Yakobus 4: 13-14
"Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: "Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung", sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap."
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 29; Kisah Para Rasul 1; Keluaran 7-8
Dekat dari rumahku, aku melihat sebuah helikopter mengevakuasi orang-orang dari ambulance sebanyak dua kali dalam empat hari ini. Lalu lintas berhenti. Orang-orang terpaku. Langit berdentam dengan suara helikopter itu.
Lalu setiap orang bangun di pagi hari, sarapan pagi dan pergi melakukan aktivitas mereka seperti biasa, lalu mereka tertimpa musibah. Ada yang tertabrak mobil, dan yang lainnya kena serangan jantung.
Aku tinggal di pinggiran kota yang sangat damai, kadang-kadang aku pikir aku akan tertidur lama. Banyak yang pindah ke sini dan mengeluarkan banyak biaya untuk membangun rumah demi menghindari drama jalanan. Lalu mengirim anak-anak mereka ke sekolah terbaik. Biasanya mereka akan dilarang melakukan yang mereka suka.
Bagaimana pun kita menghindar dari segala drama hidup, kita tetap akan menghadapinya. Setiap kita hidup dari waktu ke waktu karena itu kita nggak bisa bilang kalau kita akan bebas dari penderitaan atau menawar hidup untuk sehari. Banyak orang tua dan muda meninggal secara tiba-tiba. Banyak dari kita melewati tragedi dan hidup yang sulit. Dan hampir semua orang berhadapan dengan hari yang buruk.
Tak ada asuransi apapun yang bisa menjamin kita bebas dari penyakit serius, kecelakaan mobil atau tindakan kekerasan. Tak ada yang bisa memastikan kita tidak diangkut oleh helikopter, kantong mayat atau peti mati yang besar.
Satu-satunya hal cerdas yang bisa kita lakukan adalah dengan berhenti memaksakan diri melakukan yang kita anggap bisa kita lakukan. Tapi hiduplah dengan bebas. Serahkan seluruh hidupmu di tangan Tuhan. Mintalah kerendahan hati dan keteguhan iman untuk tidak lagi memikirkan diri sendiri. Saat kita melakukannya, semuanya akan berjalan baik di tangan-Nya. Semakin banyak perhatian yang kita berikan kepada Tuhan, semakin sedikit rasa khawatir kita akan berbagai persoalan hidup. Mulai dari soal apa yang kita capai, miliki dan kita coba lindungi. Satu-satunya tujuan hidup kita adalah kekekalan (Lukas 9: 23).
Kita hidup untuk mendapatkan kekekalan. Dan itu adalah idenya Tuhan. Dunia sama sekali tidak menawarkan kekekalan, karena semuanya itu hanya bersifat sementara saja. Karena itu jangan terjebak dengan janji palsu yang ditawarkan dunia.
Ketenangan hanya bisa didapat hanya dengan meletakkan segala kekhawatiran kita ke dalam tangan Tuhan