Jangan Berdebat, Sampaikanlah Kebenaran Tuhan dengan Penuh Kelemahlembutan dan Rasa Hormat
Kalangan Sendiri

Jangan Berdebat, Sampaikanlah Kebenaran Tuhan dengan Penuh Kelemahlembutan dan Rasa Hormat

Lori Official Writer
      6715

1 Petrus 3: 15

….siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat…


Bacaan Alkitab Setahun: [kitab]Amsal1[/kitab]; [kitab]Wahyu7[/kitab]; [kitab]Ester7-8[/kitab]

Sebagai orang-orang percaya, kita harus siap sedia membela Injil kebenaran Kristus. Tapi bukan berarti kita harus bersikap kasar atau melakukan tindakan tidak hormat kepada orang-orang yang berkeyakinan berbeda dengan kita.

Aku pernah bertemu dengan seorang pria Asia di sebuah parkiran. Dari ucapannya, dia adalah jemaat dari sebuah gereja yang doktrinnya tidak sesuai dengan doktrin kekristenan. Gereja ini seperti sebuah sekte. Aku pun terus mendengarnya berbicara sampai selesai. Setelah itu aku mulai membantah setiap ucapannya dengan membeberkan bukti-bukti dari ayat Alkitab.

Merasa puas, aku segera meninggalkannya dan berpikir kalau aku sudah menyampaikan kebenaran. Aku merasa puas karena sudah membela kebenaran injil Tuhan.

Tapi entah kenapa, sesaat kemudian ada perasaan resah di dalam jiwaku. Aku merenungkan perasaan ini dan merasa tak nyaman dengan semua ucapanku yang tak menunjukkan kelemahlembutan dan rasa hormat kepada pria itu.

Aku langsung mencari pria itu di tempat parkiran dan mendekatinya. Di sana, aku minta maaf kalau-kalau ucapanku salah dan tak seharusnya demikian karena Yesus sendiri tak pernah melakukannya.

Awalnya aku memang berpikir kalau semua ucapanku sangat menarik. Persis seperti air yang meluap dari bulu angsa. Tapi ketika aku datang menghampiri dia untuk kedua kalinya, dia tampak terguncang.

Penting memang buat kita menyampaikan kebenaran kepada orang lain. Tapi biarlah kita mneyampaikan pengetahuan teologis yang kita tahu dengan penuh kasih dan rasa hormat. Aku pun melakukan kecerobohan saat hendak membela kebenaran firman Tuhan dengan segala argumen-argumenku. Tapi mulai tersadar kalau kata-kataku dan sikapku justru membuatnya semakin tak bisa menerima kebenaran firman Tuhan.

Aku pun menyadari dua hal dari kesalahan ini. Pertama, Tuhan bisa memakai kekurangan kita untuk tujuan kebaikan. Kedua, teladan kekristenan kita jauh lebih mudah memperkenalkan Tuhan kepada orang lain daripada saat kita harus mengajarkannya. Ya, kita perlu mengabarkan kabar baik kepada semua orang, tapi tanpa nilai-nilai pribadi yang tidak mencerminkan kebenaran maka segala ucapan kita hanyalah sekadar kata-kata belaka.

Penyair terkenal Ralph Waldo Emerson pernah berkata, “Apa yang kamu lakukan jauh lebih berkuasa walaupun aku tak bisa mendengar ucapanmu.” Karena ini kita patut merenungkan kembali: Apakah saat kita berargumen tentang kebenaran kepada orang lain hanyalah bertujuan supaya kita memenangkan argumen? Atau justru kita mendiskusikannya dengan kelemahlembutan dan tanpa mengurangi rasa hormat kita kepada keyakinan orang lain?

Hari ini, mintalah supaya Tuhan memberi kita kemampuan, kebijaksanaan dan pengertian yang benar supaya kita bisa menyampaikan firman kebenaran-Nya dengan cara yang tepat. Sehingga semua orang yang mendengarnya percaya dan mengakui Tuhan yang kita sembah sebagai Tuhan yang hidup.


Jadilah jawaban bagi orang lain lewat sikap, perkataan dan teladan hidup kita

Ikuti Kami