Kasih Karunia, Pedang Kebenaran yang Memampukan Kita Menang dalam Pertempuran
Kalangan Sendiri

Kasih Karunia, Pedang Kebenaran yang Memampukan Kita Menang dalam Pertempuran

Lori Official Writer
      5435

1 Korintus 15: 10

Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku. 


Bacaan Alkitab Setahun: [kitab]Mazmu130[/kitab]; [kitab]Yohan7[/kitab]; [kitab]Yerem37-38[/kitab]

Ada orang yang berhasrat jadi dokter gigi. Tapi ternyata tangannya nggak ahli menggunakan peralatan gigi yang biasa dipakai seorang dokter gigi.

Ada yang pengen sekali jadi tukang, tapi dia justru nggak punya kecakapan saat menancapkan paku. Ada juga yang tahu banyak soal olahraga tapi nyatanya nggak punya kemampuan jadi seorang olahragawan.

Ada banyak orang yang tahu soal teknik bernyanyi, tahu banyak soal seni dan banyak hal lainnya.Tapi sayang mereka justru nggak pernah bisa berhasil jadi apa yang mereka mau karena keterbatasan kemampuan alamiah yang ada di dalam diri mereka.

Sama halnya seperti hukum yang diberikan Allah melalui Musa. Secara isi hukum itu memang keren. Tapi sayangnya, mereka yang diwajibkan menaati hukum itu justru menjalankannya dengan penuh perasaan frustrasi dan tertekan.

Di 1 Korintus 7: 18, Paulus bahkan mengungkapkan ketidakberdayaannya melakukan hal yang baik. Dia mengaku punya hasrat untuk memuliakan Tuhan, tapi nyatanya dia sama sekali nggak punya bakat seni. Dia mau menyanyikan melodi-melodi pujian, tapi dia sama sekali buta nada dan nggak bisa memainkan lagu. Dia mau mencetak gol dalam pertarungan, tapi dia sama sekali nggak punya keterampilan dalam hal itu. Dia sama sekali nggak bisa mewujudkan hasrat itu secara nyata.

Yesus juga adalah seorang pemberi hukum yaitu hukum perjanjian baru. Bedanya dengan Musa adalah Yesus sendiri menganugerahkan kasih karunia. Di dalam Dia ada kebenaran yang dipenuhi dengan kasih karunia. Sumber inilah yang memampukan kita untuk melekat kuat di dalam Tuhan.

Di dalam buku Max Lucado, In The Grip of Grace, dituliskan tentang janji perdamaian hubungan antara manusia dengan Tuhan. Janji itu digenapi dengan kasih karunia yang dianugerahkan Yesus. Karena itulah orang percaya mengejar Allah, menantikan Dia dengan setia dan penuh kasih.

Kasih karunia inilah yang kita analogikan sebagai pedang kebenaran yang memampukan kita dalam pertempuran. Pedang ini memberi kita kekuatan dan keterampilan untuk menggunakan kebenaran dengan baik di tengah pertempuran hidup.

Saat kita mendengar khotbah, membaca Alkitab, atau membaca buku tentang prinsip-prinsip alkitab, kita bisa memahami kebenaran yang kita terima dan mulai menghidupinya. Kita nggak perlu frustrasi karena tertekan dengan aturan.

Dalam 1 Korintus 15: 10, Paulus mengungkapkan betapa pentingnya kasih karunia Tuhan atas transformasi hidupnya dari yang jahat jadi pribadi yang benar-benar mengasihi Yesus. “Dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua…”

Ya, kasih karunia Tuhan lah yang memampukan kita bisa melekat kuat pada panggilan dan tujuan-Nya. KAsih karunia juga memampukan kita untuk mengerjakan-Nya dengan tuntas. Dan yang paling penting, bahwa kasih karunia Tuhan bisa menolong kita lepas dari setiap kebohongan si iblis. 


Manusia itu makhluk terbatas, kita hanya mampu disempurnakan oleh karena kasih karunia

Ikuti Kami