Kejadian 22: 16-18
Kata-Nya: "Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri--demikianlah firman TUHAN--:Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku, maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya. Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau mendengarkan firman-Ku."
Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 88; Lukas 9; Yeremia 13, 22
Tahukah Anda bahwa keinginan yang muncul dalam hati Anda terkadang merupakan cara Tuhan menaruh sebuah visi dalam hidup Anda. Walaupun sepertinya keinginan tersebut sepertinya tidak berkaitan dengan panggilan kita, namun dalam perjalanan menuju penggenapan, maka kita akan menemukan bagaimana Tuhan menjalin semua itu menjadi sebuah kesatuan untuk menggenapi rencana-Nya dalam hidup Anda.
Namun dalam perjalanan menuju penggenapan janji atau visi itu, ada suatu saat dimana Anda mengalami seperti pengalaman Abraham. Saat Abraham sedang bersukacita dan menikmati waktunya bersama Ishak sang “anak perjanjian”, tiba-tiba Tuhan meminta agar anak tersebut dikorbankan dihadapan-Nya.
Bagaimana jika Anda menjadi Abraham? Mungkin Anda akan berkata, “Kok, Tuhan tega sekali sih.. Mengapa sesuatu yang sudah Dia berikan kok diminta lagi?” Namun tidak demikian dengan respon Abraham. Dia tidak mempertanyakan perintah Tuhan, karena dia percaya sepenuhnya kepada Tuhan. Tanpa banyak alasan, dia menuju bukit pengorbanan itu.
Tuhan disenangkan dengan respon Abraham. Yang Tuhan minta dari Abraham sebenarnya bukanlah Ishak, namun hati Abraham. Tuhan menguji hatinya, apakah hati Abraham masih milik Tuhan atau milik Ishak. Tetapi Tuhan menemukan bahwa hati Abraham masih tetap tertuju padanya dan tidak teralihkan sekalipun ia dilimpahi dengan berkat yang melimpah. Bagaimana dengan Anda, masihkah hati Anda tertuju pada Tuhan?
Tuhan tidak menginginkan Ishak Anda, Tuhan menginginkan hati Anda. ~ Ps. Indri Gautama