"Sesungguhnya Aku menaruh perkataan-perkataan-Ku ke dalam mulutmu."
Yeremia 1:9b
Di tahun 1975, ada seorang petani
dari Indiana, Amerika Serikat bernama Frosty Hofmann yang didiagnosa terkena
penyakit ginjal. Pada waktu itu, usianya baru menginjak angka 35 tahun.
Penyakit ini membuat dirinya harus menjalani serangkaian perawatan, dimana
salah satunya adalah cuci darah. Baik dia maupun istrinya, Jane, harus bisa melakukannya selama minimal dua setengah tahun ke depan.
Tahun 1978, kakak Frosty memberikan salah satu kado terbaik dalam kehidupannya: ia bersedia untuk mendonasikan ginjalnya untuk kesembuhan Frosty. Setelahnya, Frosty hidup untuk 25 tahun setelahnya dan mendapat predikat sebagai orang yang menjalani transpantasi ginjal terlama di negara tersebut. Dia meninggal pada tahun 2002.
Lima belas tahun terakhir di kehidupannya, Jane dan Frosty melakukan perjalanan ke negara-negara bagian di Amerika, menghibur lebih dari 1400 orang. Jane dikenal sebagai 'Erma Bombech on a tractor,' sebutan yang didapatnya karena telah menemani suaminya bertani selama 35 tahun bersama dengan empat orang anaknya. Frosty dan Jane merupakan salah satu keluarga sekaligus tim yang cukup di kenal saat itu.
Mereka berdua memegang satu aturan yang tidak tertulis mengenai permasalahan kesehatannya, yaitu "kami tidak ingin memanfaatkan rasa sakit yang kami derita ini untuk membuat orang lain merasa kasihan kepada kami." Hal tersebut diungkapkan oleh Jane. Namun, ia mengaku kalau ada satu waktu dimana ia melanggar aturan tersebut.
Setelah program berakhir, ada seorang wanita yang mendatangi Jane di ruang gantinya. Ia berkata, "Cucu saya menderita sakit ginjal dan mungkin juga akan menjalani transplantasi ginjal. Saya ingin mendengar secara lebih terperinci soal pengalamanmu," jelas ibu tersebut.
Pada saat itu, Jane menjelaskan bahwa ibu tersebut sangat membutuhkan informasi yang jelas dan detail. Ini adalah soal cucu yang ia sayangi. Keluarganya tidak ingin membuat ibu ini kecewa, jadi mereka tidak memberi tahu soal apa yang sebenarnya terjadi pada cucunya ini.
Mereka takut ibu ini terlalu kepikiran. Jadi, ia sangat dianjurkan untuk bertemu dengan seorang pria yang telah menjalani kehidupan normal selama bertahun-tahun.
"Itu sangat jelas," kata Jane meneruskan ceritanya. "Bahwa Tuhan menuntun saya untuk mengucapkan beberapa kata pada waktu yang tepat, sehingga kami bukan menjadi beban, justru memberikan sumber informasi yang tepat, memberikan penghiburan dan dorongan kepadanya."
Bukankah hal ini sangat luar biasa, mengenai bagaimana Allah bisa menggunakan manusia untuk bisa mengucapkan kata-kata yang Dia inginkan tepat pada waktu-Nya yang sempurna?
Alkitab juga menuliskan soal hal ini melalui perkataan Tuhan kepada Nabi Yeremia dalam Yeremia 1:7,9,
"Tetapi TUHAN berfirman kepadaku: "Janganlah katakan: Aku ini masih muda, tetapi kepada siapa pun engkau Kuutus, haruslah engkau pergi, dan apa pun yang Ku perintahkan kepadamu, haruslah kausampaikan. Lalu TUHAN mengulurkan tangan-Nya dan menjamah mulutku; TUHAN berfirman kepadaku: "Sesungguhnya Aku menaruh perkataan-perkataan-Ku ke dalam mulutmu."
Dalam keseharian yang kita jalani, ingatlah selalu untuk berdoa dan meminta Tuhan agar setiap perkataan kita mencerminkan firmanNya. Kita tidak pernah tahu kapan Tuhan akan menggunakan perkataan tersebut untuk mengubahkan kehidupan orang lain secara luar biasa.
ikuti dari 'God in the Midst of Grief, Hak Cipta © 2011 oleh Diane Pearson, digunakan dengan izin.