Yesus! Aku Marah Terhadap Engkau!
Kalangan Sendiri

Yesus! Aku Marah Terhadap Engkau!

Inta Official Writer
      6811

"Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku."

Matius 11:6

Bacaan Alkitab dalam setahun: Mazmur 23; Matius 23; Kejadian 45-46

Pada sebuah ibadah minggu, saya mengangkat tangan saya selama penyembahan, saya mengatakan sesuatu kepada Tuhan yang mungkin terdengar seperti seseorang yang sedang berhalusinasi. Di dalam hati saya, saya mengatakan "Tuhan saya mengasihi Engkau, Engkau adalah Rajaku, Engkaulah yang berkuasa atas segalanya dan aku akan selalu melayani Engkau. Namun satu hal yang perlu Engkau tahu bahwa saya sangat marah kepada-Mu." 

Kini, saya tidak akan menceritakan apa yang sedang saya hadapi, namun saya bisa berkata kalau situasi ini mirip seperti apa yang pernah dialami oleh Yohanes saat dirinya bergumul dengan Tuhan. Sayangnya, saya kalah. 

Saya pergi meninggalkan ibadah pada minggu pagi tersebut setelah saya mengakui kemarahan saya kepada Tuhan. Saya berharap bahwa akan ada lawatan Tuhan dalam kehidupan saya setelahnya. Saya mencoba untuk berdoa dan berpuasa terus menerus. Kemudian, saya merasa bahwa Tuhan mengatakan sesuatu dalam sebuah cerita berikut: 

Saat Yesus menyelesaikan 40 hari untuk berpuasa di padang gurun, Ia kembali ke Yerusalem. Ia bertemu dengan orang-orang yang diutus oleh Yohanes yang saat itu sedang berada di dalam penjara. Murid-murid Yohanes bertanya,"Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kamu menantikan orang lain?" (Dalam Matius 11:2) 

Bagi Yohanes, ini adalah cara halus untuk menarik perhatian Yesus untuk menyelamatkannya. Seakan Yohanes berkata, "Engkau adalah Mesias, tolong keluarkan aku dari penjara." Kemudian Yesus mengatakan segala kuasa perbuatannya yang menyatakan bahwa Ia adalah Tuhan kepada murid-murid Yohanes, ditutup oleh sebuah kalimat yang sedikit mengganjal. "Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku." (Ayat 6) 

Ucapan itu adalah kalimat yang sangat mengganjal, apakah artinya kalimat tersebut? Mungkin Yesus hendak mengatakan bahwa, "Yohanes, Aku adalah Aku yang engkau sebutkan itu, tapi ini bukanlah rencana Tuhan bahwa Aku harus berhenti melayani orang banyak untuk menyelamatkan engkau. Apapun yang engkau sedang kerjakan, tolong jangan biarkan situasi yang mengerikan ini menjadi batu sandungan pada keyakinanmu kepada-Ku."

Yesus mengatakan hal yang sama pada kita semua hari ini. Sama seperti Yohanes, beberapa dari kita mungkin sedang terjerat dalam sebuah situasi yang mengerikan, kita seakan tidak mampu memahami mengapa Tuhan tidak segera memberikan mujizatnya untuk menyelamatkan kita. 

Mungkin Tuhan tidak menjawab doa kita untuk saudara terkasih, pernikahan, sakit, kondisi finansial atau hal yang lainnya. Kita merasa ditinggalkan dalam situasi yang membuat kita terjatuh ini sambil berpikir mengapa Tuhan tidak segera menjawab setiap kerinduan dan pertolongan yang kita sertakan dalam doa. 

Pada saat ini, reaksi kita adalah sebuah penentunya. Satu, kita harus percaya kepada Yesus. Jalan yang Ia sediakan jauh lebih besar dibandingkan dengan jalan yang kita pikirkan. Pengertian-Nya akan gambaran besar hidup kita adalah sesuatu yang tidak terselami oleh pikiran kita.  Rancangan-Nya jauh lebih besar dibanding dengan rancangan kita. Kita tidak bisa membiarkan diri kita marah kepada Dia yang mengasihi kita tanpa syarat. 

Matius 11:6, "Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku." 

Berbahagia disini artinya adalah untuk waktu yang lama, kita akan diberkati. Kita bisa melihat disini bahwa sudah sangat jelas kalau kita tidak boleh marah kepada Tuhan. Jangan kecewa atau marah atas doa kita yang tidak dijawab oleh Tuhan. Namun sebagai gantinya, ingatlah akan janji Tuhan untuk berkat yang akan dicurahkan atas kita. 

Pada masa Yesus, sebuah pelanggaran mirip seperti sebuah umpan yang ada di dalam sebuah perangkap yang digunakan untuk menangkap seekor binatang. Secara metamorfosisnya, pelanggaran adalah sesuatu yang dapat membuat kita tersandung. 

Dalam kesedihan kita, musuh justru akan masuk dalam celah-celah tersebut. Iblis tidak ingin kita memenuhi panggilan Tuhan dalam hidup kita. Ketika kita marah atau kecewa kepada Tuhan, hal ini sama saja seperti sebuah perangkap yang sudah dipakai oleh iblis dalam usahanya menjauhan kita dari Tuhan. 

Melayani Yesus dapat membuat kita kehilangan semuanya. Terkadang kehilangan hal berharga dalam hidup kita dapat membuat kita merasa kecewa dan marah kepada Tuhan. Suara musuh akan berbisik untuk kita meninggalkan Tuhan. Namun saat itu terjadi, cobalah ingat akan kata-kata Yesus, "berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku."

Hak Cipta Lori Stewart © 2012, dicetak dengan seizinnya.


Ikuti Kami