Jangan Berpikir Kamu Adalah Anak Yatim, Yesus Datang Untuk Mengangkatmu Sebagai Anak
Kalangan Sendiri

Jangan Berpikir Kamu Adalah Anak Yatim, Yesus Datang Untuk Mengangkatmu Sebagai Anak

Lori Official Writer
      5016

Yohanes 14: 18

Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu.


Bacaan Alkitab Setahun: [kitab]Mazmu19[/kitab]; [kitab]Kisah2[/kitab]; [kitab]0Ayub15-17[/kitab]

Dalam waktu delapan bulan, ibu mertua dan ibuku meninggal dunia. Meskipun mereka bisa bertahan hidup sampai usia 90-an tahun, mereka akhirnya menyerah pada penyakit dalam kelemahan fisik. Ayahku meninggal beberapa tahun yang lalu, tapi kehilangannya membuat ibu diliputi kesedihan sepanjang sisa hidupnya. Sekarang, kehilangan kedua orangtua duniawi kami juga menimbulkan kesedihan dan perasaan sebagai anak yatim piatu di hati kami. Aku dan suamiku merasakan hal itu.

Setelah kepergian orangtua kami, kami harus membersihkan dua rumah yang sudah kosong. Mengumpulkan semua harta benda yang tertinggal selama bertahun-tahun, surat-surat lama dan foto-foto kuno yang mengingatkan kembali kenangan. Ada rasa sedih tapi juga disertai dengan tawa dan air mata. Tak ada saudara kandung yang bisa dikenang, yang bisa membagi semua warisan yang ditinggalkan atau berbagi kesedihan. Kami hanya punya satu sama lain dan juga anak-anak. Tak lagi ada ikutan hubungan dengan keluarga lain. Semuanya hanya tinggal kenangan.

Mungkin perasaan serupa juga dialami murid-murid Yesus saat mereka ditinggalkan. Mereka mungkin meringkuk di balik pintu setelah kematian-Nya. Mereka takut pada apa yang akan terjadi selanjutnya. Apakah mereka akan ditangkap dan dihukum juga? Meskipun Yesus mencoba menyampaikan penderitaan yang dialami-Nya di hari-hari terakhir pelayanan-Nya, tapi mereka sama sekali belum siap dengan kepergian Yesus. Mereka diliputi perasaan kesedihan karena ditinggalkan.

Kita semua kadang merasa ditinggalkan. Saat masalah kesehatan, kehilangan pekerjaan, krisis keuangan dan masalah hubungan yang semakin kacau, kita suka bertanya kenapa Tuhan tidak membereskannya? Perasaan kehilangan dan diabaikan nampaknya jadi perhatian yang menarik di masa-masa Natal ini. Kita bisa melihat orang-orang bisa tersenyum bahagia dan menikmati musim Natal. Sementara kita hanya bisa menyaksikannya dari kejauhan yang sepi. Tapi seringnya, perasaan sedih dan kehilangan itu bisa muncul karena kita diliputi oleh kenangan-kenangan masa kecil yang menyakitkan atau kondisi hubungan yang sedang bermasalah atau persoalan-persoalan hidup yang berat. Kita lupa Tuhan masih bersama kita. Dia tidak pergi! Roh Kudus hidup di dalam kita dan Dia berjanji akan menghibur dan menasihati kita.

Aku dan suamiku memilih untuk melangkah ke fase kehidupan yang baru. Kami merefleksikan kehidupan ke masa-masa sebelumnya dan menyaksikan bagaimana Tuhan menopang keluarga kami melalui beragam kesulitan keuangan, sakit penyakit, peperangan dan masa-masa berduka dan kehilangan. Kami bukan orang pertama yang mengalami kesedihan dan ketidakpastian. Sama seperti Tuhan membimbing orangtua kami, Dia juga akan memimpin dan melindungi kami. Dia adalah penghibur, pembantu, dan sahabat. Yang terpenting, Dia adalah Bapa. Setelah diadopsi sebagai anggota keluarga Tuhan, kita bukan lagi anak yatim.

Saat waktu yang ditentukan akan tiba, Allah Bapa akan mengutus anak-Nya, datang ke dunia dan lahir di bawah hukum Taurat, untuk menebus kita yang hidup di bawah hukum Taurat. Supaya kita bisa diangkat sebagai anak perempuan-Nya (Galatia 4: 4-6).

Dan penantian itu sudah digenapiNya lebih dari 2000 tahun yang lalu. Allah mengutus Yesus untuk tinggal di tengah-tengah kita dan datang untuk menyelamatkan mereka yang terhilang, yatim piatu dan kehilangan harapan. Dia adalah Tuhan yang diperhadapkan dnegan godaan, penganiayaan, penderitaan, dan kesedihan. Tapi Dia berjanji untuk tidak pernah meninggalkan kita. Kehadiran-nya adalah harapan bagi kita sepanjang musim dan tahun ini.

Kiranya TUHAN, Allah kita, menyertai kita sebagaimana Ia telah menyertai nenek moyang kita, janganlah Ia meninggalkan kita dan janganlah Ia membuangkan kita… (Raja-raja 8: 57)

Ikuti Kami