Mazmur 73: 12-13
Sesungguhnya, itulah orang-orang fasik: mereka menambah harta benda dan senang selamanya!
Sia-sia sama sekali aku mempertahankan hati
yang bersih, dan membasuh tanganku, tanda tak bersalah.
Bacaan Alkitab Setahun
Mazmur 45; 2 Timotius 3; Yesaya 43-44
Salah satu pertanyaan spiritual yang jadi pergumulan banyak orang adalah mengapa orang baik kadang-kadang menderita, sementara begitu banyak orang jahat hidup makmur. Ini bukan pertanyaan baru. Ayat bacaan kita hari ini berasal dari mazmur yang ditulis oleh seorang pria bernama Asaf. Dia adalah salah satu pemimpin musisi Raja Daud, yang menulis mazmur ini setelah bergumul dengan masalah ini!
Sebelumnya dalam mazmur, Asaf memberitahu kita bahwa dia merasa iri dengan kemakmuran orang-orang yang dia identifikasi sebagai "orang fasik." Ketika dia melihat apa yang tampaknya tidak adil di dunia, dia menjadi putus asa tentang mencoba menjalani kehidupan yang benar.
Kesimpulannya tentang mereka yang bersikap angkuh terhadap Tuhan adalah bahwa "pikiran jahat mereka tanpa batas.” Namun, ia mengamati, "mereka tidak pernah susah, dan semakin makmur." Akibatnya, ia mencapai kesimpulan dari teks hari ini: " Sia-sia sama sekali aku mempertahankan hati yang bersih."
Apa yang Asaf lakukan agar pikirannya kembali lurus? Dia melangkah mundur dan melihat gambar yang "lebih besar". Dia pergi ke "gereja." Di sana dia mengingat beberapa hal baik yang tidak bisa kita lihat di dunia yang kelihatan: Tuhan selalu bersama kita. Tuhan membimbing kita dan memberi kita kekuatan. Ketika hidup kita berakhir, Tuhan membawa kita ke hadirat-Nya. Sebagai hasil dari meluruskan pandangannya, Asaf dapat berkata kepada Tuhan, "Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi."
Ketika kamu mencoba hidup dengan cara yang menyenangkan Tuhan, itu tidak sia-sia. Jika sepertinya "orang jahat" selalu menang, ingatlah bahwa kita memiliki perspektif yang sangat terbatas. Seperti yang dilakukan Asaf, kita perlu menempatkan diri kita di tempat di mana kita bisa mendapatkan sudut pandang yang berbeda, yaitu sudut pandang Allah. Itu bisa mengubah keputusasaan kita menjadi sukacita! Kita bisa beralih dari korban menjadi pemenang!
Bapa Surgawi, bantulah kami mengingat bahwa hidup dengan cara yang menyenangkan Engkau tidak pernah sia-sia. Bantu kami memiliki perspektif-Mu tentang kehidupan. Terima kasih untuk selalu bersama kami dan ada dalam hidup kami. Amin.
Diadaptasi dari: A Story of God And All Of Us: Reflections - Berdasarkan Miniseri Epic TV THE BIBLE © 2013 oleh Lightworkers Media. Diterbitkan oleh Hachette Book Group, Inc., Digunakan dengan izin.