Jadi, Apa Ibadah Terbaikmu Buat Tuhan?
Kalangan Sendiri

Jadi, Apa Ibadah Terbaikmu Buat Tuhan?

Inta Official Writer
      2534

Kolose 3:23

"Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia."

Bacaan Alkitab setahun: Amsal 8; Yohanes 18; 1 Raja-Raja 3-4

Kebanyakan orang akan langsung berpikir soal kebaktian di hari minggu saat mendengar kata 'ibadah.' Bahkan, beberapa orang memasukan proses siap-siap dan perjalanan ke gereja sebagai rangkaian dari proses ibadah.

Sebagai seorang gadis kecil, saya mendengar kata penyembahan lebih banyak digunakan sebagai kata benda dibandingkan dengan kata kerja. Sejak pagi, Ibu saya akan berkata, "cepat dong siap-siapnya, kita kan mau pergi beribadah." Atau "Kita nggak mau telah buat beribadah." "Jangan lupa bawa Alkitab. Kita mau berangkat ibadah."

Saat saya mulai mencari definisi ibadah di internet, saya di bawa oleh mesin pencarian pada kata kunci berikut: kebaktian Minggu, kebaktian tengah Minggu, baptisan, pernikahan, pemakaman, - dimana semua ini merupakan bukan arti yang sebenarnya.

Lalu, apa pemahaman kita tentang kata ibadah? Pasti ada banyak kata yang terlintas dalam pikiran kita, seperti rasa syukur, rasa hormat, bentuk kasih, penyembahan, pujian, persembahan, berserah diri, dan pelayanan.

Maria memberi kita gambaran yang idnah soal ibadah dalam Yohanes 12:3, "Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu."

Ia berlutut di kaki Yesus untuk membasuh kakiNya dengan parfum dan menyekanya dengan rambutnya. Coba mulai bayangkan bagaimana reaksi orang lain saat mendapati sikap Maria yang melakukan tindakan tersebut. Parfum tersebut sungguh mahal, bisa saja ia jual dan uangnya dia pakai untuk persembahan.

Yudas Iskariot bahkan merasa kalau tindakan Maria ini sangatlah bodoh, sebab ia menyia-nyiakan parfum yang mahal di kaki Yesus. Ia berpendapat bahwa seharusnya minyak tersebut dijual dan uangnya digunakan untuk merawat orang miskin.

Tetapi Yesus menegur Yudas dengan mengatakan bahwa orang miskin itu selalu ada, tetapi Dia tidak. Dengan kata lain, tindakan Maria ini dilakukan karena ia sedang berada di pelataran Tuhan dan mengambil waktu tersebut untuk menunjukkan kasih dan hormatnya kepada Tuhan. Yesus menerima tindakan Maria ini sebagai tindakan ibadah yang murni.

Apakah kita, secara berkala sudah melakukan ibadah yang murni kepada Yesus?

Mungkin kita merasa kalau sudah melakukannya. Kita pergi ke gereja hampir setiap Minggu. Kita juga pergi pada perayaan lainnya. Tetapi, ibadah yang dimaksud disini merupakan sebuah ungkapan kasih yang tulus kepada Yesus.

Mungkin sebagain dari kita tidak menganggap ibadah sebagai sebuah rutinitas harian. Ibadah yang sejati merupakan tindakan yang dilakukan dari hati. Beberapa mungkin termasuk:

1. Merawat anak-anak kita. Anak-anak merupakan sebuah hadiah dari Tuhan. Merawat hadiah yang telah Tuhan berikan buat kita bisa menjadi sebuah tindakan ibadah juga kasih kita kepada Tuhan. Kita merupakan tangan dan kakiNya, sehingga Ia mau kita menggunakan tangan dan kaki ini untuk memberkati orang banyak.

Kalau suatu waktu kamu melihat seorang anak atau cucu, cobalah lihat mata mereka secara mendalam. Mereka akan merefleksikan kasih Tuhan dengan cara yang sangat unik. Dan bagaimana respon kita terhadap hal itu merupakan salah satu bentuk ibadah yang sejati.

2. Mengunjungi tetangga atau teman yang tidak bisa bepergian. Ini merupakan cara kita untuk membawa kasih kita langsung buat sesama dengan memberikan waktu yang kita miliki.

3. Pekerjaan kita merupakan ibadah kepada Tuhan.

Dalam Kolose 3:23, "Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia."

Kebanyakan kita fokus pada tepuk tangan dan pengakuan dari orang lain. Namun, ketika kita benar-benar mengikuti panggilan hidup kita dan mencurahkan diri kita kedalamnya, itu merupakan sebuah tindakan hormat kepada Tuhan. Ini menjadi tindakan ibadah yang sejati yang akan dilihat oleh orang lain.

Meskipun kita tidak berlutut secara langsung di bawah kaki Yesus, kita dapat menciptakan ibadah yang sejati lewat setiap hal yang kita lakukan dalam keseharian.

Jadi, apa yang kita bisa tawarkan kepada Tuhan hari ini?

Hak Cipta © 2019 Linda J. Gilden, digunakan dengan izin.

Ikuti Kami