Mazmur 18: 2
Ya TUHAN, bukit batuku, kubu pertahananku dan penyelamatku, Allahku,
gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota
bentengku!
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 114; 1 Korintus 2; Hakim-Hakim 15-17
Kita masih belajar untuk berada di titik terendah, sebagai
satu-satunya cara untuk maju. Dan kita masih belajar untuk berhenti sejenak di
tengah lautan kebutuhan kita. Kita masih belajar soal apa artinya jadi sahabat Allah
dan menghargai persekutuan dengan Dia dan sesama di atas segalanya. Kita bukan mesin
penginjilan yang profesional, berkekuatan tinggi dan efisien. Kita mengukur
kualitas hidup kita dengan kedalaman hubungan yang kita bangun. Kita masih perlu belajar untuk mencintai.
Kita tentu tak bisa berfungsi di dunia ini tanpa kekuatan Tuhan.
Beberapa dari kita belum sampai pada puncak potensi kita, kalau kita tak
sepenuhnya dan tak menyadari ketergantungan kita akan Tuhan. Tapi waktunya akan
tiba. Kita butuh Dia untuk tetap hidup. Kita butuh Dia untuk menjamin kesehatan
kita. Kita butuh Dia untuk kesembuhan kita. Kita butuh Dia supaya kita memperoleh kebenaran, kedamaian dan sukacita dalam Roh Kudus.
Kita butuh Tuhan melakukan lebih dari yang bisa dilakukan manusia.
Kita butuh kekuatan yang murni dan kebaikan serta kasih Allah yang murni. Kita butuh
kekuatan untuk menghargai Allah kita, menjadikan Dia kesenangan terbesar dalam
hidup kita. Kita butuh kekuatan untuk menikmati sukacita yang tak terbatas dan
penuh kemuliaan. Kita butuh kekuatan untuk mengalami kerajaan-Nya, bergerak di dalam hadirat-Nya.
Bagaimana kita bisa mendapatkan kekuatan itu?
Tuhan sudah memberinya sebagai anugerah dan karunia. Dia menanam
di dalam diri kita kelaparan untuk tidak menolak. Dia membuka mata kita bahwa kita
miskin tanpa hadirat-Nya. Dia memberi iman yang tak bisa kita temukan dimanapun.
Dalam kekuatan-Nya kita bisa tenang, bahkan saat berada di bawah serangan si
iblis. Kuasanya memperbaharui pandangan kita akan pribadi-nya. Dalam kuasa-Nya,
kita mampu mendisiplinkan diri kita dalam segala hal. Kita bisa mengarahkan perhatian kita pada-Nya, karena Dia bersedia memakai kuasa-Nya untuk kita.
Bagaimana kita bisa yakin kalau Tuhan peduli dengan kita?
Salib. Kita selalu menghampiri salib untuk mencari iman percaya
pada-Nya. Kita tak akan bisa mengosongkan kekuatan salib-Nya. Hanya di sanalah
kita akan beroleh keselamatan dalam segala hal. Di kayu salib kita mengenal Tuhan
kita dan hati-Nya bagi kita. Di kayu salib kita belajar untuk sepenuhnya bergantung pada kuasa-Nya.
Akhir kata, sepanjang kehidupan ini kita masih terus belajar.
Terutama belajar untuk terus bergantung pada Tuhan. Hari ini, sudahkah kamu menghampiri salib Kristus dan menerima kekuatan dari Dia?
Hak Cipta Heidi
& Rolland Baker, diterjemahkan dari Cbn.com