2 Petrus 1:2
“Kasih karunia dan damai sejahtera melimpahi kamu oleh pengenalan akan Allah dan akan Yesus, Tuhan kita. "
Bacaan Setahun: Mazmur 9; Wahyu 15; Nehemia 10-11
Pernahkah
kamu mengalami sakit hati, pengkhianatan, kesepian dan penolakan? Jika kamu
pernah memiliki hati yang terluka, kamu akan tahu betapa berharganya sebuah kasih karunia.
Baru-baru
ini, aku diperhadapkan dengan sebuah kejutan bagi diriku. Jadi, ada seorang
wanita yang datang kepadaku dan ia memamerkan sesuatu kepadaku, pikirnya itu akan bikin aku gembira, namun yang terjadi aku terluka dan kesal.
Ketika
aku meminta Tuhan untuk menunjukkan kepadaku apa yang bisa aku pelajari dari
dia mengenai kejadian ini, Tuhan berbisik dan berkata padaku,” Anakku, aku ingin kamu belajar kasih karunia.”
Dia
mengingatkan aku pada saat Dia memberiku sebuah kasih karunia, saat nggak ada
kemungkinan manusia untuk mengerjakan pengampunan dan cinta yang bersumber dari dirinya sendiri.
Seorang
diakonia bergabung dalam sebuah kampanye untuk mencoba menguasai gereja kami,
taktiknya adalah dengan memilih suamiku sebagai pendeta. Kami akhirnya belajar bahwa gereja itu merupakan gereja yang “menelan” pendetanya sendiri.
Dalam
komunitas itu, Russ suamiku merupakan orang kedua terlama sebagai gembala
gereja dalam sejarah 50 tahun gereja itu eksis. Dan saat itu, kami sudah harus
keluar! Padahal kami baru saja memulai pelayanan kami di sana dan sudah merencanakan untuk melayani di sana dalam jangka waktu yang panjang.
Pengalaman
itu membutuhkan begitu banyak anugerah, lebih daripada yang aku miliki saat
itu. Berbeda dariku, Tuhan selalu memiliki kasih karunia untuk setiap keadaan yang Dia izinkan untuk kita hadapi.
Aku
yakin dalam rasa sakitku, aku bisa saja mengacaukan banyak hal dan marah-marah
pada diri sendiri. Namun, ada satu hal yang berhasil aku dapatkan, yaitu
sesuatu yang berkenaan dengan Tuhan. Kalau bukan karena-Nya, bagaimana mungkin aku bisa mengontrol semuanya?
Diaken
dan keluarganya memiliki sebuah perusahaan di kota tersebut dan kendaraan yang
sangat mahal juga. Suatu hari nggak lama setelah kami keluar dari gereja, kami
melewati rumah sakit dan melihat salah satu mobil truk milik mereka sedang terparkir di sana.
Yang
ingin aku lakukan pertama sekali adalah berdoa buat Diaken dan keluarganya.
Pikiran kedua adalah “Apakah mereka butuh seseorang untuk membantu mereka?
Apakah pendeta seperti kami perlu menemuinya sedangkan dia sedang membutuhkan pertolongan medis?”
Aku
menyuarakan keprihatinanku, dan Russ mulai menjelaskan bahwa truk itu ada di
sana karena perusahaan tersebut dikontrak untuk bekerja sama di rumah sakit, bukan karena masalah darurat atau sakit.
Wah!
Aku sangat lega. Dan seperti itulah rasanya kasih karunia di dalam setiap
situasi yang kita alami. Aku sungguh-sungguh peduli kepada mereka. Aku
benar-benar mengasihi mereka terlepas dari apa yang telah mereka lakukan kepada kami. Aku berdoa untuk mereka. Aku sangat peduli.
Aku
mengatakan itu bukan karena aku hendak menyombongkan diri kepada Tuhan, tetapi
aku percaya bahwa ini tentang anugerah Tuhan. Tuhan memberikan hati-Nya kepadaku dan melembutkan hatiku.
1
Petrus 1:2:” yaitu orang-orang yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa
kita dan dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima
percikan darahNya. Kiranya kasih karunia dan damai sejahtera makin melimpah atas kamu.”
“Mengampuni itu memang nggak mudah, tapi karena kasih karunia Tuhan, kita dimampukan.”