Ayat Renungan: Amsal 16: 11 – “Timbangan dan neraca yang betul adalah kepunyaan TUHAN, segala batu timbangan di dalam pundi-pundi adalah buatan-Nya.”
Bayangkan sebuah perusahaan minyak goreng yang memproduksi 100.000 galon minyak per bulan. Perusahaan ini menjual minyak dalam kemasan 1 kilogram, tetapi di setiap kemasan, mereka mengurangi takaran sebanyak 70 ml. Meskipun pengurangan ini terlihat kecil, jika diakumulasikan, perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang signifikan. Selama pembeli tidak menyadari kecurangan ini, perusahaan akan terus meraup keuntungan. Namun, bagaimana jika pembeli menyadari kecurangan ini? Kepercayaan akan hilang, reputasi perusahaan akan hancur dan pelanggan yang merasa ditipu tidak akan kembali lagi.
Cerita di atas membawa kita pada sebuah perenungan mendalam tentang kejujuran dari sudut pandang Firman Tuhan. Amsal 16: 11 dengan jelas menyatakan, “Timbangan dan neraca yang betul adalah kepunyaan TUHAN, segala batu timbangan di dalam pundi-pundi adalah buatan-Nya.” Tuhan, yang memiliki “timbangan dan neraca yang betul”, melihat setiap tindakan kita, bahkan yang tersembunyi sekalipun.
Bukan hanya dalam konteks berbisnis, dalam pekerjaan sehari-hari, kita juga bisa tergoda untuk berlaku curang. Kita bisa mengambil barang kantor yang kita pikir hanyalah sesuatu yang kecil. Atau kita juga bisa melakukannya dengan cara bekerja asal-asalan, memperpanjang waktu istirahat, atau mengulur-ngulur waktu untuk menyelesaikan pekerjaan yang seharusnya bisa segera diselesaikan. Jika kita membaca Firman Tuhan berikut yang berkata, “Hamba-hamba hendaklah taat kepada tuannya dalam segala hal dan berkenan kepada mereka, jangan membantah, jangan curang, tetapi hendaklah selalu tulus dan setia, supaya dengan demikian mereka dalam segala hal memuliakan ajaran Allah, Juruselamat kita.” (Titus 2: 9-10), maka sebagai orang percaya kita pasti tidak akan pernah berniat melakukan tindakan di atas. Setiap tindakan ketidakjujuran, sekecil apapun, mencoreng integritas kita sebagai pekerja dan sebagai pengikut Kristus.
Bahkan dalam kehidupan sehari-hari, kejujuran kita diuji dalam hal sesederhana ketika kita membeli sesuatu dan kembalian yang kita terima ternyata lebih. Apakah kita bersedia mengembalikan kelebihan tersebut?
Integritas dan kejujuran adalah prinsip yang harus kita pegang teguh dalam setiap aspek kehidupan. Tuhan, yang melihat segala sesuatu dengan terang, mengetahui setiap tindakan kita. Seperti yang dikatakan dalam Lukas 8:17, “Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan diketahui dan diumumkan.” Tuhan memberikan kita kesempatan setiap hari untuk hidup sesuai dengan cermin karakter-Nya. Jadi mari menjadi kesaksian yang hidup melalui setiap integritas dan kejujuran kita.
Momen Refleksi:
1. Apakah ada area dalam hidup Anda di mana Anda tergoda untuk melakukan ketidakjujuran, sekecil apa pun?
2. Bagaimana Anda dapat menerapkan prinsip kejujuran dalam hal-hal kecil dalam kehidupan sehari-hari Anda?