Pengorbanan Tanpa Penghargaan
Kalangan Sendiri

Pengorbanan Tanpa Penghargaan

Lestari99 Official Writer
      5650
1 Yohanes 3:9
Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbua dosa, karena ia lahir dari Allah.

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 95; Lukas 7; Yosua 1-2

Tak ada yang dapat mengerti apa yang dilakukan Yesus malam itu. Tanpa perlawanan, Yesus rela digelandang ke penjara dan dipermalukan di depan umum bak penjahat kelas kakap. Dalam situasi genting itu, murid-murid yang seharusnya menjadi teman dan saudara dalam masa-masa tersulit itu justru lari kocar-kacir tak tentu rimbanya, menghindar dari kemungkinan jerat hukum. Detik-detik akhir dari masa kehidupan Yesus di dunia digambarkan dengan sangat apik dalam film Passion of the Christ, film yang sering diputar menjelang dan selama masa Paskah.

Masih teringat dengan jelas ketika pertama kali berkesempatan menonton film tersebut, air mata deras mengalir membasahi pipi. Tak habis pikir membayangkan penderitaan hebat yang ditanggung Yesus DEMI saya, dan Anda juga tentunya. Sungguh tak dapat diterima oleh akal manusia bagaimana Yesus rela ‘dihancurkan’ sedemikian rupa demi menanggung dosa manusia.

Tak ada yang dapat menyangkal pengorbanan yang Yesus lakukan bagi hidup setiap kita. Namun saat ini saya ajak Anda untuk merefleksikan hidup yang Anda jalani saat ini. Seberapa banyak dari kita, umat tebusan Allah, hidup sungguh-sungguh dalam kebenaran Firman Tuhan? Masa Paskah menjadi masa bagi setiap kita untuk merenungkan pengorbanan Yesus. Namun berapa banyak dari kita yang menyadari bahwa hari-hari hidup kita justru tidak menghargai pengorbanan Yesus di kayu salib?

Setiap kita menyadari bahwa Yesus mengorbankan dirinya di kayu salib demi menebus dosa kita. Namun banyak dari kita yang menyebut dirinya Kristen, pengikut Kristus, justru berteman dan bergaul karib dengan dosa. Dosa menjadi suatu hal yang biasa, suatu hal yang lazim untuk dilakukan di zaman edan ini dan ironisnya tak sedikit dari kita yang justru jadi bagian di dalamnya.

Saya tercenung ketika menyadari kebenaran ini. Yesus mati di kayu salib demi menebus dosa saya, tapi dengan ‘santainya’ saya hidup dalam dosa. Bahkan sebuah KEBENARAN bahwa kita sanggup hidup TANPA dosa menjadi suatu hal yang mustahil dan tak mungkin dicapai kecuali oleh Yesus sendiri.

Apakah hidup satu detik bersih dari dosa adalah suatu hal yang mustahil? Bagaimana dengan satu menit, satu jam, bahkan satu hari. Apakah mustahil untuk melaluinya bersih dari dosa? Jawabannya tidak.

Hidup dalam ketaatan pada kebenaran Firman membawa kita pada perubahan karakter yang semakin serupa dengan Kristus. Suatu hal yang tentu saja tidak terjadi secara instan namun membutuhkan proses. Kuncinya hanya satu, jalani detik demi detik dalam hidup Anda dalam ketaatan akan Firman maka yakinlah, pengorbanan Yesus di kayu salib bagi Anda dan saya tidak berakhir dengan sia-sia.

Saat Anda hidup dalam ketaatan akan kebenaran Firman, Anda sedang memberikan penghormatan tertinggi terhadap pengorbanan Yesus di kayu salib.

Ikuti Kami