Mengapa Yesus Ditolak?
Kalangan Sendiri

Mengapa Yesus Ditolak?

Claudia Jessica Official Writer
      3646

Matius 27: 45-46

Mulai dari jam dua belas kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga. Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eli, Eli, lama sabakhtani?" Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 98; Lukas 10; Yosua 7-8

"Eli, Eli, lama sabakhtani?" yang berarti: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?

Segala hukuman yang Yesus jalani seperti pukulan, cambuk, memikul salib bahkan ejekan itu tak tertahankan, tetapi penolakan oleh Bapa-Nya bahkan lebih buruk. Kegelapan menyelimuti Yerusalem dari pukul 12:00 hingga 15:00 secara dramatis menggarisbawahi kekacauan dan kehancuran penolakan ini.

Tetapi, injil di Matius memberi kita jawaban yang tepat atas pertanyaan Yesus. Apa kamu ingat nama yang malaikat diberikan kepada Yusuf pada kisah kelahiran Yesus? Matius 1:21  mencatat,“Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka."

Allah menolak Anak-Nya agar kita bisa diampuni. Karena Allah berpaling dari Anak-Nya di Kalvari, Dia tidak akan pernah berpaling dari kita yang mempercayai penebusan Anak-Nya atas dosa-dosa kita. Bahkan Rasul Paulus sendiri menuliskan di 2 Korintus 5:21 “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.”

Tuhan, aku tahu betapa sakitnya hatiku ketika aku ditolak, tetapi aku tidak akan pernah tahu penderitaan-Mu ketika Kau ditolak oleh Bapa-Mu. Ditantang dengan identitas-Mu sebagai Anak Allah dan diejek dengan tidak berdaya untuk melakukan apa pun tentang rasa malu-Mu.

Memang benar bahwa mausia layak mendapat hukuman kekal, hal ini telah dibuktikan oleh mereka yang mengejek dan menyaksikan penderitaan-Mu di kaki salib. Mengapa Engkau mengambil hukuman mati kami, saya tidak pernah mengerti. Tetapi bantu saya untuk tetap menyanyikan pujian:

“Dia meninggalkan tahta Bapa-Nya di atas, sangat bebas, tak terbatas kasih karunia-Nya! Mengosongkan diri-Nya kecuali kasihnya dan berkorban bagi keturunan Adam yang tidak berdaya. Cinta yang luar biasa! Bagaimana bisa Engkau Ya Allahku, harus mati untukku!”

Ikuti Kami