Jangan Menyerah! Teruslah Meminta, Sebab Kegigihan Pasti Memberikan Hasil Yang Baik
Kalangan Sendiri

Jangan Menyerah! Teruslah Meminta, Sebab Kegigihan Pasti Memberikan Hasil Yang Baik

Puji Astuti Official Writer
      3458

Efesus 1:17

"..dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar."

Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 121; 1 Korintus 10; 1 Samuel 8-9

Ayah saya membesarkan saya untuk tidak pernah, tidak pernah menyerah. Bahkan, baru-baru ini dia menegaskan, “Larilah sebanyak dua kali setelah bola (baseball dipukul) dua kali keluar dan sampai di pertengahan lapangan sebab tidak ada waktu untuk berhenti. Banyak permainan yang dimenangkan dengan banyak kekurangan. Pada akhirnya kegigihan memberi hasil. "

Tidak diragukan lagi ia menyesali pengajarannya ketika kami berlibur dan berada di sekitar toko suvenir.

Biarkan rengekan dimulai. "Ayah, tolong…bisakah aku mendapatkan suvenir?" Bahkan saat dia sudah memberkati aku dengan membelikan aku satu. Aku meyakinkan diri sendiri bahwa aku butuh satu lagi.

Suami saya dan saya memiliki seorang putra yang dengan penuh kasih sayang kami sebut sebagai “janda gigih kami.” Mengapa? Karena, bahkan pada usia 20 tahun, dialah yang terus meminta dan meminta dan meminta, berharap dia akan mendapatkan apa yang dia cari. Dalam hal kebenaran, ini telah menjadi berkat dan menunjukkan karakter dan keberanian yang baik. Tetapi pada beberapa kesempatan, kami harus mengatakan, "Cukup." Dan dia berhenti meminta.

Hingga waktu yang lebih tepat.

Bagi mereka yang berada di lingkungan pengaruh kita, adalah bijaksana untuk mengajar dan menegakkan prinsip Alkitab dengan menunjukkan saat kamu menyatakan "Ya" itu adalah ya, dan "Tidak" adalah tidak (Yakobus 5:12). Kalau tidak demikian, kita tidak akan melakukan apa-apa selain melestarikan budaya memanjakan diri sendiri dan kehilangan rasa hormat dari orang-orang yang ingin kita pengaruhi. Namun, ada situasi ketika Tuhan mengundang - dan bahkan mendesak - kita untuk terus meminta.

"Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu."

Kata-Nya: "Dalam sebuah kota ada seorang hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorangpun. Dan di kota itu ada seorang janda yang selalu datang kepada hakim itu dan berkata: Belalah hakku terhadap lawanku. Beberapa waktu lamanya hakim itu menolak. Tetapi kemudian ia berkata dalam hatinya: Walaupun aku tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorangpun,namun karena janda ini menyusahkan aku, baiklah aku membenarkan dia, supaya jangan terus saja ia datang dan akhirnya menyerang aku." Lukas 18: 1-5

Jika kita memikul beban tertentu, seperti menginginkan keadilan, atau membutuhkan keselamatan, penyediaan, atau penyembuhan, kita harus terus meminta. Karena, tidak seperti hakim yang tidak adil dan tidak bertuhan yang dirujuk dalam Lukas 18, Allah kita mengasihi kita dengan sempurna. Dia sepenuhnya adil dan berjanji untuk memberikan jawaban dalam waktu-Nya yang baik dan sempurna.

Tapi berhati-hatilah. Setan akan mengejek doa kita yang gigih dengan tawa jahat dan akan memanfaatkan saat-saat keputusasaan kita. Selama hari-hari dan musim-musim ketika jawaban yang kita inginkan belum tiba, musuh bertekad untuk membungkam doa kita yang gigih. Jika kita membiarkannya.

Nabi Yesaya memahami arahan untuk terus meminta.

"Hai kamu yang harus mengingatkan TUHAN kepada Sion, janganlah kamu tinggal tenang dan janganlah biarkan Dia tinggal tenang, sampai Ia menegakkan Yerusalem dan sampai Ia membuatnya menjadi kemasyhuran di bumi. Yesaya 62: 6b-7

Dalam hal kehendak Tuhan, tidak hanya kita harus terus meminta, kita juga dituntut untuk tidak memberi Tuhan istirahat tentang hal itu. Tidak terdengar seperti hakim yang bingung dan tidak peduli. Justru sebaliknya.

Selama kita mempertahankan iman yang teguh kepada Allah ketika kita mengajukan petisi kepada-Nya, ada tujuan dan kuasa yang besar dalam doa yang gigih. Jangan berhenti ketika kelelahan mencapai jarak 25 mil dari maraton atau, seperti yang diajarkan ayah saya, dalam permainan baseball tetap berlari sampai titik terakhir sekalipun harus menunggu dua kali pukulan dari pemain lain. Kegigihan tidak hanya akan mengubah hati kita menjadi lebih seperti Yesus, tetapi penerima doa kita akan selamanya bersyukur.

Hak Cipta © 2018 Mary Albers Felkins, digunakan dengan izin.

Ikuti Kami