Lukas 6:38
Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.
Bacaan Alkitab Setahun: [kitab]mazmu28[/kitab]; [kitab]lukas4[/kitab]; [kitab]0ayub36-37[/kitab]
Erma Bombeck, seorang penulis dan humoris Amerika, pernah berkata, "Tidak ada yang lebih menyedihkan daripada bangun pagi di hari Natal dan tidak menjadi anak kecil." Saya yakin ketika dia mengatakan itu, dia memikirkan kegembiraan dan kekaguman seorang anak yang sedang membuka hadiah di pagi hari Natal. Saya mengalami Natal seperti itu saat SD kelas dua.
Itu adalah tahun dimana saya menginginkan boneka bayi. Adik saya dan saya biasanya mendapatkan hadiah serupa. Pada umumnnya, dia akan mendapatkan boneka dengan rambut cokelat dan saya akan mendapatkan boneka yang serupa, kecuali rambut pirang dan mata biru yang sesuai dengan warnanya. Tahun yang tidak akan saya pernah lupakan karena saat itu Jean menginginkan boneka pengantin wanita, tetapi dengan sepenuh hati saya justru menginginkan boneka yang seperti bayi sungguhan. Kegembiraan saya tentang pagi hari Natal dipenuhi oleh kekhawatiran tentang jenis boneka apa yang akan saya temukan di bawah pohon.
Saya yang pertama bangun di pagi hari natal. Di tempat yang sepi, saya hampir bisa mendengar detak jantung saya sendiri saat saya berjingkat menyusuri lorong dan mengintip dari balik tikungan.
Itu dia! Duduk di bawah ujung dahan pohon adalah boneka bayi termanis yang pernah dilihat. Dia mengenakan piyama merah muda yang manis yang memohon pelukan. Kain yang serasi menutupi kepalanya yang mulus dan rambut cokelat muda yang dilukis di atasnya. Botol bayi diikatkan ke pergelangan tangan kanannya dengan karet kecil. Jari-jari kirinya melilit mainan berwarna jambu muda, yang juga diamankan dengan karet gelang.
Saya menatap heran tanpa ragu sebelum masuk untuk menyentuhnya. Jari-jari terasa geli saat saya meraihnya dan dengan lembut menyentuh perutnya. Benar saja, kulitnya lembut dan lentur, enak untuk dipeluk. Dia sempurna-seperti bayi sejati-tidak keras dan kaku seperti beberapa boneka.
Saya yakin Erma Bombeck sedang memikirkan saat-saat berharga saat dia memberikan komentarnya. Tetapi, kekaguman dan sukacita tidak harus berhenti saat kita beranjak dewasa. Saya mengingat kembali Natal dimana saya pergi ke Brasil untuk bertemu keluarga suami saya. Orang tuanya telah mengirimkan daftar barang yang dibeli untuk hadiah bagi saudara laki-lakinya. Kami membawa mesin dan semacamnya untuk menerbangkan mainan pesawat terbang.
Saya tahu mereka akan senang, dan saya tidak kecewa. Saya menikmati saat menyaksikan mereka lebih dari sekedar membuka hadiah sendiri. Saya tidak pernah bersenang-senang di sekitar pohon itu. Belakangan saya mengalami apa yang dinamakan penantian dan kegembiraan yang sama saat anak-anak kami membuka hadiah mereka. Karena mereka tumbuh dan tinggal di negara bagian lain, Natal agak sepi di sekitar rumah kami, tetapi saya tahu bahwa musim Natal tidak harus membosankan, bahkan tanpa anak-anak di sekitar sini.
Ketakjuban dan kegembiraan yang saya alami saat menemukan Susie di bawah pohon adalah kesenangan yang berpusat pada diri sendiri karena impian saya terpenuhi. Tidak ada yang salah dengan itu. Namun, bagian dari kedewasaan adalah berkembang dari keberpusatan terhadap diri sendiri. Saat dewasa, kita belajar untuk bersukacita dengan orang-orang di sekitar dan berbagi kegembiraan dengan mereka.
Baca juga: Penuh Dengan Anak-anak, Superbook Rayakan Natal Bersama Gereja-gereja
Ada sukacita dan ketakjuban yang lebih besar lagi dengan menjadi sukacita bagi orang lain. Saya bisa membayangkan orangtua saya begitu senang saat melihat saya bersama Susie. Adalah benar jika dikatakan "lebih berbahagia memberi dari pada menerima" (Kis 20:35). Jika kita menginginkan lebih banyak sukacita di hari Natal, ini sangatlah sederhana. Hal yang harus kita lakukan adalah memberi lebih banyak sukacita kepada orang lain.
Seorang penyiar berita Amerika Serikat yang telah meninggal dunia, Eric Sevareid sepertinya mengerti kebutuhan kita untuk memberi kepada orang lain. Dia berkata, "Harus ada setidaknya satu hari di dalam setahun untuk mengingatkan kita bahwa kita ada di sini untuk hal lain selain diri kita sendiri."
Yesus berkata, "Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu." (Lukas 6:38). Kebenaran Firman Tuhan ini berlaku sepanjang tahun. Adalah hal yang baik jika kita punya satu hari di dalam setahun yang mendorong kita untuk mempraktikkannya. Mungkin dengan melihat hal itu terbukti benar pada bulan Desember akan mendorong kita untuk mempraktikkannya sepanjang tahun.
Semoga Natal dan Tahun Barumu dipenuhi dengan sukacita senantiasa!
Ditulis oleh Kay Camenisch.
Memberi Dengan Ketulusan Itu Tidak Pernah Membuat Menderita, Justru Akan Membuatmu Makin Bersukacita.