Mazmur 86: 12-13
Aku hendak bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, Allahku,
dengan segenap hatiku, dan memuliakan nama-Mu untuk selama-lamanya; sebab kasih
setia-Mu besar atas aku, dan Engkau telah melepaskan nyawaku dari dunia orang
mati yang paling bawah.
Bacaan Alkitab Setahun: [kitab]Mazmu148[/kitab]; [kitab]Wahyu4[/kitab]; [kitab]Ester1-2[/kitab]
Meskipun kita
bisa saja hanya menikmati makanan di meja kita saat momen Thanksgiving, tapi kita
juga perlu tahu soal hasil penelitian terbaru ini. Sebuah studi menemukan bahwa
sikap hati bersyukur sangat bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan fisik dan emosional kita.
Selain itu,
bersyukur juga ternyata bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan suplai darah
ke dalam jantung. Melatih diri atau membuat jurnal syukur mingguan juga bisa meningkatkan
kewaspadaan, antusiasme dan tenaga kita serta memperbaiki pola tidur kita. Mereka yang suka bersyukur juga akan cenderung terhindar dari stress dan depresi.
Rasa syukur
memang tidak muncul secara langsung dalam diri kita. Kita bisa belajar bersyukur
seperti dalam Lukas 17: 11-19, dimana saat itu Yesus melewati sebuah desa dan bertemu
dengan sepuluh orang kusta yang ingin sekali sembuh dari penyakit itu. Awalnya,
mereka mengambil jarak dari kejauhan dan berseru kepada Yesus, “Yesus, Guru,
kasihanilah kami!” Tapi Yesus malah menyuruh mereka pergi menampakkan diri kepada
para imam. Tapi waktu kesepuluh penderita kusta ini menuruti perintahNya dan berjalan, penyakit kulit mereka pun sembuh.
Setelah menampakkan
diri kepada para imam, salah satu dari mereka kembali kepada Yesus. Dia tersungkur
di bawah kakiNya. Yesus pun heran bahwa hanya ada satu orang saja yang kembali untuk
berterima kasih kepada-Nya. “Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi
tahir? Di manakah yang sembilan orang itu?” (ayat 17). Dia juga merasa heran bahwa
orang yang datang itu adalah warga Samaria, suku yang justru dibenci dan dijauhi orang-orang Yahudi.
Kisah ini mengingatkan
kita bahwa Yesus sangat senang menerima ucapan terima kasih si penderita kusta itu.
Itu sebabnya,berterima kasih atau mengucap syukur adalah sikap yang penting dimiliki orang Kristen. Ini juga adalah perintah langsung dari Tuhan .
Di dalam Perjanjian
Lama, Allah menetapkan peraturan khusus supaya orang Israel membawa persembahan
syukuran. Dalam Perjanjian Baru, orang-orang percaya diperintahkan untuk mengucap
syukur dalam segala hal (1 Tesalonika 5: 18). Dalam hal ini, Allah bahkan meminta
kita untuk selalu mengucap syukur sekalipun dalam kemalangan, masalah dan di tengah cobaan.
Raja Daud adalah
sosok yang tidak pernah melupakan perbuatan-Nya atas bangsa Israel dan atas hidupnya
secara pribadi. Meskipun dia mengalami kekecewaan, penderitaan, dan sakit hati,
Daud tetap tak lupa untuk mengucap syukur kepada Penciptanya dan Tuhannya. Sikap bersyukur menjadi dasar penyembahannya kepada Allah.
Menumbuhkan
sikap bersyukur menjadi bentuk penghormatan bagi Allah dan juga bisa menguatkan
iman kita. Hal ini juga bisa memperkuat hubungan kita dengan orang lain. Kita tidak
bisa berada dalam hubungan yang benar dengan Tuhan atau siapapun tanpa bersyukur.
Tak peduli masalah apa yang sedang kita hadapi, jangan menjadi seperti
kesembilan orang kusta itu. Yang lupa untuk berterima kasih kepada sang ‘penyembuh’
mereka.
Nah,
tanyakanlah pada dirimu sendiri: Seberapa
seringkah aku sudah mengucap syukur kepada Tuhan atau menyampaikan terima kasih
kepada orang lain?