Melangkah Dengan Iman Karena Tuhan yang Tahu Masa Depan
Kalangan Sendiri

Melangkah Dengan Iman Karena Tuhan yang Tahu Masa Depan

Lori Official Writer
      4903

Kejadian 12: 1

Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu…

 

 

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 13; Matius 13; Kejadian 25-26

Anda pasti tahu tagline program televisi terkenal ‘Who Wants To Be A Millionare?’ Program ini menghadirkan para kontestan yang akan menjawab sejumlah pertanyaan. Mereka akan duduk di kursi bersebelahan dengan sang host. 

Kontestan akan mulai menjawab pertanyaan pilihan berganda dari yang termudah hingga yang tersulit. Acara ini akan selesai jika kontestan berhasil menjawab pertanyaan hingga diangka 1 juta dolar. 

Saat pertanyaan mulai dijawab, host akan meyakinkan kontestan akan jawaban akhirnya. “Apakah itu jawaban terakhir Anda?" Lalu kontestan diberikan waktu untuk berpikir ulang sebelum mengunci Jawaban terakhirnya. 

Baru setelah itu, host akan membeberkan apakah jawaban tersebut benar atau salah.

Yang menarik dari acara ini adalah setiap kontestan wajib mengunci jawaban yang mereka pilih, sekalipun mereka tidak tahu apakah jawaban itu benar atau salah. Kadang kala ada saja yang merupakan faktor keberuntungan karena memilih jawaban yang tepat. Saat jawabannya benar, mereka berhak melanjutkan permainan untuk mendapatkan lebih banyak uang. 

Hidup bagi Tuhan adalah perjalanan iman, yang kadang-kadang menuntut kita untuk mengakui bahwa kita sama sekali tidak tahu apa yang ada di depan. Tapi kita harus terus melangkah.

Kisah Abraham mengisahkan tentang perjalanan iman bersama Tuhan.

“Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu…” (Kejadian 12: 1)

Tuhan menjanjikan kepada Abraham sebuah bangsa yang besar dan yang akan memberkati dunia.

Abraham pun taat dan membawa serta keluarganya. Di sepanjang perjalanan itu Tuhan memimpin dia sampai ke tanah Kanaan. Tapi tahukah Anda, kita sering meragukan langkah iman yang demikian. 

Bayangkan jika Anda berada di posisi Abraham, bagaimana mungkin Anda bisa meyakinkan keluarga Anda untuk pindah ke suatu tempat yang belum pasti. Lalu mereka membantu Anda mempersiapkan unta dan terus bertanya kemana kalian akan pergi. Satu-satunya hal yang bisa Anda lakukan adalah dengan menjawab ‘Aku tidak tahu.’ 

Abraham tidak tahu kemana mereka akan pergi. Dia hanya mengandalkan pimpinan Tuhan dan dia percaya jika Tuhan akan memberi tahu dia ‘Negeri yang sudah Dia sediakan baginya’.

Dalam pengajaran Yesus yang terkenal yaitu Khotbah di Bukit, Matius 6 disebutkan di sana ‘Jangan kuatir’.

Demikian kata-Nya:

“Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?” (Matius 6: 25)

“Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” (Matius 6: 31-33) 

'Aku tidak tahu’ adalah jawaban yang tepat. Itu adalah jawaban orang-orang yang hidup di dalam iman. 

Kemana Anda akan pergi?

Apa yang akan Anda lakukan setelah sampai di sana?

Bagaimana Anda akan hidup? 

Bagaimana Anda akan membayar tagihan?

“Aku tidak tahu..Aku tidak tahu..Aku tidak tahu! Tapi aku tahu kalau Tuhan tahu!"

Saat kita berkata ‘Tuhan tahu’ maka kita mengandalkan iman kita untuk berjalan bersama Dia. Kita mengakui bahwa Dia sanggup memimpin dan menyediakan segalanya untuk kita karena Dia adalah Bapa yang baik.

Kita suka berpura-pura memiliki segalanya dan tahu semua jawaban atas hidup kita. Karena kita tidak nyaman dan merasa konyol jika orang lain tahu kita tidak tahu jawaban untuk pertanyaan mereka. Berpura-pura kalau kita tahu segalanya hanya akan merusak iman kita. 

Kita tidak hidup hanya karena mengandalkan keberuntungan. Tapi kita hidup karena percaya di dalam Tuhan. Jadi, saat seseorang mengajukan pertanyaan sulit tentang iman dan bagaimana ke depannya, tataplah matanya dan katakan: Aku tidak tahu, tapi Tuhan tahu dan itu adalah jawaban akhirku.

 

Hak cipta John P. King, disadur dari CBN

 


 

Anda diberkati dengan renungan harian kami? Mari dukung kami untuk terus memberkati lebih banyak orang melalui konten-konten terbaik di website ini.

Yuk bergabung jadi mitra Jawaban.com hari ini.

 

DAFTAR

Ikuti Kami