus sama sekali tidak
menjawabnya."
Dalam hidup ini, seberapa sering
kita berdoa, bertanya bahkan memohon kepada Tuhan untuk sesuatu yang sangat
kita inginkan atau butuhkan dan sama seperti
wanita Kanaan, Yesus cuma diam dan tak menjawab apapun. Apakah pernah teman atau anggota keluargamu malah membuatmu ragu apakah Tuhan mendengar atau peduli.
Pernah mengalami kejadian seperti itu?
Saya ingat, suatu saat saya berseru kepada Yesus, dan Dia
diam. Saya dan suami bersepakat bahwa saya harus
kembali ke dunia kerja setelah sekian lama beristrahat, dan menitipkan empat anak kami di sekolah.
Sebelum saya istrahat dari pekerjaan, saya sangat menikmati
karir saya yang sukses dalam penjualan medis.
Berbekal kepercayaan diri dan lamaran, saya menetapkan untuk kembali ke bidang yang saya kenal dan
sangat cintai tersebut.
Kamu bisa banyangkan betapa terkejutnya saya ketika semua wawancara
saya tak menghasilkan penawaran apa pun. Dua atau tiga kali berada di babak
final interview, tetapi sama sekali saya tak mendapat
pekerjaan itu karena ada orang lain yang jauh memenuhi syarat dibanding
saya.
Minggu berubah menjadi bulan dan tetap saja saya nggak ada
pekerjaan.
Saya berteriak kepada Yesus. Saya bertobat. Saya merendahkan
diri. Saya bertanya kepada Tuhan, apakah Dia menghukum saya?
Saya panik sekali karena suami sangat mengandalkan saya untuk
membantu pengeluaran rumah tangga kami.
Dulu, pekerjaan saya di medis menyediakan asuransi kesehatan bagi keluarga kami, dan sekarang kami tak lagi
mendapatkan itu.
Yesus "diam dan tak memberi jawaban sepatah
katapun."
Akhirnya, saya menyerah. Saya mengakui bahwa saya nggak
mengerti mengapa hal ini terjadi, tetapi saya akan tetap percaya pada-Nya.
Dan saya mengucap syukur, karena Dia tahu situasi kami,
sehingga jika saya tidak kunjung mendapatkan
pekerjaan ada sebuah alasan.
Saya berterima kasih kepada-Nya karena sudah merawat keluarga
kami seperti yang selalu Dia lakukan.
Nggak lama kemudian, saya menerima telepon dari saudari saya
di Florida dan memberitahu bahwa ayah kami masuk rumah sakit.
Saya pun berangkat ke Florida hari itu juga. Ternyata, dia
didiagnosis menderita kanker, dan prognosisnya buruk.
Selama 8 bulan, saya melakukan perjalanan bolak-balik antara
Virginia ke Florida untuk menghabiskan waktu saya bersama ayah dan juga
membantu ibu.
Saya jadi mengerti bahwa inilah alasan mengapa Tuhan izinkan
saya nggak kunjung bekerja.
Kalau saja saya bekerja, maka saya nggak akan bisa membantu
ibu dan menghabiskan waktu dengan ayah.
Saya sangat berterima kasih karena saya menganggur saat itu.
Itu adalah hadiah yang luar biasa, meski setelah 8 bulan adalah masa-masa yang yang sulit tapi itu juga memuaskan.
Keluarga kami saling menghibur dan mendukung satu sama lain
ketika mengucapkan selamat tinggal kepada ayah, pria yang paling luar biasa.
Yesus bekerja sepanjang waktu dalam hidup kami, dan kadang
saya tak menyadari itu.
Ketika wanita Kanaan nggak mendapatkan jawaban dari Yesus, dia
nggak menyerah. Dia memiliki iman. Alkitab berkata bahwa dia datang dan
menyembah Yesus, serta mengatakan, " Tuhan, tolonglah aku!"
Yesus nggak cuma menyembuhkan putrinya, tetapi Dia juga memuji
perempuan itu karena imannya.
"...Hai
ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki. Dan
seketika itu juga anaknya sembuh." (Matius 15:28)
Tuhan mendengar doa kita. Dia mengasihi kita, meski sementara jalan-Nya bukan cara kita. Sembah dan tetaplah percaya pada-Nya. Kita harus memelihara iman bahkan ketika Yesus diam.
Hak Cipta © 2017 Anne Ferrell Tata. Digunakan dengan izin.