Perempuan Pembawa Damai
Kalangan Sendiri

Perempuan Pembawa Damai

Lestari99 Official Writer
      8635
Amsal 14:1
Perempuan yang bijak mendirikan rumahnya, tetapi yang bodoh meruntuhkannya dengan tangannya sendiri.

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 109; Lukas 21; Hakim-Hakim 5-6

Sebuah filosofi China mengatakan bahwa sebuah rumah akan merasakan kedamaian jika di dalam rumah itu terdapat seorang perempuan. Mungkin itu pula yang menyebabkan dalam bahasa Mandarin, kata “an” yang berarti damai, sejahtera, terdiri dari dua bagian yaitu atap dan perempuan.

Alkitab mengisahkan tentang Abigail, seorang perempuan yang bijak. Sekalipun ia menikah dengan seorang yang kasar dan jahat, namun Abigail tidak terpengaruh oleh karakter buruk tersebut dan tetap menjaga hatinya. Pada waktunya, kebijaksanaannya terbukti tidak hanya menyelamatkan nyawanya sendiri tetapi juga seluruh isi rumahnya. Abigail mampu membawa damai bagi seisi rumahnya sekalipun ia berada dalam kondisi yang sulit.

Dengan merenungkan kata “an” di atas, kita dapat sejenak merenungkan apakah kita telah ‘membangun’ rumah kita dengan membawa kedamaian atau justru malah meruntuhkannya dengan tangan kita sendiri? Dengan cara apa kita membangun atau meruntuhkan rumah kita? Salah satunya adalah lewat perkataan.

Setiap kita dapat membangun dan menguatkan orang dengan mengucapkan kata-kata yang baik, dengan memberikan pujian yang tulus serta melalui ayat-ayat Firman Tuhan. Namun kita juga dapat menjatuhkan banyak orang melalui gosip, keluhan, omelan, serta pernyataan-pernyataan yang negatif.

Meskipun kita sedang berada di dalam kondisi yang sulit, sama seperti Abigail, kita tak perlu menjadikannya alasan untuk mengeluarkan kata-kata yang meruntuhkan. Justru dalam kondisi sulitlah peran seorang perempuan sebagai pembawa damai sangat dibutuhkan.

Perkataan positif dapat memunculkan potensi tersembunyi yang tersimpan dalam diri seseorang sedangkan perkataan negatif membunuhnya.

Ikuti Kami