Selamat, Kamu Sudah Diadopsi. Kita Adalah Anggota Keluarga Allah!
Kalangan Sendiri

Selamat, Kamu Sudah Diadopsi. Kita Adalah Anggota Keluarga Allah!

Inta Official Writer
      3156

Yohanes 14:18

"Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu."

1 Raja-raja 8:57

"Kiranya TUHAN, Allah kita, menyertai kita sebagaimana Ia telah menyertai nenek moyang kita, janganlah Ia meninggalkan kita dan janganlah Ia membuangkan kita."

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 127; 1 Korintus 16; 1 Samuel 20-21

Dalam kurun waktu 8 bulan terakhir, baik ibu dari saya juga suami meninggal. Mereka berdua menyerah pada penyakit yang membuatnya lemah di usianya yang ke 90an. Sementara itu, ayah kami meninggal sudah bertahun-tahun lalu lamanya.

Kehadiran ibu di tengah-tengah keluarga kami menghilangkan rasa kehilangan dari tidak adanya sosok ayah. Sekarang, dengan ketidakhadiran ayah atau ibu, kami benar-benar merasa sebuah kehilangan, kesedihan, juga perasaan tidak biasa karena sekarang, kami berdua menjadi anak yatim piatu.

Terlebih, baik saya maupun suami merupakan tunggal dari orang tua kami. Fakta itu membuat kami semakin larut dalam kehilangan.

Ketika membersihkan kedua rumah orang tua sambil memilah-milah mana benda yang masih terpakai dan tidak, rasa kehilangan itu semakin meledak. Kami melihat foto kebersamaan selama bertahun-tahun, surat-surat lama, mereka semua membawa kenangan yang menyenangkan, kesedihan, pahit, yang membawa tawa dan air mata.

Buat kami berdua, tidak ada saudara kandung yang bisa diajak bernostalgia, berbagi harta benda, atau kesedihan. Saya dan suami hanya memiliki satu sama lain, beserta dengan akan-anak dan keluarga besar lainnya.

Mungkin murid dan para pengikut Yesus lainnya juga merasakan hal serupa ketika mereka ditinggalkan oleh Kristus setelah kematianNya. Mereka takut tentang apa yang akan terjadi selanjutnya. Mungkinkah mereka akan ikut ditangkap dan dieksekusi?

Meskipun pada hari-hari sebelumnya Yesus berusaha untuk membuat mereka memahami soal kepergiannya, tetapi kita bisa lihat kalau mereka tidak siap akan kepergian Yesus. Mereka tidak bisa menutupi perasaan ditinggalkan dan kesedihan mereka. Mereka mereasa ketakutan dan ketidakpastian.

Seringkali, kita juga merasa ditinggalkan. Ketika kita mengalami masalah kesehatan, kehilangan pekerjaan, krisis keuangan, atau masalah hubungan melanda, kita sontak langsung bertanya soal keberadaan Tuhan dan mengapa Dia tidak segera membantu kita untuk memperbaiki semuanya.

Ketika kita sendirian, tidak melakukan apa pun, ada kesedihan yang kita rasakan. Mungkin saja hal itu karena kita mengingat orang terkasih yang meninggalkan kita, kehilangan sesuatu yang berharga, atau teringat akan pengalaman yang buruk.

Kita sering lupa bahwa Tuhan masih berada bersama-sama dengan kita. Ia tidak hilang, sebab ada Roh Kudus yang hidup di dalam setiap kita dan berjanji untuk menghibur dan menasihati kita.

Layaknya saya dan suami yang mengubah haluan dari kesedihan menjadi sebuah fase untuk sebuah kehidupan yang lebih baik lagi, kami melihat bagaimana Tuhan memelihara kehidupan kami sekeluarga. Tuhan mencarikan jalan keluar dalam kesulitan ekonomi, kesehatan, juga hal lainnya.

Bukan berarti kami terbebas dari perasaan sedih tersebut, tetapi satu hal yang pasti: ketika kita menjalaninnya, Tuhan akan memimpin dan melindungi kita. Tuhan adalah obat penenang yang memberikan damai sejahtera, ia adalah penolong, sekaligus teman yang setia untuk mendengarkan setiap pergumulan kita.

Lebih dari itu, Ia adalah Bapa kita. Kita sudah diadopsi dalam Keluarga Alah, kita bukanlah seorang yatim piatu.

Galatia 4:4-6, "Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat. Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak. Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: "ya Abba, ya Bapa!"”

Lebih dari 2000 tahun yang lalu, Tuhan mengirim Yesus untuk tinggal di antara kita dan menyelamatkan mereka yang terhilang, yatim piatu dan tidak punya harapan. Dia adalah Tuhan yang punya kulit, dengan darah yang mengalir di seluruh tubuhNya. Seorang manusia yang sudah mengalami pencobaan, penganiayaan, rasa sakit, dan kesedihan, tetapi juga sukacita.

Dia adalah pribadi yang memahami kita, mengasihi kita dan berjanji tidak akan pernah meninggalkan kita. Kehadirannya adalah harapan setiap kita untuk menjadi berkat bagi orang lain.

Hak Cipta 2010, Candy Arrington. Digunakan dengan izin.

 

Ikuti Kami