Sambut Tahun yang Baru dengan Versi Diri yang Baru Juga
Kalangan Sendiri

Sambut Tahun yang Baru dengan Versi Diri yang Baru Juga

Claudia Jessica Official Writer
      4170

Yakobus 1: 17

“Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang”

 

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 1; Matius 1; Kejadian 1-2

Memasuki tahun baru, banyak orang membuat resolusi untuk mendapatkan versi dirinya yang lebih baik.

Saya dibanjiri dengan resolusi yang dimiliki orang-orang di sekitar saya untuk masa depan mereka. Setiap orang membuat resolusi dengan harapan mereka bisa menjadi versi diri mereka yang lebih baik dan mampu mempertahankannya.

Namun saya bukanlah tipe orang yang benar-benar membuat resolusi. Tapi sekarang saya merasakan tekanan untuk bergabung dengan budaya resolusi tersebut. Sayangnya, saya tidak pernah merasa bersemangat tentang hal itu. Saya merasa resolusi yang saya buat harus benar-benar dilakukan. Jangan salah paham. Saya mendukung tujuan dan motivasi yang diilhami oleh resolusi pada orang-orang. Hanya saja saya tidak pernah menyadari alasannya sampai saat ini.

Resolusi tahun baru diperuntukan untuk pertumbuhan dan kebaikan pribadi. Meski tidak ada yang salah dengan hal ini, saya pikir diri saya memiliki kecenderungan alami terhadap kenyamanan.

Saya adalah tipe orang merasa lebih besar dari kehidupan ini. Tuhan menciptakan saya dengan kuat, besar, penuh semangat, dan ceria. Saya “lebih dari standar” menurut berbagai standar yang ada. Jadi saya pikir, resolusi hanya membuat saya merasa akan menjadi lebih kuat, lebih besar, lebih bersemangat dan lebih ceria.

Saya merasa saya cukup menarik perhatian sehingga saya tidak ingin melakukan apapun yang dapat membuat saya menjadi lebih dari apapun, dan saya tidak merasa tidak nyaman nantinya.

Semakin saya berpikir, saya merasa resolusi adalah untuk pertumbuhan pribadi. Tapi bukankah seharusnya kita lebih fokus pada pertumbuhan spiritual kita? Apakah pertumbuhan pribadi sama dengan pertumbuhan rohani? Saya rasa tidak.

Yang saya yakini adalah Tuhan tidak lebih mencintaimu kemarin, hari ini, atau besok. Dia selalu mencintai kita setiap hari.

Mengapa kita merasa bahwa kita mungkin lebih mencintai diri kita sendiri besok jika kita melakukan hal-hal tertentu dengan “benar” atau “lebih baik?”

Tekanan seperti ini bukan berasal dari Bapa kita yang selalu setia dan tidak berubah. Hal ini terjadi secara sosial. Saya pikir inilah alasan mengapa saya tidak pernah merasa bersemangat tentang resolusi.

Sebagian besar rasanya seperti lelucon. Pusat kebugaran akan dipenuhi oleh banyak orang pada bulan Januari, dan semua orang mulai mengkonsumsi makanan sehat, lebih aktif, berhenti merokok dan minuman keras, mengurangi mengucapkan kata-kata yang tidak baik.

Meskipun semua resolusi ini positif dan mempengaruhi kesehatan dan kehidupan secara keseluruhan, mereka sering diabaikan pada bulan berikutnya.

Saya kira apa yang saya kejar adalah kurang dari resolusi dan lebih dari perubahan hidup yang positif dan untuk beberapa alasan keduanya tidak benar-benar identik.

Firman Tuhan berkata: “Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran.” (Yakobus 1:17).

Bapa kita tidak pernah berubah. Dia setia. Selalu. Saya pikir, bagi saya, sebuah resolusi terasa lebih seperti mengatakan hal seperti ini "Saya akan lebih mencintai diri sendiri jika saya.... (lebih kurus, lebih sehat, lebih aktif, lebih baik, lebih pintar, lebih fasih)."

Namun jika Tuhan mengasihi saya, mengapa saya tidak bisa mengasihi diri saya?

Kita mungkin berusaha keras membentuk tubuh yang ideal dan sehat. Sayangnya kita hanya perlu mencintai diri kita sendiri dan membuat perubahan positif untuk menghormati Pencipta kita.

Maukah Anda bergabung dengan saya dalam revisi pola pikir tentang resolusi? Bisakah kita mengatakan bahwa kita mengasihi Bapa, kita mengasihi diri sendiri, dan karena kasih-Nya yang tiada pernah berubah, kita akan terus berusaha untuk menghormati-Nya dengan keputusan yang kita buat setiap hari?

 

Hak cipta oleh Lindsay Tedder, disadurkan dari crosswalk.com.

Ikuti Kami