Bisa Percaya Pada Tuhan Tanpa Keraguan Merupakan Harta Kita Yang Berharga
Kalangan Sendiri

Bisa Percaya Pada Tuhan Tanpa Keraguan Merupakan Harta Kita Yang Berharga

Inta Official Writer
      3129

"...Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab jusru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna..."

  (2 Korintus 12:9)

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 33; 1 Tesalonika 5; Yesaya 19-20

Saya ada dalam sebuah konferensi wanita yang membuat saja harus menempuh perjalanan sekitar 5 jam saat mendengar suara Tuhan bertanya kepada saya, pertanyaan yang hanya punya 4 kata, tetapi dapat mengubahkan kehidupan saya selamanya.

Apakah kamu percaya padaku?

Harapannya, saya bisa menjawab hal ini dengan tegas, "Ya. Tentu. Saya percaya kepadamu." Sayangnya, saya tidak demikian. Saya justru merenungkan ketetapan Tuhan, dan jujur, saya menganggapnya kurang.

Meskipun saya sudah memahami soal Tuhan yang hidup sejak kecil, saya banyak memutuskan sesuatu yang kurang baik seiring bertambahnya waktu. Namun, kehidupan saya banyak berubah sejak saya bertemu dengan Kristus. Saya memilih untuk pergi menjauh dari kehidupan yang kelam dan ikut menyebarkan Kabar Baik pada sesama.

Sebelumnya, saya sudah mempersiapkan diri untuk memberikan contoh dari rahmat dan belas kasihan yang telah Tuhan tawarkan kepada saya, dan saya juga memberi tahu pada para partisipan di konferensi ini tentang bagaimana Tuhan menawarkan hadiah yang sama pada mereka juga.

Namun, saat sedang melanjutkan perjalanan, saya menjawab pertanyaan besar, 'Apakah kamu percaya padaku?' Dengan berat hati, saya mengaku kalau saat itu, saya tidak benar-benar tahu apa yang harus saya jawab.

Bukannya menjawab, saya justru mencoba mengalihkannya dengan sebuah pertanyaan baik.

'Tidak bisakah kita menjaga hubungan kita sebagaimana adanya; Saya berbicara soal kasih karunia dan belas kasihan Engkau dan bahwa Engkau sedang mengawasi saya?'

Apakah kamu percaya padaku?

Kita sering mendapati diri kita berada pada saat-saat yang kelihatannya tidak bisa diatasi. Menurut pengalaman saya, selama sepuluh hari setelahnya, saya merenungkan masa lalu saya dan pilihan yang telah membuat saya berpindah dari masalah satu ke masalah lainnya.

Selama penilaian tersebut, Tuhan menunjukkan kepada saya melalui Alkitab, doa, dan pengalaman intim saat berdua bersamaNya, tentang bagaimana Tuhan menyelamatkan saya, meskipun saya sendiri belum pernah melihatnya secara langsung.

Mulai dari keluarga yang bunuh diri, hubungan yang tidak sehat, kehilangan sesuatu yang cukup berat, tidak sekali pun Tuhan meninggalkan saya.

Sedihnya, pengalihan dari masalah satu ke yang lainnya sering menghilangkan fokus saya. Bukannya mencari Tuhan, saya justru bertindak seolah-olah bisa mengatasi segalanya sendiri.

Tapi Tuhan sangat mengasihi saya, sehingga saya bisa lari dari rasa sakit saya. Pada saat itu tiba, saya menyadari kalau saya tidak lagi bisa menghidar dari permasalahan ini. Kesadaran itu memaksa saya untuk menundukkan roh-roh jahat yang selama ini telah mengintimidasi saya. Saya perlu bertanya pada diri sendiri, apakah saya percaya kepada Tuhan?

Daniel 3:16-26 membagikan kisah Sadrakh, Mesakh, dan Abednego. Mereka tahu dengan jelas, baik pikiran maupun hati mereka, bahwa mereka percaya sepenuhnya pada Tuhan.

Daniel 3:17, "Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja;"

Saya ingin punya iman sama seperti mereka.

Di kepala saya, saya tahu kalau Tuhan dapat melindungi saya, tetapi saya perlu tahu apa yang Tuhan bisa lakukan dahulu. Jika saya mati nanti, saya perlu tahu bahwa Tuhan masih layak dipuji dan Dia akan berjalan bersama saya melalui masalah ini.

Saat memahami kedalaman kasih Tuhan buat saya, saat itu pula saya menyadari bahwa masa depan itu akan selalu baik-baik saja.

Waktu saya datang pada April 2011, setelah terapi fisik, pekerjaan, dan wicara, sekarang saya mengisi waktu untuk menjalani kehidupan dengan memberi tahu orang lain tentang Kristus.

"...Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab jusru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna..." (2 Korintus 12:9).

Tuhan punya rencana buat setiap kita. Mungkin kita merasa perlu lari dari masalah yang sekarang sedang terjadi. Namun, ambillah jeda untuk mengambil napas.

Setiap permasalahan yang kita alami saat ini merupakan sebuah peluang untuk kita menemukan titik balik dalam kehidupan kita.

Ingatkan diri pada kata-kata Yusuf pada saudara-saudaranya mengenai kesulitan yang ia alami karena tindakan mereka.

"Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar."  (Kejadian 50:20)

Mempercayai Tuhan tanpa ada keraguan merupakan sesuatu yang berharga yang bisa kita miliki.

Hak Cipta © Juni 2018 oleh Robin Luftig, digunakan dengan izin.

Ikuti Kami