Kita Butuh Tuhan, Tanpa Dia Kita Lemah dan Tak Berdaya
Kalangan Sendiri

Kita Butuh Tuhan, Tanpa Dia Kita Lemah dan Tak Berdaya

Lori Official Writer
      10075

Mazmur 18: 2

Ya TUHAN, bukit batuku, kubu pertahananku dan penyelamatku, Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku!


Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 114; 1 Korintus 2; Hakim-Hakim 15-17

Kita masih belajar untuk berada di titik terendah, sebagai satu-satunya cara untuk maju. Dan kita masih belajar untuk berhenti sejenak di tengah lautan kebutuhan kita. Kita masih belajar soal apa artinya jadi sahabat Allah dan menghargai persekutuan dengan Dia dan sesama di atas segalanya. Kita bukan mesin penginjilan yang profesional, berkekuatan tinggi dan efisien. Kita mengukur kualitas hidup kita dengan kedalaman hubungan yang kita bangun. Kita masih perlu belajar untuk mencintai.

Kita tentu tak bisa berfungsi di dunia ini tanpa kekuatan Tuhan. Beberapa dari kita belum sampai pada puncak potensi kita, kalau kita tak sepenuhnya dan tak menyadari ketergantungan kita akan Tuhan. Tapi waktunya akan tiba. Kita butuh Dia untuk tetap hidup. Kita butuh Dia untuk menjamin kesehatan kita. Kita butuh Dia untuk kesembuhan kita. Kita butuh Dia supaya kita memperoleh kebenaran, kedamaian dan sukacita dalam Roh Kudus.

Kita butuh Tuhan melakukan lebih dari yang bisa dilakukan manusia. Kita butuh kekuatan yang murni dan kebaikan serta kasih Allah yang murni. Kita butuh kekuatan untuk menghargai Allah kita, menjadikan Dia kesenangan terbesar dalam hidup kita. Kita butuh kekuatan untuk menikmati sukacita yang tak terbatas dan penuh kemuliaan. Kita butuh kekuatan untuk mengalami kerajaan-Nya, bergerak di dalam hadirat-Nya.

Bagaimana kita bisa mendapatkan kekuatan itu?

Tuhan sudah memberinya sebagai anugerah dan karunia. Dia menanam di dalam diri kita kelaparan untuk tidak menolak. Dia membuka mata kita bahwa kita miskin tanpa hadirat-Nya. Dia memberi iman yang tak bisa kita temukan dimanapun. Dalam kekuatan-Nya kita bisa tenang, bahkan saat berada di bawah serangan si iblis. Kuasanya memperbaharui pandangan kita akan pribadi-nya. Dalam kuasa-Nya, kita mampu mendisiplinkan diri kita dalam segala hal. Kita bisa mengarahkan perhatian kita pada-Nya, karena Dia bersedia memakai kuasa-Nya untuk kita.

Bagaimana kita bisa yakin kalau Tuhan peduli dengan kita?

Salib. Kita selalu menghampiri salib untuk mencari iman percaya pada-Nya. Kita tak akan bisa mengosongkan kekuatan salib-Nya. Hanya di sanalah kita akan beroleh keselamatan dalam segala hal. Di kayu salib kita mengenal Tuhan kita dan hati-Nya bagi kita. Di kayu salib kita belajar untuk sepenuhnya bergantung pada kuasa-Nya.

Akhir kata, sepanjang kehidupan ini kita masih terus belajar. Terutama belajar untuk terus bergantung pada Tuhan. Hari ini, sudahkah kamu menghampiri salib Kristus dan menerima kekuatan dari Dia?

 

Hak Cipta Heidi & Rolland Baker, diterjemahkan dari Cbn.com

Ikuti Kami