Persiapkan Hal Ini Kalau Mau Alami Janji Tuhan
Kalangan Sendiri

Persiapkan Hal Ini Kalau Mau Alami Janji Tuhan

Lori Official Writer
      3016

Kolose 2: 12

…karena dengan Dia kamu dikuburkan dalam baptisan, dan di dalam Dia kamu turut dibangkitkan juga oleh kepercayaanmu kepada kerja kuasa Allah, yang telah membangkitkan Dia dari orang mati.

 

 

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 23; Matius 23; Kejadian 45-46

Kalender Yahudi memiliki periode waktu yang disebut Teshuvah, yang artinya ‘kembali’. Lalu ada juga ‘Elul’ yang artinya ‘mencari’.

Tujuannya adalah supaya orang-orang kembali kepada Tuhan dan menyelidiki hati mereka selama persiapan menyambut Hari Perdamaian dan bertanya kepada diri mereka, “Apakah aku siap untuk mati?”

Perayaan itu tercermin dari pakaian mereka. Setiap anak laki-laki Yahudi yang sudah menikah akan memakai kittel, jubah linen putih yang berfungsi sebagai kain kafan. Jubah yang mereka kenakan juga tidak bersaku. Hal ini melambangkan bahwa tidak ada yang perlu mereka bawa selama perayaan itu. Karena itu merupakan gladi resik untuk acara kematian.

Tentu saja kita tahu bahwa Yesus adalah orang Yahudi. Dia juga ikut mempersiapkan diri-Nya untuk mati. Kabar baiknya adalah ketika Yesus mengenakan kain kafan di dalam kuburan, Dia meninggalkan kain tersebut di sana dan Dia bangkit kembali untuk selama-lamanya.

Tuhan juga memberikan janjinya yang luar biasa atas kita melalui Kolose 2: 12.

“…dan di dalam Dia kamu turut dibangkitkan juga oleh kepercayaanmu kepada kerja kuasa Allah, yang telah membangkitkan Dia dari orang mati.”

Apakah kita siap untuk berjalan menuju janji tersebut? Kadang mudah untuk membiarkan kepahitan, keluhan kesah dan kecemasan menumpuk dan merampas kebahagiaan kita. Semakin kita terjebak dalam ketidaktaatan, semakin kita menjauh dari Tuhan tanpa menyadarinya.

Kita perlu bangkit kembali di dalam kehidupan baru yang Dia janjikan atas kita. Itu sebabnya penting untuk memeriksa kembali hidup kita, supaya kita bisa menyadari kekurangan kita dan meminta Tuhan mengampuni dan membebaskan kita. Dia mengasihi kita. Dia pemurah dan Dia mau membawa kita ke Tanah Perjanjiannya.

Mulailah dengan mengingat bahwa Dia mengasihi Anda. 

“Aku kepunyaan kekasihku, dan kepunyaanku kekasihku…” (Kidung Agung 6: 3)

Anda tidak perlu memohon kepada-Nya. Dia mau Anda berhasil dan Dia akan selalu ada bersama Anda.

Mari merenungkan karakter Allah seperti ditulis dalam Keluaran 34: 6-7 bahwa dia adalah Allah penyayang dan pengasih. Dia panjang sabar. Dia berlimpah kebaikan dan kebenaran. Dia memelihara belas kasihan dan Dia maha pengampun.

Temukanlah apapun yang menjadi penghalang atas janji-janji Allah terjadi dalam hidup Anda.

“Sebab Engkau tidak berkenan kepada korban sembelihan; sekiranya kupersembahkan korban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.” (Mazmur 51: 16-17)

Kita perlu menjaga diri supaya tidak berpuas diri. Tanyakan kepada dirimu sendiri, “Apakah aku benar dihadapan Tuhan? Apakah aku siap untuk bertemu dengan-Nya? Apakah aku sepenuhnya menghargai keselamatan yang sudah Yesus bayarkan?”

Hal ini kembali mendorong kita memberikan penghargaan yang baru atas apa yang Yesus lakukan bagi kita di Taman Getsemani, di kayu salib dan melalui kebangkitan.

Anda memperoleh cara pandang yang berbeda tentang kehidupan saat berhadapan dengan kematian. Saya mengalaminya secara langsung ketika saya hampir meninggal karena malaria serebral di Manila. Saat itu, hal-hal yang dulu Anda anggap penting tidak lagi penting sama sekali. Hanya Anda dan Tuhan.

“Sebab kami mau, saudara-saudara, supaya kamu tahu akan penderitaan yang kami alami di Asia Kecil. Beban yang ditanggungkan atas kami adalah begitu besar dan begitu berat, sehingga kami telah putus asa juga akan hidup kami. Bahkan kami merasa, seolah-olah kami telah dijatuhi hukuman mati. Tetapi hal itu terjadi, supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati.” (2 Korintus 1: 8-9)

Yesus sendiri mau mati karena itu Dia belajar untuk bergantung kepada Bapa. Sama seperti Dia bangkit, Dia juga akan membangkitkan kita.

Saat kita dalam kesulitan, kita seharusnya berkata, “Wah, ini luar biasa karena itu artinya Tuhan akan dimuliakan. Dia akan melihatku melalui hal ini dan aku akan belajar betapa hebatnya Dia.”

Yesus datang untuk memberi Anda hidup yang berkelimpahan. Di dalam Dia, kita memiliki hidup yang baru. Apapun yang kita alami, kita bisa mengandalkan Dia. Harapan kita ada di dalam Dia yang membangkitkan orang mati. Tuhan Yesus memberkati.

 

Hak cipta Gordon Robertson, disadur dari CBN

Ikuti Kami