Mazmur 136:26
Bersyukurlah kepada Allah semesta langit! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
Bacaan Alkitab Setahun Mazmur 149; Wahyu 5; Ester 3-4
Saat pertama kali masuk ke rumah di tahun 1977, keluarga kami bertambah dari empat orang menjadi tujuh orang. Meja tua milik ayah saya masih mengakomodasi kebutuhan kami. Hingga suatu saat salah satu kakinya patah, akhirnya putra saya bungsu saya mencari palu dan paku yang panjang. Dia pun memasang kembali kaki yang patah itu, walau bentuknya jadi tidak indah.
Dengan berjalannya waktu, keluarga kami semakin besar, anak-anak sudah mulai menikah dan lahirlah cucu-cucuku. Akhirnya suamiku memutuskan untuk membeli meja baru. Tapi setelah beberapa tahun, meja itu mengalami masalah yang sama, salah satu kakinya patah. Namun kali ini suamiku Paul yang memasang kembali kaki meja itu, sehingga tidak terlihat perbedaannya.
Tapi keluarga kami bertambah besar, hingga setiap kali makan bersama, siku kami saling bersentuhan. Menaruh makanan saja rasanya sudah tidak muat. Akhirnya saya dan suami memutuskan untuk membeli meja baru yang lebih besar dari seorang tukang kayu. Tapi sewaktu membawanya pulang, kami kesulitan untuk memasukkannya ke rumah. Secara kasat mata saja sudah kelihatan bahwa meja itu tidak akan muat di pintu depan rumah kami.
Akhirnya mengambil jalan memutar, kami memasukkannya dari belakang. Tapi untuk itu kami butuh bantuan untuk mengangkatnya melewati pagar. Kandidat yang paling cocok adalah seorang anak muda yang baru pindah jadi tetangga kami. Dia terlihat kuat.
Penyediaan Tuhan luar biasa, Dia menyediakan orang yang tepat untuk pekerjaan itu.
"Lagipula engkau mempunyai sangat banyak pekerja, yakni pemahat-pemahat batu, tukang-tukang batu dan kayu dan orang-orang yang ahli dalam segala macam pekerjaan." ~ 1 Tawarikh 22:15
Yang harus kami lakukan adalah minta tolong.
Akhirnya meja lama dikeluarkan dan meja baru berhasil dimasukkan ke dalam rumah. Kami berencana menaruh meja lama di pinggir jalan sambil diberi tulisan "Gratis." Tetapi suami saya mendapati bahwa tetangga kami tadi dan istrinya tidak punya meja makan. Sekarang mereka punya. Kami tidak akan pernah tahu kebutuhannya jika kami tidak pernah minta tolong kepada dia.
Jadi saya mengucap syukur untuk meja baru saya. Mengucap syukur untuk tukang kayu yang membuat meja kayu dengan kaki-kaki yang kuat yang sepertinya tidak akan patah semasa hidup saya. Saya bersyukur atas bantuan tetangga saya sehingga kami sebagai gantinya bisa membantu mereka.
Lebih dari semua itu saya bersyukur untuk Tukang Kayu yang menempatkan kami berdekatan sehingga kami diberi kesempatan untuk saling menolong satu sama lain.
Copyright © 2017 Nancy E. Head. Digunakan dengan izin.