Bacaan Alkitab setahun : Mazmur 145; Wahyu 1; Zakharia 11-12
Sukses adalah buah hukum alam, bukan campur tangan adikodrati, kata Gaylord seorang penulis. Tak heran jika kesuksesan bisa jatuh kepada orang-orang yang ‘tidak tepat'. Sekalipun pernyataan Gaylord ini mengandung kebenaran, tapi tidak sepenuhnya benar. Pada kenyataannya 'hukum alam' bersama dengan hukum nurani dam hukum Tuhan ditetapkan-Nya untuk mengatur kehidupan.
Lukas 12:16-21 mengisahkan perumpamaan seorang petani yang ‘sukses tanpa Tuhan'. Petani ini diberkahi tanah yang subur, hingga lumbung-lumbungnya tidak lagi dapat memuat hasil panennya. Karena itu, ia memutuskan untuk merombak lumbungnya dan membangun lumbung yang lebih besar.
Dalam hal ini sang petani memiliki kesuksesan sekaligus kegagalan. Kesuksesannya adalah karena ia memiliki sebidang tanah yang produktif, dan kegagalannya karena menyimpan hasil panennya untuk dirinya sendiri. Tidak pernah terlintas di benaknya untuk berbagi dengan orang miskin, janda atau yatim piatu.
Tapi sebelum rencana besarnya terwujud, tampaknya ia tidak berhasil melewati malam itu. Saat ia menyelamati diri atas segala kepemilikan yang pikirnya tidak akan habis selama bertahun-tahun, Tuhan turun tangan dan berkata, "Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kau sediakan, untuk siapakah itu nanti?" Yesus menambah catatan kaki, seperti itulah jadinya orang yang berusaha kaya untuk dirinya sendiri, tapi tidak berusaha kaya di mata Allah.
Ada tanggung jawab menyertai kekayaan yang datang karena kesuksesan. Dalam kekayaan yang dipercayakan Allah pada kita, ada bagian orang miskin, janda dan yatim piatu di dalamnya. Ingatlah, kita diberkati untuk memberkati!
Dalam setiap bagian kekayaan kita, ada bagian orang lain di dalamnya.