Menyelesaikan yang Sempat Tertunda dan Menggali Mimpi yang Sempat Terkubur Bersama Tuhan
Kalangan Sendiri

Menyelesaikan yang Sempat Tertunda dan Menggali Mimpi yang Sempat Terkubur Bersama Tuhan

Lori Official Writer
      3389

Zakharia 4: 7

Siapakah engkau, gunung yang besar? Di depan Zerubabel engkau menjadi tanah rata. Ia akan mengangkat batu utama, sedang orang bersorak: Bagus! Bagus sekali batu itu!


Bacaan Alkitab Setahun:  Mazmur 91; Filipi 4; Mazmur 111, 113

Baru-baru ini, waktu sedang membersihkan garasi, aku kebetulan menemukan bak penyimpanan air 30 galon. Bak itu dipenuhi dengan barang-barang yang dibeli dengan niat baik dan sukacita untuk proyek-proyek dan ide-ide yang sekarang tampaknya sudah gak menarik.

Aku meninggalkan semua barang itu di lautan raksasa. Lalu hal itu membuatku malah berpikir, apalagi hal dalam hidupku yang aku abaikan, tinggalkan dan belum selesai kukerjakan? Apa yang terjadi diantara sukacita dan ketidaktertarikan?

Akhir-akhir ini, aku merasa seperti Tuhan berulang kali mencoba untuk membangkitkan sesuatu di dalam hatiku yang sudah Dia tempatkan sejak lama. Dia mau aku menyelesaikan hal-hal yang aku belum selesaikan.

Aku yakin hal yang sama juga terjadi ke banyak dari kita. Kadang, kita gak tahu bagaimana kita bisa memulai lagi. Kita membuat deklarasi dan rasionalisasi tentang seberapa sibuknya kita atau mungkin kita akan sampai nanti pada waktu yang lebih nyaman.

Waktu Tuhna memberi kita sesuatu untuk dilakukan, Dia selalu memberi kita anugerah yang memungkinkan kita untuk melakukannya, terlepas dari betapa menakutkannya tugas itu. Berkat Tuhan akan membantu kita melewatinya dengan semangat yang mudah, menyebabkan mimpi kita terwujud.

Tuhan gak pernah berubah pikiran. RencanaNya selalu brillian atas kita. Dia rajin menulis cerita kita, memikirkan sertiap detail dan secara berurutan menomori halama-halaman cerita kita jauh sebelum kita lahir dan sebelum satu hari terus berlalu.

Apa yang Tuhan mau kita bangkitkan hari ini? Mimpi dan gagasan apa yang sudah kita sisihkan? Apa yang membuat kita menunda, apakah itu suara musuh yang membisikkan pikiran gelap, kegagalan, ketidakmampuan, dan tidak masuk kualifikasi? Apa yang membuat kita diam, membeku dalam langkah kita? Kapan kita jadi begitu terlena dalam pemikiran kita sehingga kita lebih memilih berhasil daripada gagal dalam sesuatu?

Tuhan tidak memanggil orang yang masuk kualifikasi! Waktu kita taat daam hal-hal kecil, Dia dengan bangga dan penuh kasih melimpahkan lebih banyak kepercayaan kepada kita dan memberi kita tugas yang lebih besar.

Aku percaya, Tuhan mengatakan kalau inilah saatnya untuk kembali memulai. Sekarang adalah saatnya untuk berharap lagi. Sudah waktunya untuk mendapatkan visi kita lagi. Inilah saatnya untuk percaya pada diri kita sendiri. Sudah waktunya untuk tampil dalam teriakan berkat!

Berkat atas anak yang membutuhkan keselamatan! Berkat atas pernikahan yang sedang berada dalam krisis! Anugerah atas ide bisnis! Anugerah atas buku yang belum selesai ditulis! Berkat atas mimpi yang ditinggalkan karena takut gagal! Teriakkanlah anugerah!

Aku berkata berkat bagi setiap mimpi yang belum tuntas, atas setiap panggilan yang belum direalisasikan, atas setiap keinginan hati kita yang belum terjadi! Saatnya untuk mengambilnya kembali. Saatnya memulai kembali. Saatnya melihat kemenangan. Waktu kita memunculkannya dengan teriakan berkat, semua bantuan yang kita butuhkan akan datang! Tuhan gak memberikan kita tugas dan kemudian meninggalkan kita.

Tuhan akan membantu kita mewujudkan impian kita, tapi Dia meminta kita untuk melangkah maju dengan iman, raihlah, percayalah! Bercita-citalah yang tinggi!

Kita mengambil langkah pertama, kita melakukan sesuatu. Sudah saatnya mimpi lama kita dibangkitkan kembali. Gak ada kata terlambat untuk memulainya. Mimpi apa yang sudah kita singkirkan? Sudah waktunya untuk memperhatikannya kembali! Dalam nama Yesus aku berdoa. Amin!


Jangan biarkan mimpimu membeku di lautan raksasa, bangkitkan kembali semangatmu dan raihlah dengan kuasa berkat Tuhan

 

Hak cipta Nina Keegan, digunakan dengan ijin Cbn.com

Ikuti Kami