1 Korintus 1:27
“Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk
memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat,”
Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 9; Matius 9; Kejadian 17-18
Aku kerap mendengarkan melodi merpati,
meski menghantui tapi aku suka. Suara parau mereka membuatku semakin tertarik.
Meski nggak ada yang luar biasa dari nyanyian mereka, tapi itu cukup membuatku
tenang. Padahal mereka hanyalah burung biasa yang sering sekali tak diperhatikan.
Meski mereka hanyalah burung biasa, namun
Tuhan memiliki tujuan khusus untuk mereka. Alkitab membuat lebih dari 50 referensi mengenai merpati.
Seperti kisah Nuh, dimana dia
mengirimkan seekor merpati setelah banjir hampir mengering. Setelah merpati kembali ke bahtera, Nuh pun tau bahwa air masih menutupi bumi.
Dua kali Nuh melakukan hal yang serupa,
yaitu melepaskan merpati. Dan pada ketiga kalinya, burung merpati pun tak lagi kembali, itu berarti Nuh tahu bahwa daratan yang kering sudah mulai muncul.
Dalam buku The Law, merpati juga
diperintahkan sebagai hewan untuk korban. Beberapa orang mungkin nggak mampu
membeli hewa yang besar untuk korban mereka kepada Tuhan tetapi Tuhan mengakomodasi
untuk orang miskin dengan menerima pengorbanan meski hanya seekor merpati yang kecil.
Ketika Yesus memulai pelayanannya pun,
Yohanes membaptis Dia di Sungai Yordan. Sesaat setelah Yesus muncul dari air, Roh Allah turun ke diri-Nya dalam bentuk seekor merpati.
Nah dalam contoh ini, kita bisa melihat
bahwa Tuhan memiliki tujuan yang sangat khusus bagi burung-burung merpati yang biasa ini.
Frances adalah seekor merpati yang
biasa. Dia adalah seeorang wanita yang sangat sederhana, sama sekali nggak menarik perhatian siapa pun. NamunTuhan memiliki tujuan khusus untuknya.
Frances adalah orang pertama yang
menyambut orang-orang ketika memasuki gedung gereja. Ketika ada makan malam
potluck, dia bisa ditemukan diam-diam membantu memasak di dapur. Dia selalu
hadir dalam Sekolah Alkitab, bahkan ketika dia berusia 90-an, Frances nggak
menyelesaikan tugas-tugas penting tetapi tindakan pelayanannya yang rendah hati
sangat memuliakan Tuhan dan gereja sangat diberkati dengan kehadiran wanita
biasa ini, sampai akhirnya dia meninggalkan kehidupan ini dan kembali bersama Tuhan yang lama tlah dirindukannya.
Gereja pun memiliki ruang kosong yang biasa dia isi.
Rasul Paulus menganggap dirinya biasa
saja, dan dia nggak membayangkan bahwa Tuhan akan memiliki tujuan khusus baginya.
"Demikianlah pula, ketika aku
datang kepadamu, saudara-saudara, aku tidak datang dengan kata-kata yang indah
atau dengan hikmat untuk menyampaikan kesaksian Allah kepada kamu....Aku juga
telah datang kepadamu dalam kelemahan dan dengan sangat takut dan gentar." ( 2 Korintus 1,3)
Paulus keliru. Terlepas dari
kelemahannya, dia memainkan peran yang sangat penting. Tuhan memiliki rencana yang besar untuk Paulus.
Demikian halnya dengan kita. Bisa saja
kita menganggap diri sebagai orang biasa, tetapi kita nggak biasa bagi Allah.
Dia membayar harga yang sangat luar biasa mahal untuk kita. Kita sangat
dihargai oleh Tuhan dan dia memiliki tujuan khusus untuk dipenuhi oleh masing-masing kita.
Tantangan kita sekarang adalah menemukan tujuan Tuhan bagi kita.
Mungkin kita berdiri untuk mendukung
orang, bukan menjadi pemimpin. Kita mungkin diberikan karunia kesabaran atau empati, atau diberi karunia sebagai penyemangat.
Kekuatan kita mungkin bekerja di belakang layar dimana orang lain nggak begitu memperhatikan kita.
Apapun karunia atau bakat kita, itu penting bagi semua rencana Tuhan secara keseluruhan.
Tuhan memilih burung biasa untuk
memenuhi rencananya dalam Alkitab, itu artinya dia memiliki rencana bagi orang
biasa seperti kita. Kita mungkin berpikir bahwa kita biasa seperti merpati, tetapi Tuhan bisa menggunakan kita untuk tujuan yang luar biasa.
Sewaktu kita mempersembahkan diri
kita kepada Tuhan, tujuan Tuhan memainkan semuanya seperti melodi yang manis bagi dunia di sekitar kita, seperti suara lembut si merpati.
"Di ladang telah nampak
bunga-bunga, tibalah musim memangkas; bunyi tekukur terdengar di tanah kita" (Kidung Agung 2:12)
Diadaptasi dari buku Doris Hoover,
Quiet Moments in The Villages, hak cipta © 2016 Doris Hoover. Digunakan dengan izin.