2 Timotius 4: 2
Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya,
nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran
dan pengajaran.
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 9; Wahyu 15; Nehemia 10-11
“Selamat Natal!” kata yang satu. “Selamat liburan!” kata yang
lain. Musim Natal ini banyak diposting dimana-mana. Tapi apa sebenarnya yang dimaksud dengan ‘musim’ ini?
Secara umum, musim bisa diartikan sebagai waktu tertentu dalam
setahun, seperti musim dingin, musim semi, musim panas, dan musim gugur. Musim juga
bisa merujuk pada waktu yang ditandai dengan kondisi tertentu, seperti musim kebangkitan.
Beberapa orang bahkan menyebut musim sebagai waktu tertentu yang dikhususkan dalam hidup seseorang. Misalnya, musim penugasan.
Menurut kamu bagaimana? Kita mungkin perlu mengingat kata-kata
Paulus dalam 2 Timotius 4: 2, “Beritakanlah
firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.”
Di dalam Matius 24: 37-39 juga disampaikan tentang peristiwa air
bah dimana semua orang bersenang-senang, Nuh dan keluarganya justru bersiap untuk
masuk ke dalam bahtera. Orang-orang tidak tahu apa yang akan terjadi, tapi Nuh dan seluruh keluarganya sudah mempersiapkan diri sebelum air bah itu terjadi.
Kedatangan Yesus juga bisa disebut sebagai musim karena gak akan
ada yang tahu kapan Dia akan datang kembali. “Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga.” (Matius 24: 44)
Hal ini mengingatkan kita untuk selalu siap sedia bahkan di dalam musim apapun kita.
Mungkin kamu sedang berada di musim terbaik dalam hidupmu dan
berharap semua itu gak akan pernah berakhir. Dan sebagian orang mungkin belum tahu
musim apa yang sedang mereka lewati. Musim akan selalu datang dan pergi, tapi kita harus terus mengingat pesan Yesus untuk selalu siap sedia.
Seperti para olahragawan, mereka selalu mempersiapkan diri setiap
waktu supaya mereka siap menghadapi musim mereka. Kalau mereka hanya menunggu, mereka
bukan ssaja kehilangan banyak waktu tapi juga akan berisiko tersingkirkan dan kehilangan
banyak hal. Itulah pentingnya kenapa kita harus selalu siap sedia (Titus 3: 1),
selalu siap untuk tetap bertahan (1 Petrus 3: 15) dan siap untuk menderita demi injil (2 Timotius 1: 8).
George Washington berkata, “Benih yang buruk adalah perampokan
dari jenis terburuk: bukan saja hanya buku sakumu yang menderita, tapi persiapanmu hilang dan satu musim berlalu tanpa punya kesempatan untuk memperbaikinya.”
Setiap tindakan kita adalah benih. Dan setiap benih akan
menghasilkan saat musimnya tiba. Kita harus belajar dari mereka yang terdahulu dari kita.
Bunda Teresa berkata, “Kasih adalah buah bagi semua musim dan dalam mengjangkau setiap tangan.”
Bahkan karena sulitnya melakukan hal ini, Charles Spurgeon
dengan rendah hati berkata:
“Adalah baik bagiku untuk menderita, bahwa aku mungkin tahu
bagaimana berbicara sepatah kata di musim yang melelahkan.”
Hak cipta Daphne Delay, digunakan dengan ijin Cbn.com