Kasih Tuhan Dapat Ditularkan Dengan Menjadi Manfaat Bagi Sesama
Kalangan Sendiri

Kasih Tuhan Dapat Ditularkan Dengan Menjadi Manfaat Bagi Sesama

Inta Official Writer
      4333

"kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya."”

Lukas 2:8-14

“Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. 

Lalu kata malaikat itu kepada mereka: "jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. 

Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan." dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya: 

"kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya." Lukas 2:8-14

Elizabeth adalah salah seorang teman saya yang mengasihi sesama, ia rela melakukan apa pun untuk orang lain. Pada saat pesta baby shower, dia tidak membeli apapun sebagai hadiah. Sebagai gantinya, ia menjahit sebuah selimut sendiri untuk dibagikan kepada orang-orang yang datang. 

Jika ia hadir dalam persekutuan, kita bisa mendengarkan tawanya dari luar ruangan. Tawanya selalu lepas setiap kali ia membicarakan mengenai Tuhan atau anak-anaknya. Buat orang-orang sekitarnya, Elizabeth adalah orang yang selalu membuat orang lain tersenyum dan memberikan energi positif. 

Sayangnya, pada Natal lalu Elizabeth dipanggil Tuhan. Rasanya baru kemarin kami mendengar guyonan Elizabeth, namun kini kami kehilangan dia selamanya. Perjalanannya menuju surga membuat saya merenungi banyak hal. 

Kita melayani Tuhan yang telah memberikan segalanya bagi kita. Saya jadi kembali ingat ketika malaikat memberitakan kelahiran seorang Mesias. Bapa kita di surga seakan menyediakan panggung pertunjukan, dimana malaikat menjadi hostnya yang mendeklarasikan berita kelahiran Kristus. 

Cerita menarik lainnya adalah ketika Tuhan mendatangi gembala domba. Kita semua tahu kalau mereka adalah kumpulan yang miskin, kotor dan bahkan keberadaannya sering tidak dianggap. Namun mereka adalah orang yang dicari oleh Tuhan. Mereka yang kita anggap 'orang kecil' inilah yang menjadi orang-orang yang mendengar berita kelahiran Mesias dengan cara yang luar biasa, bukan mereka yang mengaku ahli-ahli agama. 

Ketika saya merefleksikan kasih Tuhan yang luar biasa, saya berpikir bagaimana bisa mengikuti jejak-Nya dan pergi mencari orang lain. Elizabeth melakukan hal itu dengan cara ia membuat sebuah selimut dan kata-kata ajaib yang membuat orang lain bahagia.

Ini juga dapat berarti untuk menempuh 'extra miles' dan energi untuk membuat orang lain merasa spesial. Agar bisa mengasihi orang lain dalam kehidupan kita, kita membutuhkan kuasa Roh Kudus yang menyertai. Kita tidak bisa mengasihi orang lain tanpa pertolongan dari Tuhan. 

Untuk bisa mengasihi suami saya, saya harus merelakan waktu saya bersama teman-teman. Demikian pula ketika kita hendak mengasihi orang lain, mungkin saja ada sesuatu yang kita harus korbankan. 

Deb adalah mentor saya yang mengasihi saya selama 20 tahun belakangan ini. Ia adalah sosok yang sangat baik, bijak dan dia sangat memanjakan keluarga saya. Ketika kita mengasihi seseorang, itu tidak berarti kita harus mengeluarkan uang atau harta yang kita miliki. Namun kasih yang bisa kita sebarkan adalah bagaimana kita bisa menyampaikan kasih Tuhan yang ada di dalam hidup kita. Dengan demikian, kasih kita akan menjadi lebih berarti untuk mereka. 

Saya merasa Deb mengasihi saya karena saya merasa dia tahu banyak tentang saya. Dia tahu minuman yang menjadi kesukaan saya. Bahkan dia bisa tahu ketika saya lelah atau merasa tidak percaya diri dengan kemampuan saya.

ketika kita merasa dekat dengan seseorang, kita bisa mengasihi mereka dengan cara yang lebih berarti. Tuhan tahu bahwa kita membutuhkan penyelamat sehingga Ia mengaruniakan Anak-Nya. 

Kita semua berada dalam dosa dan memohon untuk penebusan. Dosa lah yang memisahkan kedekatan kita dengan Sang Pencipta. Yesus datang ke dunia untuk menghapuskan upah dosa kita melalui darah-Nya. Tuhan mengasihi dan memberikan segalanya sehingga hubungan kita dengan-Nya bisa kembali seperti sedia kala. 

Saya ingin bisa mengasihi orang lain sepenuhnya, namun seringkali saya cenderung berlebihan. Sikap saya memang cenderung memperhatikan detail pekerjaan, berbeda dengan suami saya yang lebih peduli terhadap orang lain. Natal adalah salah satu contohnya. Ketika kita disibukan dengan dekorasi Natal, acara sana sini, kita menjadi lupa dengan pencarian kita kepada Tuhan dan meminta-Nya untuk mengembalikan kedekatan kita dengan Tuhan. 

Saat saya kembali memikirkan Elizabeth, saya menyadari bahwa waktu hanyalah sementara. Kita tidak tahu berapa banyak waktu yang kita miliki untuk bisa mengasihi dan memberi kepada orang lain. Ingatan saya kembali dan berharap Elizabeth tahu betapa dia sangat dikasihi. Kita tidak dijanjikan akan hari esok, karenanya kita perlu melakukan 'extra mile' untuk mengasihi orang-orang yang ada disekitar kita. 

Seperti kita berpikir bahwa waktu Tuhan tidak ada yang tahu, mungkin saja besok Tuhan menghendaki kita untuk bisa mengasihi dan memberi terhadap sesama. Apakah ada diantara kita yang perlu mengetahui betapa diakui, berharga atau sangat dikasihi? 

Ketika kita mengetahui siapa orang tersebut, maka kita akan mengetahui bagaimana caranya. Apakah waktu yang harus kita berikan, kreatifitas, atau melalui kata-kata yang Roh Kudus minta untuk sampaikan terhadap mereka.

Bapa, terimakasih atas kasihMu yang luar biasa, Terimakasih atas karuniaMu lewat AnakMu yang turun kebumi bagi kita semua. Bantu kami agar bisa mengasihi sesama kami. Pakai kami sebagai pengingat sesama kami yang membutuhkan uluran kasihMu, sertai kami untuk bisa mengasihi dengan kasih karunia yang Engkau curahkan.


Hak Cipta © 2017 oleh Melissa Spoelstra. Diterbitkan oleh Abingdon Press.


Ikuti Kami