"Kata Samuel kepada Saul: "Perbuatanmu itu bodoh. Engkau tidak mengikuti perintah TUHAN, Allahmu, yang diperintahkan-Nya kepadamu; sebab sedianya TUHAN mengokohkan kerajaanmu atas orang Israel untuk selama-lamanya.
Tetapi sekarang kerajaanmu tidak akan tetap. TUHAN telah memilih seorang yang berkenan di hati-Nya dan TUHAN telah menunjuk dia menjadi raja atas umat-Nya, karena engkau tidak mengikuti apa yang diperintahkan TUHAN kepadamu."
1 Samuel 13:13-14
Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 108; Lukas 20; Hakim-Hakim 3-4
Of Kings and Prophets adalah salah satu acara tv di Amerika yang
berkisah mengenai Raja Saul dan Daud. Perkembangan jaman dapat menunjang acara-acara tv yang berbasis
Alkitab. Ini adalah salah satu hal menarik untuk melihat seberapa akurat karakter-karakter didalamnya itu digambarkan.
Salah satu unsur yang sangat jelas tergambarkan
adalah sifat manusiawi dari Saul. Dia adalah raja yang diurapi oleh Tuhan,
namun ia sangat jauh dari kata sempurna. Ketika Tuhan memilihnya, Saul memiliki
banyak kualitas hebat pada dirinya, kualitas yang membuatnya menjadi seorang
raja, namun seiring berjalannya waktu, dia menjadi seorang raja yang memiliki banyak masalah.
Dia sangat arogan, pencemburu, paranoid, mudah
mengalami perubahan suasana hati, dia punya kegiatannya tersendiri, dan bahkan
digambarkan di dalam tv kalau dirinya sedang berjuang untuk mendisiplinkan
dirinya di bidang makanan.Saul adalah orang yang senang bertindak tanpa
berpikir terlebih dahulu. Ketika dia merasa ada sesuatu hal yang terlalu lama, tanpa pikir panjang ia memutuskan ikut terjun dalam situasi tersebut.
Orang Filistin datang untuk berperang melawan
Israel dan orang-orang Israel sangat ketakutan. Saul menunggu Nabi Samuel
datang untuk mempersembahkan korban bakaran dan meminta bantuan Allah sebelum
terlibat dalam pertempuran. Tetapi setelah tujuh hari lamanya, Nabi Samuel masih belum tiba.
Melihat banyak korban yang berjatuhan membuat
Saul tidak sabar dan kembali mengumpulkan semua pasukannya untuk berperang dan
melakukan korban bakaran itu sendiri. Setelah dirinya menyelesaikan korban
bakaran, Samuel tiba. Saul mengemukakan alasan atas tindakannya, tetapi sudah terlambat. Saat itu juga kerajaan Saul mulai runtuh.
Bukannya belajar dari kesalahan, Saul justru
mengulang kesalahannya saat mulai berindak atas pengertiannya sendiri tentang
apa yang dikatakan oleh Nabi Samuel. Pada saat itu, perkataan seorang nabi sama
seperti perkataan Tuhan. Jadi ketika nabi berkata kalau Tuhan menginginkan Saul
untuk menghancurkan Amalek, termasuk anak-anak, wanita dan ternak, meski terdengar tidak manusiawi, itu adalah perkataan Tuhan.
Tetapi, di medan perang, Saul membuat keputusan
berdasarkan pengertiannya sendiri tentang apa yang dikatakan Tuhan. Ia memutuskan
untuk tidak membunuh Raja Amalek atau membantai ternak terbaik. Setelah
pertempuran berakhir, Saul tidak memuji nama Tuhan atas kemenangannya. Justru
sebaliknya, Saul membangun sebuah monumen untuk kehormatan dirinya sendiri.
Dari sini, Saul telah membuat keputusan berdasarkan interpretasi dan egonya tersendiri.
Saul bukanlah orang pertama yang berbuat
kesalahan yang dengan pengertiannya mulai bertindak tanpa Tuhan. Kita bisa
mencontoh saat Hawa dengan segala pengertiannya mulai mempengaruhi keputusan
yang hendak diambilnya. Hal ini merupakan cara kita mengabaikan otoritas Tuhan yang ada di dalam hidup kita dengan sikap yang tidak taat.
Ada banyak karakter dalam Alkitab yang sama
seperti Saul dan kesalahannya; ketika dirinya bertindak sesuai dengan pengertiannya sendiri, bukan sesuai dengan apa yang Tuhan inginkan.
1 Samuel 15:10-11, "Lalu datanglah firman
TUHAN kepada Samuel, demikian: "Aku menyesal, karena Aku telah menjadikan
Saul raja, sebab ia telah berbalik daripada Aku dan tidak melaksanakan
firman-Ku." Maka sakit hatilah Samuel dan ia berseru-seru kepada TUHAN semalam-malaman."
Tuhan juga mengatakan hal yang sama seperti ini pada jaman Nuh mengenai anak-anak Israel.
Sekarang, kita masih menolak suara Tuhan. Kita
tidak lagi bergantung kepadanya dan mulai mengandalkan pengertian kita untuk
mengambil banyak keputusan yang dihadapkan pada kita.
Dalam mendengarkan suara Tuhan, kita harus melawan keinginan pribadi, ego, dan pengertian diri kita sendiri. Kemudian, andalkan Tuhan dalam setiap langkah sebab itulah kekuatan yang telah Tuhan berikan dalam kehidupan kita.
Hak cipta 2016 oleh Candy Arrington. Digunakan dengan izin.