Yakobus 3: 10
….. dari mulut yang satu keluar berkat
dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi.
Bacaan Alkitab Setahun : [kitab]Mazmu22[/kitab]; [kitab]Matiu22[/kitab]; [kitab]Kejad43-44[/kitab]
Benjamin anak sulung saya yang berusia dua tahun suatu
hari bertanya apakah dia bisa bermain dengan kapal mainannya yang baru dibelikan suami saya? Lalu saya mengijinkannya memainkan kapal mainan itu.
Saat Benjamin bermain dengan kapal barunya, dia mulai
menanyakan pendapat saya soal kapalnya itu. Saya yang saat itu sedikit ngantuk
dan lebih fokus meneguk kopi dan berdandan menjawab, “Oh iya, itu perahu yang besar..”
Tapi dengan cepat Benjamin segera mengoreksi jawaban saya, “Papa bilang itu sebuah kapal.”
“Itu benar,” jawab saya.
Beberapa menit kemudian, anak saya kembali berbicara soal
mainannya dan tanpa berpikir, saya mulai menimpali lagi, “Hmm…ya itu perahu yang bagus..”
Untuk kedua kalinya, Benjamin berkata, “Ini kapal.”
Sembari melanjutkan pekerjaan, saya meliriknya dari cermin dan berkata, “Oh iya benar…”
Percaya atau tidak, beberapa menit kemudian, Benjamin
kembali bercerita soal mainannya dan dengan kondisi setengah terjaga saya menjawab, “Itu perahu yang besar..”
Tapi kali ini dia berteriak, “Mam.!” Sontak saya berbalik
dan melihat dia memegang mainannya dan menatap saya dengan perasaan frustrasi. “Bisa nggak Mama bilang ini kapal?”
Dalam Yakobus 3: 5 dikatakan, “Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun
dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Lihatlah, betapapun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar.”
Persoalan antara saya dan Benjamin jauh lebih kecil
dibanding dengan persoalan lain yang disebabkan oleh perkataan. Bangsa-bangsa
berperang dan pasangan bercerai hanya karena kata-kata. Lidah adalah senjata yang
jika salah menempatkan kata-kata melaluinya maka hanya akan memicu kebakaran hutan yang dahsyat.
Perkataan bisa merusak dunia, mengubah keharmonisan
menjadi kekacauan, melumuri lumpur di atas reputasi, meratakan dunia dengan penuh kepulan asap (baca Yakobus 3: 7-10; 1 Petrus 3: 10).
Saya mungkin tidak bisa menggunakan lidah saya dengan
sempurna. Tapi saya bisa memilih kata-kata saya. Yesus berkata perkataan kita dimulai
dengan apa yang kita masukkan ke dalam hati (Matius 12: 34). Karena itulah saya mulai menerapkan firman itu dalam kehidupan saya.
Kata-kata kita bisa jadi kutuk karena sangat menjengkelkan,
sia-sia, tergesa-gesa, tidak sopan, tidak tulus, penuh keangkuhan dan
berbahaya. Sebaliknya, kata-kata kita bisa jadi berkat karena sangat sederhana,
membantu, tulus, penuh hormat, rendah hati, dan baik. Apapun kata-kata yang keluar
dari mulut kita itu sangat tergantung pada kontrol kita sendiri. Jadi, pilihlah perkataan yang memberkati sebelum mengucapkannya dengan lidah.
Kita memiliki kuasa untuk mengontrol
setiap perkataan yang keluar dari perbendaharaan kata-kata kita