1 Petrus 2: 24
Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib,
supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh
bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.
Bacaan Alkitab Setahun: [kitab]Mazmu29[/kitab]; [kitab]Filip1[/kitab]; [kitab]0Ayub38-39[/kitab]
Perkenalanku
dengan Ginger dimulai ketika Ben, seorang anggota gereja baru yang kami bangun
di pedesaan Illinois mengajak kami ke rumahnya. Dia adalah seorang wanita
berumur yang berjuang melawan kanker usus besar. Dia sudah menjalani tujuh kali operasi besar selama 17 bulan sebelum kedatangan kami.
Waktu aku
meninggalkan rumah Ginger hari itu, aku bertekad untuk berdoa bagi
kesembuhannya. Suatu kali, aku mondar-mandir di kamar, firman Tuhan dalam 1
Petrus 2: 24 dan Matius 8: 17 tiba-tiba muncul dibenakku sebagai doa bagi
Ginger. Lalu aku mendengar suatu suara ‘Jangan hanya berdoa untuk Ginger, ajaklah dia dan berdoa bersamanya’.
Dia tampak
sangat senang saat aku ajak berdoa. Dan mengucapkan terima kasih kepadaku. Tapi
aku meyakinkannya bahwa Tuhanlah yang mendorongku untuk melakukan hal itu. “Mari berdoa untuk kesehatan yang sempurna,” ucapku.
Sedikit
demi sedikit aku mulai menyadari pimpinan Tuhan atas setiap doa-doaku. Aku paham
soal kesehatan sempurna yang Dia maksudkan. Kami terus berdoa bersama selama
beberapa bulan kemudian. Setiap kali berdoa aku selalu mendorongnya untuk
membaca Perjanjian Baru tentang kisah Yesus menyembuhkan orang-orang sakit
(Matius 4: 24). Dia pun mematuhiku. Tapi saat itu, dia dihadapkan dengan ujian iman di tengah segala penyakit yang dideritanya.
Suatu kali,
saat kami berdoa bersama, Dia pun menceritakan soal beberapa kabar baik. Dia memberitahuku
soal seorang perawat yang tertarik meneliti penyakitnya dan mencari tahu kendala
penyebab masalah di dalam pemasangan tabung makanannya. Aku tahu bahwa Tuhan memang
sedang bergerak menjawab doa-doa kami. Tapi hal semacam ini pasti adalah
sesuatu yang baru bagi Ginger. Hal ini membuat dia mulai memahami betapa berharganya Dia dimata Tuhan.
Dua bulan
setelah perawat yang baik hati itu mulai mendalami masalah tabung makanan Ginger,
dia akhirnya dinyatakan bisa lepas dari tabung itu. Kondisinya yang semakin
membaik membuatnya merasa begitu haus dan lapar untuk sesuatu hal yang lebih besar
dari rasa lapar akan memakan steak atau mengunyah apel. Dia begitu lapar untuk terus berjalan lebih dekat bersama Tuhan.
Dia mulai ikut
perkumpulan Alkitab Wanita, mendengar khotbah dan mengikuti kelas sekolah
minggu yang aku ajari. Semua jemaat gereja menyaksikan iman Ginger yang begitu kokoh dan berakar di dalam Tuhan.
Sebelas kali
Natal sudah aku lewati setelah panggilan pelayananku untuk Ginger. Dan dia benar-benar
sudah sembuh total dari kanker itu. Bahkan putri Ginger secara pribadi mengucapkan
terima kasih kepadaku karena sudah membuat ibunya begitu dekat dengan Tuhan. Dia menyampaikan, setelah sembuh ibunya bahkan begitu gemar berbicara soal Yesus.
Tapi aku mulai
menyadari bahwa Tuhanlah yang sudah membujukku di waktu yang tepat supaya aku menolong
salah satu dari anak kesayangan-Nya yang lapar supaya bisa menemukan kesembuhan
dan kasih karunia-Nya.
Aku pun menangis
di dalam ucapan syukur karena Tuhan sudah mengijinkanku untuk ikut serta di
dalam perayaan pesta kesembuhan Ginger yang menakjubkan.