Matius 27: 45-46
Mulai dari jam dua belas kegelapan
meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga. Kira-kira jam tiga berserulah
Yesus dengan suara nyaring: "Eli, Eli, lama sabakhtani?" Artinya:
Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?
Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 98;
Lukas 10; Yosua 7-8
"Eli, Eli, lama sabakhtani?" yang berarti: Allah-Ku, Allah-Ku,
mengapa Engkau meninggalkan Aku?
Segala hukuman yang Yesus jalani
seperti pukulan, cambuk, memikul salib bahkan ejekan itu tak tertahankan,
tetapi penolakan oleh Bapa-Nya bahkan lebih buruk. Kegelapan menyelimuti
Yerusalem dari pukul 12:00 hingga 15:00 secara dramatis menggarisbawahi
kekacauan dan kehancuran penolakan ini.
Tetapi, injil di Matius memberi kita
jawaban yang tepat atas pertanyaan Yesus. Apa kamu ingat nama yang malaikat diberikan
kepada Yusuf pada kisah kelahiran Yesus? Matius 1:21 mencatat,“Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus,
karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka."
Allah menolak Anak-Nya agar kita bisa
diampuni. Karena Allah berpaling dari Anak-Nya di Kalvari, Dia tidak akan
pernah berpaling dari kita yang mempercayai penebusan Anak-Nya atas dosa-dosa
kita. Bahkan Rasul Paulus sendiri menuliskan di 2 Korintus 5:21 “Dia yang tidak mengenal dosa telah
dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh
Allah.”
Tuhan, aku tahu betapa sakitnya hatiku ketika aku ditolak, tetapi aku
tidak akan pernah tahu penderitaan-Mu ketika Kau ditolak oleh Bapa-Mu. Ditantang
dengan identitas-Mu sebagai Anak Allah dan diejek dengan tidak berdaya untuk
melakukan apa pun tentang rasa malu-Mu.
Memang benar bahwa mausia layak mendapat hukuman kekal, hal ini telah
dibuktikan oleh mereka yang mengejek dan menyaksikan penderitaan-Mu di kaki
salib. Mengapa Engkau mengambil hukuman mati kami, saya tidak pernah mengerti. Tetapi
bantu saya untuk tetap menyanyikan pujian:
“Dia meninggalkan tahta Bapa-Nya di atas, sangat bebas, tak terbatas
kasih karunia-Nya! Mengosongkan diri-Nya kecuali kasihnya dan berkorban bagi
keturunan Adam yang tidak berdaya. Cinta yang luar biasa! Bagaimana bisa Engkau
Ya Allahku, harus mati untukku!”