Ketika Kita Berteriak Minta Tolong Pada Tuhan, Tapi Dia Sepertinya Diam
Kalangan Sendiri

Ketika Kita Berteriak Minta Tolong Pada Tuhan, Tapi Dia Sepertinya Diam

Naomii Simbolon Official Writer
      17445

Matius 15:23

Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-murid-Nya datang dan meminta kepada-Nya: "Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak.


Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 31; Kisah Para Rasul 3; Keluaran 11-12

Pernahkah kamu merasa seperti wanita Kanaan yang berseru kepada Tuhan Yesus demi putrinya?

"...Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita."(Matius 15:22)

Dia menangis. Dia memohon. Dia ketakutan dan juga putus asa untuk mencari bantuan bagi putrinya. Lebih buruknya lagi, orang-orang di sekitarnya berusaha untuk membungkam dan menyuruhnya pergi.

Bahkan Alkitab berkata bahwa, "Yesus sama sekali tidak menjawabnya."

Dalam hidup ini, seberapa sering kita berdoa, bertanya bahkan memohon kepada Tuhan untuk sesuatu yang sangat kita inginkan atau butuhkan dan sama seperti wanita Kanaan, Yesus cuma diam dan tak menjawab apapun. Apakah pernah teman atau anggota keluargamu malah membuatmu ragu apakah Tuhan mendengar atau peduli.

Pernah mengalami kejadian seperti itu?

Saya ingat, suatu saat saya berseru kepada Yesus, dan Dia diam. Saya dan suami bersepakat bahwa saya harus kembali ke dunia kerja setelah sekian lama beristrahat, dan menitipkan empat anak kami di sekolah.

Sebelum saya istrahat dari pekerjaan, saya sangat menikmati karir saya yang sukses dalam penjualan medis.

Berbekal kepercayaan diri dan lamaran, saya menetapkan untuk kembali ke bidang yang saya kenal dan sangat cintai tersebut.

Kamu bisa banyangkan betapa terkejutnya saya ketika semua wawancara saya tak menghasilkan penawaran apa pun. Dua atau tiga kali berada di babak final interview, tetapi sama sekali saya tak mendapat pekerjaan itu karena ada orang lain yang jauh memenuhi syarat dibanding saya.

Minggu berubah menjadi bulan dan tetap saja saya nggak ada pekerjaan.

Saya berteriak kepada Yesus. Saya bertobat. Saya merendahkan diri. Saya bertanya kepada Tuhan, apakah Dia menghukum saya?

Saya panik sekali karena suami sangat mengandalkan saya untuk membantu pengeluaran rumah tangga kami.

Dulu, pekerjaan saya di medis menyediakan asuransi kesehatan bagi keluarga kami, dan sekarang kami tak lagi mendapatkan itu.

Yesus "diam dan tak memberi jawaban sepatah katapun."

Akhirnya, saya menyerah. Saya mengakui bahwa saya nggak mengerti mengapa hal ini terjadi, tetapi saya akan tetap percaya pada-Nya.

Dan saya mengucap syukur, karena Dia tahu situasi kami, sehingga jika saya tidak kunjung mendapatkan pekerjaan ada sebuah alasan.

Saya berterima kasih kepada-Nya karena sudah merawat keluarga kami seperti yang selalu Dia lakukan.

Nggak lama kemudian, saya menerima telepon dari saudari saya di Florida dan memberitahu bahwa ayah kami masuk rumah sakit.

Saya pun berangkat ke Florida hari itu juga. Ternyata, dia didiagnosis menderita kanker, dan prognosisnya buruk.

Selama 8 bulan, saya melakukan perjalanan bolak-balik antara Virginia ke Florida untuk menghabiskan waktu saya bersama ayah dan juga membantu ibu.

Saya jadi mengerti bahwa inilah alasan mengapa Tuhan izinkan saya nggak kunjung bekerja.

Kalau saja saya bekerja, maka saya nggak akan bisa membantu ibu dan menghabiskan waktu dengan ayah.

Saya sangat berterima kasih karena saya menganggur saat itu. Itu adalah hadiah yang luar biasa, meski setelah 8 bulan adalah masa-masa yang yang sulit tapi itu juga memuaskan.

Keluarga kami saling menghibur dan mendukung satu sama lain ketika mengucapkan selamat tinggal kepada ayah, pria yang paling luar biasa.

Yesus bekerja sepanjang waktu dalam hidup kami, dan kadang saya tak menyadari itu.

Ketika wanita Kanaan nggak mendapatkan jawaban dari Yesus, dia nggak menyerah. Dia memiliki iman. Alkitab berkata bahwa dia datang dan menyembah Yesus, serta mengatakan, " Tuhan, tolonglah aku!"

Yesus nggak cuma menyembuhkan putrinya, tetapi Dia juga memuji perempuan itu karena imannya.

"...Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki. Dan seketika itu juga anaknya sembuh." (Matius 15:28)

Tuhan mendengar doa kita. Dia mengasihi kita, meski sementara jalan-Nya bukan cara kita. Sembah dan tetaplah percaya pada-Nya. Kita harus memelihara iman bahkan ketika Yesus diam.


Hak Cipta © 2017 Anne Ferrell Tata. Digunakan dengan izin.

 

Ikuti Kami