Matius 11: 6
Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku.
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 27; Matius 27; Keluaran 3-4
Selama kebaktian minggu pagi belum lama ini, saya mengangkat tangan saya sepanjang ibadah, dan saya menyampaikan kepada Tuhan sesuatu yang mungkin terdengar seperti orang gila.
Dalam hati, saya berkata, “Tuhan aku mengasihiMu. Engkau Tuhanku, Engkau berdaulat dan aku akan selalu melayaniMu. Tapi aku ingin Engkau tahu aku sangat marah padaMu!”
Sekarang, saya tidak akan masuk ke situasi memilukan yang saya hadapi, tetapi saya akan mengatakan bahwa saya sama seperti Yakub yang bergulat dengan Tuhan. Tetapi saya kalah.
Saya meninggalkan ibadah pagi itu dengan perasaan bersalah akan pengakuan saya dan bertekad untuk mendengar suara Tuhan. Selama masa puasa dan doa, saya dimotivasi oleh cerita Yesus.
Setelah Yesus menyelesaikan puasa 40 hari-Nya di padang gurun, pelayanan-Nya dimulai dan orang banyak datang berbondong-bondong. Kembali ke Yerusalem, pelayanan rasul Yohanes terhenti setelah dipenjarakan oleh Raja Herodes. Yohanes mengutus beberapa muridnya untuk bertanya kepada Yesus.
Dia memberi perintah, “Apakah Engkau yang datang atau kami harus mencari orang lain (Matius 11)?” Mungkin Yohanes berpikir hal itu akan menjadi cara yang halus untuk menarik perhatian Yesus atas kesulitan yang ia alami saat itu.
Maksudnya supaya Yohanes bisa meminta Yesus mengeluarkan ia dari penjara. “Engkau adalah Mesias, keluarkan aku dari sini!”
Baca Juga:
Anak Terang Tidak Memiliki Ruang untuk Kemarahan
Kamu Mudah Marah dan Meledak-ledak? Mungkin Ini Sebabnya…
Yesus menegaskan keilahian-Nya kepada murid-murid Yohanes. Lalu Ia menyampaikan kepada mereka, “Berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku.” (Matius 11: 6)
Apa artinya? Yesus mungkin ingin mengatakan kepada Yohanes seperti ini, “Yohanes, kamu mengatakan hal yang benar tentang Aku. Tetapi apa yang kamu lalui di luar dari rencanaKu. Apapun yang terjadi kepadamu, jangan biarkan kondisimu mempengaruhi imanmu kepadaKu.”
Yesus menyampaikan hal itu kepada kita hari ini. Seperti Yohanes, beberapa dari kita mungkin terjebak dalam situasi yang suram dan kita tidak mengerti kenapa Tuhan tidak segera menyelamatkan kita. Mungkin Tuhan tidak menjawab doa kita atas orang yang kita kasihi, pernikahan, penyakit, krisis keuangan dan masalah lain dalam hidup kita. Kita bahkan merasa ditinggalkan sendiri dalam penderitaan kita dan kita bertanya-tanya kenapa Tuhan tidak menjawab tangisan putus asa kita meminta tolong.
Saat dalam kondisi ini, reaksi yang kita tunjukkan sangat menentukan. Kita hanya perlu melakukan beberapa hal ini:
Pertama, kita harus tetap mempercayai Tuhan. Jalan-Nya jauh lebih tinggi dari jalan kita.
Kedua, Dia jauh lebih tahu akan apa yang belum terjadi. Dia mengasihi kita tanpa syarat. Dia sendiri mampu mengerjakan segala sesuatu bersama-sama untuk mendatangkan kebaikan.
Setelah menjadi manusia seperti kita, penyelamat kita benar-benar memahami dan merasakan belas kasihan atas situasi kita.
Lihat ayat ini lagi:
“…berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku.” (Matius 11: 6)
Dalam hal ini, kata diberkati berarti ‘dalam waktu yang lama Anda akan bahagia, menerima banyak ucapan selamat’. Seperti yang bisa dilihat, jelas penting buat kita untuk tidak marah kepada Tuhan. Jangan tersinggung dengan apa yang Yesus tidak lakukan untuk Anda saat ini. Jangan tersinggung dengan doa-doa yang belum terjawab. Sebaliknya, pilihlah untuk menerima berkat yang dijanjikan Tuhan.
Di zaman Yesus, ‘pelanggaran’ adalah umpan dari perangkap yang digunakan untuk menangkap binatang. Dengan kata lain, pelanggaran adalah sesuatu yang akan menyebabkan seseorang tersandung. Musuh akan senang membuat Anda tersandung. Si iblis tidak senang jika Anda melakukan kehendak Tuhan dalam hidup Anda. Kenapa memberi si iblis kesenangan supaya Anda terperangkap ke dalam jebakannya? Hindari jebakan itu dan percayalah kepada Yesus.
Melayani Tuhan memang tidak akan membuat hidup Anda mudah. Kadang Anda akan tergoda untuk marah kepada Dia. Iblis akan membisikkan di telinga Anda kata-kata kutukan, seperti yang dikatakan oleh istri Ayub. “Kutukilah Allahmu dan matilah!” (Ayub 2: 9)
Di saat-saat seperti ini, ingatlah kata-kata Yesus: Berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku.
Hak cipta Lori Stewart, disadur dari CBN