Hari Ayah Dalam Alkitab, Hari Dimana Sebuah Pengumuman Besar Terjadi
Kalangan Sendiri

Hari Ayah Dalam Alkitab, Hari Dimana Sebuah Pengumuman Besar Terjadi

Inta Official Writer
      3473

Matius 3:17

Lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan:

“Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.”

Bacaan Alkitab setahun: Amsal 19; Efesus 2; Pengkhotbah 3-5

Hubungan antara Ayah dan Anak bisa kita lihat pertama kali dalam Matius 3, ketika Yesus datang kepada Yohanes Pembaptis untuk dibaptiskan. Saat itu, disanalah Yohanes Pembaptis, di tepi sungai Yordan, lengkap dengan jubah dari bulu unta yang basah kuyup.

Selagi ia mengajar, berkhotbah, mempersiapkan jalan bagi Tuhan, Dia juga membaptis setiap orang yang ada di sekitarnya. Tiba-tiba, datanglah Yesus dan berkata, "Hai, baptislah Aku." Kalau kita bayangkan, Yohanes Pembaptis pasti langsung gelagapan sambil berkata, "Eh gimana? Kamu, kan, Tuhan. Justru harusnya Kamu yang membaptis saya."

Mereka saling bersuara soal siapa dibaptis oleh siapa. Tapi akhirnya, Yohanes Pembaptis mengalah dan membaptiskan Yesus di Sungai Yordan. Yesus dibaptis untuk menggambarkan bahwa Ia juga sama seperti kita, perlu ditebus untuk menjadi baru dan bersih.

Alkitab mengatakan kalau ketika Yesus keluar dari air, langit langsung terbuka, Roh Allah yang seperti burung merpati turun ke atas-Nya. Kemudian,a da pengumuman dari surga yang mengejutkan, tetapi juga sungguh luar biasa indah. Apakah kamu tahu apa isi dari pengumuman tersebut?

Pengumuman tersebut merupakan sebuah berita besar bagi setiap orang yang berkumpul di sekitar Sungai Yordan hari itu. Banyak dari mereka yang berkumpul pasti mengetahui pria ini, pria yang berusia 30 tahun, Yesus dari Nazaret. Dia adalah anak dari Yusuf si tukang kayu.

Yesus tumbuh di sebuah desa kecil yang tidak jauh dari Sungai Yordan. Mereka pasti mengingat sosok Yesus saat masih kecil, dimana Ia berlarian di pinggir-pinggir jalan. Mereka pasti pernah melihatNya di sinagog atau pasar. Dan sekarang, setelah Yesus dibaptiskan oleh Yohanes, Allah Bapa berseru dengan suara yang bisa didengar oleh orang sekitar situ. Apa tepatnya yang Tuhan katakan?

Dengan sangat sederhana, Bapa berseru, "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah AKu berkenan."

Kita perlu mendalami konsep tersebut. Kita perlu tinggal disana, menikmati konsep tersebut. Di tepi Sungai Yordan itu, Allah Bapa menunjukkan bahwa hubunganNya dengan Yesus bukanlah sebuah kontrak semata.

Itu bukan sebuah penandatanganan sebuah dokumen teologi tertulis. Bukan pula sebuah daftar prinsip yang harus disepakati, atau aturan-aturan yang harus diikuti. Ini merupakan sebuah hubungan. Hubungan keluarga. Hubungan yang sungguh nyata, dari hati ke hati, dimana Sang Pencipta mengakuti Putra-Nya.

Kita semua tahu kalau Tuhan adalah Pribadi yang bijaksana, dan sangat kuat. Dia suci, adil dan sempurna. Namun, kita juga tahu kalau ada murka yang adil yang menunggu manusia kalau kita menolak kebenaran dan kasih karunia-Nya.

Tetapi inilah yang diungkapkan oleh Yesus soal Bapa-Nya: Allah adalah Bapa yang pengasih. Kita melihat kasih Bapa saat Dia menarik tirai dan menunjukkan kepada kita sebuah hubungan yang menakjubkan dengan Anak yang sangat Dia kasihi.

Dan Tuhan memperluas hubungan yang serupa dengan kita. Hubungan dimana Dia adalah Bapa kita, dan kita merupakan anak-anakNya. Tuhan mengasihi kita, bahkan dengan bangga Dia menyebutkan bahwa kita ini merupakan milikNya.

Dikutip dengan izin dari Not Forsaken oleh Louie Giglio. Hak Cipta 2019, Grup Penerbitan B&H.

 

 

Ikuti Kami