Adonai, Raja & Penguasa Tunggal
Kalangan Sendiri

Adonai, Raja & Penguasa Tunggal

Puji Astuti Official Writer
      6490

Lukas 20:42-44

"Sebab Daud sendiri berkata dalam kitab Mazmur: Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuh-Mu menjadi tumpuan kaki-Mu. Jadi Daud menyebut Dia Tuannya, bagaimana mungkin Ia anaknya pula?"

Bacaan Alkitab Setahun [kitab]Mazmu6[/kitab] ; [kitab]Matiu6[/kitab] ; [kitab]Kejad11-12[/kitab]

Saya pernah mendengar cerita tentang dua orang anak yang sedang bermain. Yang lebih tua memberitahu apa yang harus dilakukan anak yang lebih muda. Setelah mendengarkannya, anak yang lebih muda itu berkata, "Kamu bukan bosku."

Saya juga pernah bekerja dengan seorang wanita yang sangat kukuh bahwa dia tidak punya bos. "Saya punya majikan," ungkapnya, "Tapi saya tidak punya bos." Dia tidak bersedia menundukkan diri kepada siapapun dan sikapnya terhadap kata "bos" salah satu buktinya. 

Hari ini saya ingin kita bertanya, "Siapakah yang menjadi bosmu?" Setiap kita memiliki seseorang atau sesuatu yang mengendalikan kita dan menjadi tuan kepadanya kita menundukkan diri. Jika kita bijaksana, kita akan memilih Tuhan sebagai bos kita. Namun untuk beberapa orang, bos atas hidup mereka bisa jadi orang lain, kebiasaan buruk, atau ikatan dalam hidup mereka. Bahkan tidak jarang orang menjadi kekuasaan dan uang menjadi tuan atas hidupnya. Selama bertahun-tahun, gangguan pola makan menjadi penguasa hidup saya. Saya ijinkan hal itu untuk menentukan arah hidup saya dan menentukan segala tindakan yang saya buat. 

Nama Allah yang kita pelajari hari ini adalah Adonai, berarti Raja atau Tuan. Jika Tuhan adalah Adonai bagi kamu, kepada Dialah kamu harus menundukkan diri dan menyembah; Dia adalah bos atas hidupmu. Adonai adalah sosok penguasa tunggal dalam hidupmu dan Satu-satunya pribadi kepadanya kamu menyatakan kesetiaan. 

Pertama kali nama ini disebutkan menunjuk kepada Tuhan di Alkitab adalah di Kejadian 15:1-2 saat Tuhan berkata kepada Abraham: 

Kemudian datanglah firman TUHAN kepada Abram dalam suatu penglihatan: "Janganlah takut, Abram, Akulah perisaimu; upahmu akan sangat besar."

Abram menjawab: "Ya Tuhan ALLAH, apakah yang akan Engkau berikan kepadaku, karena aku akan meninggal dengan tidak mempunyai anak, dan yang akan mewarisi rumahku ialah Eliezer, orang Damsyik itu."

Abram mengijinkan Tuhan menjadi Adonai dalam hidupnya. Dia mentaati perintah Tuhan untuk keluar dari tanah kelahirannya ke tanah yang tidak ia kenal. Dia bergantung kepada Tuhan untuk memelihara hidupnya dan keluarganya. Tetapi dalam kondisi ini, Abram meminta sesuatu kepada Allah - keturunan. Mungkin karena keluhan-keluhan Sarai dia menjadi lupa akan kemahakuasaan Tuhan. Untuk kamu para wanita, ingatlah bahwa dirimu bisa memberi pengaruh baik atau buruk kepada suamimu. Jadi hati-hati menggunakan pengaruh yang Tuhan percayakan dalam hidupmu. 

Abram percaya bahwa dia butuh seorang anak untuk merasa utuh dan lengkap walaupun Tuhan berkata bahwa Dirinya adalah hadiah yang lebih besar dari apapun. Namun Abram merengek dan berkata, "Tapi aku membutuhkan sesuatu yang lain. Sesuatu yang lebih penting bagi saya daripada diri-Mu." Abram hanya di bibir saja mengakui Tuhan sebagai Adonai, sebab Dia tidak mengijinkan Tuhan memegang kendali sepenuhnya atas hidupnya dalam hal keturunan. 

Seberapa sering kita menjadi seperti Abram, mengakui Tuhan sebagai Adonai dalam hidup kita; bos atau penguasa hidup kita, namun dalam beberapa area kita masih ingin memutuskan sendiri atau bahkan mengatur Tuhan? 

Saya mengalami anorexia selama bertahun-tahun. Sekalipun saya menjadi pengikut Yesus sejak umur 15 tahun, saya tidak mengijinkan Yesus mengendalikan hidup saya sepenuhnya. Saya, seperti Abraham, mengijinkan hal lain selain Tuhan mengusai hidup saya. Untuk beberapa orang, bos mereka yaitu pekerjaan, uang, status, pekerjaan, makanan, alkohol, obat-obatan terlarang, teman atau hal-hal lainnya. Apa yang masih menjadi penguasa hidup kamu sekarang ini? Bersediakah kamu melepaskannya? Mari datang kepada Tuhan dan bertobat.

Ikuti Kami