Ulangan 11: 1
"Haruslah engkau mengasihi TUHAN, Allahmu, dan
melakukan dengan setia kewajibanmu terhadap Dia dengan senantiasa berpegang
pada segala ketetapan-Nya, peraturan-Nya dan perintah-Nya.
Bacaan Alkitab Setahun: [kitab]Mazmu7[/kitab]; [kitab]Matiu7[/kitab]; [kitab]Kejad13-14[/kitab]
Aku nggak pernah
lupa dengan suatu peristiwa di suatu hari beberapa tahun lalu. Waktu itu aku diminta
untuk melakukan tugas pelayanan baru yang sangat monumental. Aku nggak akan menjelaskan
rincian pekerjaannya apa, tapi pekerjaan itu adalah salah satu pekerjaan yang membuatmu berpikir “Kenapa ada orang di dunia ini yang mau saja melakukan hal itu!”
Waktu aku berpikir
sejenak soal pekerjaan itu, beberapa pikiran pun terbersit di benakku. Ku pikir
Nuh pastinya juga menanyakan hal yang sama (waktu dia disuruh membuat bahtera besar oleh Tuhan).
Pertama,
aku berpikir, “Apa yang akan dipikirkan orang lain tentang hal ini?” Tentu saja
kalau aku setuju melakukan pekerjaan ini, semua orang akan mengira kalau aku sudah
kehilangan indra perasaku. Hal ini sama seperti panggilan Nuh untuk membangun bahtera,
terkadang Tuhan memanggil kita untuk melakukan hal-hal yang nggak masuk akal! (baca Kejadian 7-8)
Kedua, aku
mulai menghitung biaya yang diperlukan untuk mengerjakan proyek ini, termasuk persiapan
dan eksekusi yang menghabiskan waktu berjam-jam. Tentu saja, aku tidak membangun sebuah bahtera. Tapi tugas ini rasanya sama besar dengan yang dilakukan Nuh!
Akhirnya,
aku tahu kalau mengatakan ‘Ya’ adalah bentuk persetujuan untuk mendengarkan kritikan yang berseliweran dari orang-orang yang melihatku melakukan proyek ini.
Sewaktu aku
memperkirakan situasinya, ada beberapa item yang muncul di kolom negatif dan hanya
satu yang menyampaikan hal positif. Yang satu itu berisi kalimat bahwa, “Mungkin Tuhan memanggilku untuk melakukannya.”
Seperti Nuh, aku merasa kalau pekerjaan ini adalah tugas yang diberikan oleh Tuhan sendiri.
Meski
begitu, aku masih terus mempertimbangkan keputusan untuk melakukannya. Kemudian
tiba-tiba, seorang teman mengirimkanku sebuah renungan. Saat aku membukanya, mataku
tertuju pada kata-kata ini, “Jalan yang aman
adalah sesuatu yang berbahaya jika berada di luar kehendak Tuhan. Jalan yang paling berbahaya akan aman jika Tuhan sendirilah yang memanggilmu untuk melewatinya.”
Aku pun membayangkan
dirimu berada di sebuah jembatan yang sangat sempir. Ada bahaya yang mengancam kalau-kalau
terjatuh ke kedua sisinya. Tapi aku tahu aku bisa menyeberangi jembatan itu
dengan aman. Sementara aku juga melihat diriku berada di jalan yang mulus, malah tersandung dan terluka.
Ini adalah bayangan
yang aneh. Tapi sangat membantuku menyadari bahwa Tuhan sedang mencoba menyampaikan bahwa ketaatan akan mendatangkan perlindungan.
Nuh sudah mengalami
hal ini. Dia menaati Tuhan dan dia dan seluruh keluargany pun beroleh keselamatan dari sapuan air bah.
Aku
menyadari kalau aku mengatakan ‘Ya’ untuk mengerjakan proyek ini, aku juga akan
mendapatkan perlindungan di tangan-Nya. Memang nggak mudah melakukannya dan aku
yakin Nuh juga nggak senang ketika dia harus berlayar bersama ribuan binatang yang
dibawanya di bahtera itu. Seperti itu juga denganku. Aku selalu tahu kalau aku
aman dalam penjagaan Tuhan dan akan melewatinya dengan aman. Dari pengalaman inilah
aku belajar bahwa Tuhan itu adalah pribadi yang bisa dipercaya. Dia akan selalu ada dan menolong kita bahkan saat melewati rintangan tersulit sekalipun.
Jadi, apakah
panggilan yang Tuhan mau kamu lakukan hari ini? Hambatan apa yang membuatmu hendak
menolak panggilan itu? Apakah kamu takut ditolak atau ditertawakan? Takut gagal?
Takur rugi?
Apapun kekuatiranmu, lewat pengalamanku ini akum au mendorong kita semua untuk mengambil langkah iman dan percaya bahwa saat kita taat kepada Tuhan, kita akan mendapatkan perlindungan dan keselamatan penuh di dalam Dia. Jadi, jangan pernah meragukan Tuhan!
Jangan takut berjalan bersama Tuhan. Karena jalan berbahaya
sekalipun tidak akan membahayakan kita jika Tuhan sendiri yang memerintahkan untuk
melaluinya
Copyright ©
2005 Linda Michaels, diterjemahankan dari Cbn.com.