Tetap Beriman di Tengah Kemajuan Zaman
Kalangan Sendiri

Tetap Beriman di Tengah Kemajuan Zaman

Riris Neil Yulinar Pakpahan Contributor
      1966

Kejadian 1:28

Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."

 

Bacaan setahun : Amsal 1; Wahyu 7; Ester 7-8

Seringkali kita terikat dengan teknologi yang ada. Dari bangun tidur hingga malam hari, kita seakan ada dibawah naungan teknologi. Semua sarana yang ada baik di rumah, sekolah, kantor, merupakan hasil dari perkembangan teknologi.

Keberadaan teknologi memiliki peran penting termasuk dalam keberadaan gereja. Semua sarana yang digunakan dalam ibadah merupakan hasil dari kecanggihan teknologi. Sistem penghitungan kehadiran, pengelolaan persembahan, musik, lampu dan semua yang ada dalam ruang gereja merupakan bukti kemajuan teknologi.

Alkitab mengatakan manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Artinya kita adalah makhluk dengan derajat tertinggi. Ada keistimewaan yang diberikan Allah pada manusia, yaitu kuasa untuk menciptakan teknologi. Saat kita memiliki kuasa untuk menaklukkan dunia melalui teknologi, ingatlah bahwa akal budi yang berkembang harus tetap tunduk di bawah kedaulatan Allah. “Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan. (Amsal 1:7)

Takut akan Tuhan artinya teknologi yang digunakan saat ini bukanlah solusi untuk setiap masalah yang kita hadapi, melainkan sarana yang digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah. Dan Allah itu sendiri tetap menjadi pusat dari segala sesuatunya. Allah tetap menjadi penolong dan pemberi jalan keluar dari setiap kebutuhan kita.

Saat Allah menghukum manusia dan memusnahkan dunia dengan air bah, saat itu jugalah teknologi digunakan. Ada angka-angka yang ditetapkan Allah untuk membuat bahtera yang bisa menampung Nuh dan keluarganya. Ruangan-ruangan dengan pembatas pun ditentukan agar Nuh bisa membuat tempat terpisah dari masing-masing binatang yang dibawanya saat itu.

Saat Tuhan berfirman, Nuh melakukan semuanya dengan ketaatan sekalipun ia sama sekali tidak mengerti apa yang akan terjadi. Ia pun tidak menanyakan apa maksud Tuhan untuk semua hal yang harus diperbuatnya. Ia juga tidak bermaksud melawan perintah Tuhan dengan mengabaikannya. Satu hal yang ia lakukan, taat hingga akhir.

Dari kisah Nuh inilah kita bisa belajar bahwa ilmu pengetahuan yang diberikan bagi kita harusnya dikembalikan sepenuhnya untuk hormat dan kemuliaan Allah. Teknologi yang canggih saat ini, jangan membuat kita menjadi alergi saat menggunakanya. Namun lewat kecanggihan teknologi yang ada, biarkan semua itu bisa digunakan untuk setiap pekerjaan baik bagi sesama dan dengan tujuan akhir memuliakan Allah.

 

“Karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. (Kolose 1:16)

Ikuti Kami