Apakah Kondisi Alkitabmu Sudah Mencerminkan Imanmu?
Kalangan Sendiri

Apakah Kondisi Alkitabmu Sudah Mencerminkan Imanmu?

Lori Official Writer
      4481

Mazmur 1: 1-2

Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.


Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 93; Lukas 5; Ulangan 31-32

Pendeta Kevin adalah temanku dari Gereja Metodis Bloomfield United. Dia mengirimiku pesan di pertengahan minggu lewat email. Dia menulis:

“Pada hari Sabtu, seorang anggota gereja kami yang terkasih meninggal dunia, Pat Miller. Dia berusia 84 tahun dan sudah melayani di gereja kami dengan setia, sabar, dan rendah hati. Aku sudah mempersiapkan acara pemakamannya dan akan membacakan ayat melalui Alkitabnya. Dia menyimpan banyak informasi di Alkitabnya. Penuh dengan doa dengan tulisan tangan, kutipan, dan daftar ayat bacaan bulanan yang selalu rutin diperiksa dan dibacanya setiap pagi.”

Pendeta Kevin lalu mengutip salah satu doa yang ditulis tangan oleh Pat. Tulisnya, “Tujuan gereja itu sederhana: untuk menyembah Satu Allah sebagaimana diungkapkan dalam Alkitab, untuk meninggikan AnakNya Yesus, dan menunjukkan kasihNya kepada semua orang yang menyembahNya. Aku berdoa untuk gereja-gereja supaya mereka bisa semakin diangkat dan menjadi alat kasih. Amin.”

Kisah yang disampaikan Pendeta Kevin mengingatkanku akan seorang wanita yang setia beribadah selama 40 tahun. Waktu itu aku sama sekali belum menjadi Kristen yang baik. Namanya Louise. Dia selalu membawa Alkitabnya ke gereja. Dia selalu mengutip ayat-ayat saat sedang mengikuti kebaktian. Dia tahu dimana bagian-bagian itu tanpa harus melihatnya kembali. Dia tak ragu menuliskannya kembali di Alkitabnya.

Louise dan Alkitabnya, itulah yang terlintas dipikiranku. Alkitab itu berwarna hitam, terikat di sebuah sampul kulit, Alkitab itu berukuran lebih besar dari Alkitab pada umumya, King James Version. Waktu dia membolak-balik Alkitabnya, sebenarnya dia sudah sering kali membuka bagian itu. Alkitab itu benar-benar sudah sangat compang camping, penuh tulisan yang digarisbawahi dan dilingkari dan penuh dengan catatan-catatan kecil warna-warni di pinggirnya. Alat pembatas dan sisa-sisa kertas tersangkut di sana-sini. Singkat cerita, Alkitabnya benar-benar dipakai dengan baik. Dan Aku melihatnya selama proses perjalanan hidup kekristenannya.

Aku akan jujur. Aku benar-benar iri pada Louise. Alkitabnya dan imannya. Aku mau seperti dia tanpa harus menghabiskan banyak waktu. Tapi Tuhan memakai sosok Louise sebagai tamparan bagiku. Kadang dia berkata, “Habiskanlah lebih banyak waktu dengan firman Tuhan!”

Waktu pemakaman Louise, pendetanya menyampaikan khotbah lewat Alkitabnya yang compang-camping dan catatan yang ditemukan di dalam setiap halaman-halamannya. Dia menjalani hidupnya dengan Firman Tuhan.

Bagaimana dengan kita? Apakah Alkitab kita menggambarkan iman kita? Saat kita akan dimakamkan, apakah pendeta kita akan menyampaikan pesan berdasarkan apa yang mereka temukan di dalam Alkitab kita?

Bapa surgawi, terima kasih untuk teladan-teladan iman yang dimiliki Pat dan Louise, yang memberikan hidup mereka untuk mengabdi kepadaMu dan firmanMu. Bantu kami mengingat: Sebuah Alkitab compang-camping yang mungkin milik seseorang. Di dalam nama Yesus kami berdoa.

Amin

 

Hak cipta oleh Diane Pearson, diterjemahkan dari Cbn.com

Ikuti Kami