Kamu Lagi Hadapi Kesulitan? Tenang, Tuhan Sedang Membawamu Untuk Bertumbuh
Kalangan Sendiri

Kamu Lagi Hadapi Kesulitan? Tenang, Tuhan Sedang Membawamu Untuk Bertumbuh

Puji Astuti Official Writer
      3195

Yakobus 1:17

Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.

Bacaan Alkitab Setahun Amsal 27; Filipi 4; 2 Tawarikh 12-13

Saya sangat menghormati orang-orang yang menjalankan sekolah mengemudi dan mengajar orang lain cara mengemudi (saya juga memberikan mobil-mobil dengan tanda "BELAJAR" ruang yang lebih BANYAK pada mereka).

Saya mengajar putra dan putri saya cara mengemudi, dan ijinkan saya memberi tahu kamu, itu adalah petualangan nyata bagi saya dalam hal kesabaran, pengertian, dan manajemen kemarahan. Pengemudi baru cenderung mengerem keras dan mulai dengan cepat, parkir dalam posisi miring di tempat parkir, nyelonong ke jalur lain, dan sering “goyang” karena memegang kemudi belum terkendali, lalu mengambil ancang-ancang yang berlebihan saat belok , dan itu dalam tempat parkir di gereja atau sekolah mengemudi yang kosong. Mereka masih membutuhkan waktu untuk bisa mengemudi di jalan raya dan apa lagi, di JALAN TOL!

Ada waktunya  ketika saya harus meraih dan memegang kemudi atau memberikan kata "tegas" untuk mempertahankan hidup, anggota tubuh, dan kondisi cat pada mobil (tentu saja semua dalam kasih karunia dan belas kasihan). Tetapi ketika kami melaju berkeliling, saya mulai memahami bahwa bagi saya, pelajaran besarnya adalah mengetahui kapan harus mengatakan atau tidak melakukan apa-apa.

Satu-satunya cara mereka benar-benar belajar mengemudi adalah jika mereka melakukannya sendiri tanpa campur tangan terus-menerus. Kesalahan harus dibuat dan jalannya mobil pasti akan kurang nyaman bagi saya dan penumpang lainnya, tetapi pembelajaran akan terjadi, dan itulah tujuannya. Pemahaman yang membantu saya melihat sesuatu tentang bagaimana Tuhan bergerak dalam kehidupan kita, atau tidak, sesuai dengan masalahnya.

Tanpa ragu, sama seperti saya selalu duduk di sebelah anak-anak saya ketika mereka belajar mengemudi, Tuhan selalu bersama kita. Yesus, dalam memberikan amanat agung dalam Matius 28:20, menyimpulkan dengan mengatakan,

"... Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."

Ibrani 13: 5b-6 menggemakan kebenaran itu ketika dikatakan,

"... Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau." Sebab itu dengan yakin kita dapat berkata: "Tuhan adalah Penolongku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?"

Bapa kita akan selalu bersama kita dan dapat membantu kita ketika kita membutuhkannya. Namun, saya juga percaya bahwa ada saat-saat ketika Dia tidak akan melakukan apa-apa dan tidak mengatakan apa-apa. Bagaimana lagi kita belajar? Bagaimana lagi kita akan bertumbuh? Itu sebabnya Yakobus 1: 2-4 mengatakan,

"..sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun."

Kita tidak punya uang untuk membayar tagihan. Kita membenci pekerjaan kita, atau lebih buruk lagi, tidak punya pekerjaan. Hubungan kita di rumah lebih menyerupai zona pertempuran daripada keluarga. Pertengkaran pecah di mana-mana, dan iblis menghantam titik-titik lemah kita begitu keras sehingga kita tidak bisa berpikir dengan jernih apalagi hidup benar. Rasanya seperti hidup kita "goyah" di luar kendali.

Jika kita tidak tahu kebenarannya, kita mungkin mengatakan bahwa Bapa telah meninggalkan kita, tetapi kita tahu Dia berjanji bahwa Dia tidak akan pernah melakukan itu. Dia hanya tidak melakukan apa-apa dan tidak mengatakan apa-apa sehingga kita bisa belajar dan bertumbuh.

Iman kita sedang "diuji di jalan." Jika semuanya menjadi tidak terkendali, Dia dapat, dan akan, mengambil alih kemudi kehidupan kita. Tetapi sementara itu, kita perlu menemukan kegembiraan yang ditulis Yakobus di atas, pada akhirnya, kita akan menjadi orang-orang yang "tak kekurangan sesuatu apapun."

Hak Cipta © 2013 John P. King. Digunakan dengan izin.

Ikuti Kami